Welcome to garut

42 12 3
                                    

    "Jadi gimana dok,  sehha gak kenapa kenapa kan? "  kataku dengan wajah yang cemas.

    " sehha keadaanya baik baik saja, hanya saja tangan sebelah kanan nya harus di perban dan tidak boleh digerakan terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan akan adanya pergeseran tulang yang lebih serius. Dan harus benar benar dibersihkan setiap hari , agar tidak terjadinya infeksi pada luka lenganya. "

    "Apa seha udah bisa dibawa pulang hari ini dok? "

     "Iya sudah boleh. jaga baik baik sahabat kamu itu. Dia adalah sahabat yang baik dan soleh,"Mendengar perkataan dokter aku langsung terheran heran. Bagaimana bisa dokter itu tau kalau sehha adalah sahabat yang soleh."

       "Darimana dokter tau kalo sehha itu soleh ?" Tanya ku dengan wajah yang terheran heran.

    "Kemarin pas dia kesakitan dengan lukanya. Dia hanya mengucapkan istigfar berkali kali. Saya sampai malu dengan nya. Telah  diberikesehatan malah tidak pernah beristigfar kepadanya."

     "Oh. Kalau begituh aku mau ke ruangan sehha dulu ya. Mau ngebarin kabar gembira ini."

    "Oh silahkan silahkan. "

Satu persatu langkahku menelusuri jalan rumah sakit. Banyak pasien pasien kecilakaan yang berlalu lalang disini. Entah kenapa setiap kali ku berada dirumah sakit aku selalu ketakutan. Banyak rasa takut yang bermunculan di sini. Kubuka pintu ruangan sambil berteriak "SEHHA... kamu udah boleh pulang sama dokter sekarang 😂😋😝" tetapi sepi jempling, dan KRik.KriKkk... wajahku langsung memerah setelah melihat wajah seseorang yang tidak ku kenal. Wajahnya sangat asing di benakku. Deg.

    "Kamu siapa? Mana sehha?" Tanyaku dengan nada yang sedikit memekik pelan. 

    " kamu yang siapa . Kamu salah ruangan nih. Liat tuh ini nomor 23," katanya sambil menunjuk nomor kamar. Matakupun melirik kearah yang dituju. Mulutku tersenyum getir. Malu sekali, kemudian aku pun segera meminta maaf dan langsung menutup pintu. Kini badanku melemas , bukan karena sakit. Namun lebih lebih karena malu. Ketika sampai di ruangan seha berada akupun mengecek ulang nomor nya , agar tak terulang kembali kejadian yang tadi kualami.

    "Seh, wa ayo kita pulang. Sehha udah diperbolehkan pulang sama dokter."

    "Allhamdullilah," syukur sehha dan najwa serentak.

                                                                     *****

Najwa sudah pulang ke rumahnya dan kini tinggal aku dan Sehha di kost. Kita berdua sama sama membereskan baju untuk siap siap pulang ke rumah masing masing. Bertemu orangtua sanak saudara dan teman teman lawas. Beberapa menit lagi sehha akan di jemput dengan kedua orangtuanya. Dia adalah anak kesayangan dan anak semata wayang. Maka tidak heran kalau selama ini dia berprilaku baik. Karena kedua orangtuanya memperlakukanya dengan baik.

Tin .. tin..

Kita yang sedaritadi sedang anteng dengan urusan masibg masing pun langsung bertatap wajah. "Itu pasti orang tua seha" kataku dalam hati.

"Aku keluar dulu ya, ortu aku kayaknya sudah jemput deh," katanya dengan antusias.

"Iya. Aku ikut nyambut ya ," tanpa respon apapun akupun langsung berjalan dibelakang sehha.

"Hei sayangku anak mamah. Kasian banget tanganya diperban. Aduh maaf ya mamah gak nengok kamu kemarin. Hei Nurul apakabar ?" Tanyanya dengan nada yang lebay.

"Baik tante. Tante gimana kabarnya?" Tanyaku.

"Baik banget malah. Btw makasih banyak udah mau ngejaga nurul."

Nurul Izatti #GrasindoStoryIncTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang