diselamatkan rijay.

47 1 0
                                    

Aku meninggalkan uks dengan berbagai macam perasaan, mulai dari rasa khawatir terhadap rijay, dan rasa tak enak hati terghadap najwa. Aku bingung harus berbuat apa. Dilema semakin bergejolak dan memuncak. Aku juga tidak mau persahabatan kita putus begitu saja hanya karena cinta.
“ udah lah, gak usah dipikirin. Hidup itu bukan Cuma untuk cinta. Jadi di bawa santai aja,” ucap sehha yang membuyarkan lamunanku.
“Gak bisa sehh, aku udah bener bener suka sama rijay. Aku gak bisa putusin rijay begitu aja,” jawabku dengan putus asa.
“ngerti kok. Ngerti kamu tenang aja. Nanti aku bantu beresin masalah ini. Sekarang mah fokus belajar aja, pokoknya setelah kita masuk kelas kamu harus fokus. Dan bertingkah seolah olah gak ada apa apa oke,” ucap sehha menenangkanku.
“insyaallah seh.”
Aku dan sehha pun masuk ke dalam kelas dan mengcapkan salam dengan begitu tenangnya. Tetapi aku bingung , karena semua teman temanku kini menatap kita berdua dengan tatapan yang begitu sinis.
“Tampangnya aja alim, tapi dalemnya mah sama bae.” Celetuk risa dengan wajah yang menantang.
“ si rijay mau aja berantem demi dia,” sahut farah sambil memainkan bibirnya.
“cantikan juga gue kemana mana kali,” lanjut farah.
“Huuuuhhhhhhh..... huhhhhhh... “ seketika kelas menjadi gaduh dengan keberadaan aku dan sehha kecuali dengan najwa. Ia hanya sesekali menatap kita berdua dengan tatapan tatapan kebencian.
“heh.. diem pada diem, kalo gak ibu kasih tugas lagi nih,” ancam bu mawar. “Nurul, sehha. Kalian duduk!” bentak bu mawar kearah kita berdua.
“Seh,,kita ngerjain apa nih? “

“gak tau, tannya gih ke si raka,” jawab sehha sambil menunjukan seorang raka yang sedang fokus mengerjakan tugasnya. Raka merupakan murid ter pandai di sekolah ku. Ia sering mendapatkan juara umum. Bahkan ia sering mengikuti lomba OSN setiap tahunya. Dibalik kepintaranya ia memiliki sifat yang pendiam dan pemalu. Jadi bisa di bilang culun lah.
“ka.. ka..” panggilku sambil menusuk nusuk punggungnya menggunakan pulpenku.
“Iya?” sahutnya.
“ ngerjain yang mana ya? Gue gak tau nih,” kataku sambil mrmasang wajah mengenaskan.
“oh, disuruh ngerjain paket halaman 70 bagian A sampe C,” jawabnya sambil menunduk.
“ oke makasih raka,” kataku sambil melontarkan senyuman kepada raka.
“iya,” sahut raka sambil membalikan badanya ke depan.
Kemudian sehha pun menaikan alisnya. Pertanda bahwa ia menanyakan apa yang harus kita kerjakan.
“ paket halaman 70 bagian A sampe C,” kataku dengan kencang.
“oke oke,” sahut sehha d3ngan antusias.
Suasana kelas pun menjadi sangat sepi. Tidak ada seorang pun yang berani mengrluarkan suaranya.
Kringg.....kring.....kring....
Bel pulang terdengar sangat jelas. Semua teman temanku sangat antusias menyambutnya. Mungkin karena soal yang diberikan bu mawar terlalu banyak untuk kita kerjaka.
“Yeayy.. buat PR kan bu?” celetuk risa sambil merapihkan bukunya.
“iya, tapi besok buku tulis hasil jawabanya dikumpulin. Gak ada konpromi titik,” jawab bu mawar dengan wajah jutek nya.
“siap.. siap...” jawab serentak farah dan kawan kawan.
“yasudah. Sekarang kalian baca doa dulu!” perintah bu mawar sambil berdiri di depan pintu. Kemudian kita semua pun melaksanakan baca doa dengan hikmat.
“Memberi salam..” ketua kelas rajwa pun memberi aba aba.
“Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatu,” salam pun diucapkan serentak oleh semua murid.
“waallaikumsallam. Yang piket hari ini piket dulu ya hang bersih!” perintah bu mawar sambil menyalimi semua muridnya.
