.
.
©Lipzs48
..
.
Junkook sedikit berlari saat mendengar bel rumahnya berbunyi, berteriak ‘Aku datang’ saat berada di tangga.
Namun tubuhnya hampir jatuh terduduk saat pintu terbuka lebar—menampakkan sosok tinggi di hadapannya.
Sosok yang ia rindukan.
Kim Seokjin datang padanya.
Melihat mata sendu itu. Dan tubuhnya terseret menuju pelukan hangatnya, ia menangis dan meraung tatkala Seokjin uterus menerus mengucapkan permintaan maafnya.Jungkook lemah dengan segala hal tentang Seokjin.
Dirinya terlalu mencintai sosok itu hingga seperti orang tolol yang melupakan bahwa dirinya sudah di curangi saat malam itu.
Kakinya gemetar hingga pangkal terbawah dengan wajah yang memerah.
Saat alasan dirinya meraung kesetanan di apartemennya; namun inilah Jungkook, sifat tidak tega yang Ibunya warisi dalam tubuhnya adalah satu dari sekian hal yang tidak bisa ia hilangkan begitu saja.
Mereka menangis dalam pelukan tepat di daun pintu, mengucapkan berbagai hal tentang kerinduan masing-masing, juga betapa mereka menyesal telah menjauh satu sama lain.
Namun guncangan di lengannya membangunkannya,
Dirinya bermimpi—tepat saat ia membuka mata dan menemukan Taehyung dan Max yang menatapnya khawatir, maka Jungkook bangkit dari kasurnya.
Memeluk Max erat dengan tangisan yang keras; menyerukan nama kekasih nya yang singgah dalam mimpinya dan menjadikannya luluh walau hanya dengan pelukan dan obralan kata rindu.
Dirinya luluh akibat mimpi.
“Itu hanya mimpi” Max membelai rambutnya, mencoba menenagkannya kembali, dirinya tidak sampai hati untuk bertanya sejauh apa mimpi itu merayunya.
Namun Jungkook tersedak nafasnya saat Max di tarik menjauh oleh Taehyung, menampakkan wajah kacaunya di hadapan dua pria itu; mata, hidung, juga pipi yang memerah—cepat-cepat menutup wajahnya dengan kedua tangannya, menghalangi Taehyung yang menatapnya kesal.
“Cengeng sekali kau, Kook” ejek Taehyung.
Max ikut terdiam saat suara berat Taehyung menggema dalam kamar Jungkook, membuat sosok yang menangis menjadi meringkuk memeluk lututnya.
“Kau tidak tahu apapun” ujarnya pelan, namun Taehyung duduk tepat di hadapan Jungkook—menarik tangan yang menutupi wajahnya dengan satu sentakan.
“Jungkook yang keluarga kami kenal itu tidak mudah menangis hanya karna mimpi tengah malam. Kau ini kenapa?”
Jari panjangnya menyeka liquid bening yang mengalir di sudut mata Jungkook dengan perlahan, menyentuh pipinya dengan sangat hati-hati, tidak ada yang bersuara dalam ruangan redup itu.
Max menyentuh tangan dingin milik Jungkook, mengeggamnya erat seakan menyeruakkan semangat untuknya, “Kau terbangun. Semua baik-baik saja” dan Jungkook mengagguk.
Tidak ada yang menyangka bahwa Taehyung yang memiliki insting saat tengah malamnya bergegas menghampiri rumah Jungkook bersama dengan Max, ia memiliki kunci belakang ganda dan mengendap menuju kamar Jungkook yang berada tepat di sebelah kamar milik Yoongi.
KAMU SEDANG MEMBACA
VETE A CASA || ₜₐₑₖₒₒₖ
FanfictionKarena Taehyung hanya ingin satu; Jungkook tahu apa arti PULANG yang sebenarnya. [TaeKook!] boyXboy Yaoi