Kebetulan hari ini adalah jadwal piket ku, sehha, raka, rajwa , dan risa. Awalnya aku tidak menghiraukan dengan keberadaan farah disini. Tapi entah kenapa dia mengawasiku terus menerus yang membuat aku risih.
“Solklin habis nih, aku beli dulu ya sehh,” kata sehha sambil menenteng botol kosong tempat soklin tersebut disimpan.
“oh iya, gue disuruh beli pengki sama bu mawar tadi, gue bareng lu ya sehh,” kata rajwa sambil menaikan satu satu alisnya.
“enggak, enggak. Nanti lu modus lagi ke gue,” tolak sehha dengan wajah juteknya.
“pliss,,ya ratu solehah,” mohon rajwa sambil membungkukan badanya.
“heh,lu. Ngak ngak mau titik,” tolak sehha sambil berjalan keluar kelas.
“ tau gue mau bareng lu gimana?” elak rajwa.
“ terserah lu dah. Asal jangan deket deket sama gue. Kalo sampe lu megang sedikitpun kerudung atau tangan gue. Gue gak segan segan ngejerit,” ucap sehha dengan was was.
“OKE. RUL GUE PINJEM SAHABAT LO SEBENTAR,” teriak rajwa.
“IYA. TAPI JANGAN MACEM MACEM LO.”
“Siap lah,” sahut rajwa.
    Suasana kelas pun menjadi lenggang. Hanya tersisa aku, risa, farah dan raka yang sedang membersihkan kaca. Perasaanku semakin lama semakin tak enak rasanya. Superti ada sesuatu yang direncanakan oleh ris dan farah untuk mencelakakan ku.
“Yaallah, selamatkan lah aku dari orang orang jahat disekitarku” batinku berdoa. Benar dugaanku. Farah dan risa mendekatiku dan dia mengamankan tanganku.
“mau ngapain lu? Mau pergi? Gak bisa! Sekarang lu udah gue pegangin,” ancam farah dengan wajah geramnya. Kemudian datang dari sebuah pintu dua orang yaitu regita dan siska. Kemudian mereka menutup pintu.
“raka. Tolong gue.” Pintaku kepada raka yang sedang memebersihkan kaca. Raka pun mendekat kearah ku.
“le__le_ lepasin nurul,” kata raka dengan gagap. Dengan sifat pendiam nya ia tidak memiliki  mental untuk melawan farah and the geng.
“Diem gak lu. Atau lu gue gampar,” ancam siska sambil menaikan tanganya.
“Iyaa.. iya..ampun,” kemudian raka menangis dipojok kelas. Sekarang tidak adala lagi orang yang bisa melindungiku. Karena sehha dan rajwa pergi dan mungkin masih sangat lama untuk bisa kembali lagi ke kelas. Aku hanya bisa beserah diri kepada allah. Dan mengharap ada seseorang yang bisa menolongku.
“heh. Jangan so kecantikan deh lo. Gue udah tau, lo pura pura jadi cewek solehah biar banyak cowok yang suka sama lo gitu?jawab woy!” bentak regita.
“enggak. Aku gak pernah berniat kayak gituh re,” belaku dengan wajah yang mungkin sekarang tampak pucat.
BRAKKK. Siska menghentakkan meja, membuat aku kaget tak terkira.
“lo tau gak? Si rijay itu mantan gue. Apa karena lo rijay mutusin gue?” tanya siska.
“demi allah. Aku gak tau kalo rijay itu mantan kamu,” jawabku lirih.
“jangan bohong lo!” bentak risa.
“Dah lah. Kita kasih pelajaran aja dia,” ucap farah tanpa ampun.
“Buka aja kerudung nya. Biar gak belaga so alim lagi,” ucap siska.
Kemudian terdengar langkah kaki yang berlarian. Ya. Itu adalah rijay dan  riyan. Suara dobrakan pintu itu terdengar berkali kali, namun pintu tidak bisa dibuka. Kemudian rijay mengintip dari jendela.
“Rulll.. lu tenang aja. Bakal gue bukain,” teriak rijay.
“SATU,, DUA,, TIGA,,”
Brakkk. Pintu pun berhasil dibuka. Refleks tangan risa dan farah melepaskanku. Kini aku sudah tidak dapat membendung air mataku.akupun terduduk disebuah kursi dengan lemas. Karena kalau tidak ada rijay dan riyan, mungkin kerudung ku sudah dibuka oleh siska.
“Lu ngapain pacar gue? Ngaku lu !” bentak rijay.
“Sabar jay.. sabar...” ucap riyan menenangkan rijay.
“gue gak bisa sabar. Karena nih bocah udah mau nyelakain pacar gue, minta maaf gak lu!” bentak rijay dengan nada yang lebih keras.
“gak mau. Dia yang salah. Gara gara dia kan lu mutusin gue? Jawab!” sahut siska sambil mendorong pundak rijay.
“Dia gak ada sangkut paut nya sama soal itu. Emang lu nya aja yang punya kelakuan gak bener. Meskipun gue nakal gue gak suka cewek yang punya sifat kaya lo! Jelas gak?” jelas rijay sambil menatap tajam siska.
“gue tetep gak mau minta maaf.” Jawab siska.
“kalo gak mau minta maaf gue harap lo pergi sekarang!” bentak rijay dengan wajah geramnya. Kemudian farah, risa, siska, dan regita pun pergi dari kelas dengan wajah yang memelas dan kesal. Sementara aku hanya bisa terduduk dan menangis.
Rijay pun duduk di bangku sebelahku dan menatapku dengan iba. Ia ingin mengelus kepalaku. Namun tidak jadi, ia masih menjaga diriku sepenuhnya.
“beb. Udah dong jangan nangis lagi. Kan mereka udah aku usir,” ucap rijay menenangkanku. Sedangkan riyan sedang menenangkan raka yang juga menangis sepertiku.
“ini semua gara gara aku, kamu jadi gak disukain banyak orang. Jadi aku minta maaf ya. “ ucap rijay sambil menjulurkan tanganya. Namun aku hanya merespon dengan anggukan.
“ apa kita putus aja ya. Jay,” seketika aku mengeluarkan kata kata yang dari dulu sempat aku tahan.
“jangan dong beb. Aku bakal ngelindungin kamu kok. Kamu tenang aja,”ucap rijay dengan wajah yang memelas.
“iya. Walaupun dia nakal tapi dia tuh setia rull,” ucap riyanmeyakinkan.
“Terserah lu dah,” jawabku dengan pasrah.akupun beranjak dari tempat duduk dan kembali mengambil sapu untuk melankutkan piketku.
“Nah gitu dong. Senyum,,dong. Aku mau liat.” Suruhnya kepadaku.dan akupun tersenyum dengam begitu iklasnya.
“ishhh.. manis banget pacar ku. Jadi makin suka deh,” akupun kembali dengan wajah uang biasa saja.
“Hih..,” kataku sambil menyapu.
“cieee.. yang lagi pacaran,” ledek riyan.
“Diem lu, nanti si nurul mau mutusin gue lagi dah,” canda rijay.
“Hehehe.”
“ketawa lagi. Ke luar yuk beb.” Ajak rijay.
“ini aku lagi nyapu lah. Kalo gak piket kan denda,”
“Ayok , tenang aja masalah denda mah biar gue yang tanggung. Raka juga, kalo mau pulang pulang aja. Nanti dendanya gue bayarin.”
“be__ner nih?” tanya raka dengan lugu.
“iya lah boy. Lu jangan pemalu pemalu amat sih?!” celetuk riyan. Raka pun hanya terdiam dengan raut wajah yang ketakutan. Mungkin karena ia sedang berhadapan dengan dua orang bad boy sekolah kita, sehingga ia masih belum terbiasa berbicang dengan keduanya.
“canda.. canda, santai aja ama kita mah,” lanjut riyan.
“eh. Iya.. kan pulang sekolah aku dan sehha disuruh ngumpul di masjid, jay gue duluan ya.” Kataku sambil meninggalkan rijay.
“Eh.. eh. Ikut,” kata rijay.
“Gue juga dong,, jay,” ucap riyan.
“Ayok...”
Akupun tidak menghiraukan mereka berdua. Dan tetap berjalan dengan langkah cepat. Setelah sampai di masjid, semuanya telah berkumpul, termasuk disana ada pak herman, rajwa dan sehha.
“ASSALAMUALAIKUM!” salam rijay dengan nada kencang membuat semuanya tertuju pada kita.
“Waallaikumsallam,” jawab mereka serentak. Akupun segera duduk disamping sehha.
“sehh kok kamu gak samper aku dulu sih dikelas?” bisikku pada sehha.
“sorry , tadi pak herman langsung nyuruh aku kumpul, eh kamu kok gak kasih tau aku sih mau bawa pacar kamu,” tanya balik sehha yang membuat aku malu.

#4444 akhirnya updat juga. Jangan lupa vote and komen ya. Maaf tulisanya kurang rapih.
TitaniaArzety23.. makasih dah mau jadi sahaba yang baik..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nurul Izatti #GrasindoStoryIncTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang