◾Heart to Heart◾

337 53 7
                                    

.

.

.

©Liz

.

.
Vote? Reply?

.

.

Yoongi masih memperhatikan artisnya yang tetap tidak bergeming saat petir menggelegar ke tiga kalinya.

Malam ini hujan deras disertai gemuruh petir, tumben sekali.

Perihal Jungkook, dirinya masih mematung di ruang tengah, duduk santai memeluk lututnya memperhatikan api penghangat ruangan yang menyala.

"Kook, mau susu atau coklat? "

Yoongi menepuk bahunya, sedikit terkejut namun ia mengagguk, 

"Coklat saja"

Mengerti, Yoongi berjalan menuju dapur, namun saat disana ia mendengar suara ketukan dari luar pintu belakang.

"siapa disana?" Yoongi mendekat.

"dua bersaudara"

Yoongi tersenyum mendengarnya. Benar, siapa lagi yang akan datang malam-malam seperti ini selain maling?

"Astaga kalian tidak memakai payung?"

Max menerobos masuk, mencari handuk kecil yang bergantung di jemuran kecil pada ujung dapur.

"Ini hanya hujan, bukan meteor. Jadi tidak perlu payung" cengir Taehyung.



"Dasar bodoh"

Suara asing terdengar dari sisi lain dapur, Jungkook disana—mengintip tiga orang yang berdiri disana.

"Oh, hi cookie"

Jungkook melambaikan tangannya pelan pada Max, sweater panjangnya menutupi ruas jarinya yang panjang.

"Max dan aku hanya ingin mengecek kebocoran di teras depan—ah, apa itu masih bocor?"

Yoongi menatap Jungkook, "Apa iya?"

Dan di jawab gelengan oleh Jungkook. Ia sempat ingin duduk di teras saat hujan, namun karena semakin deras air nya menyiprat jauh ke dalam. Dan tidak ada kebocoran ia rasa.

Jungkook ikut mengekori Max yang berjalan memastikan bagian depan terasnya, dan perkataan Jungkook benar. Tidak ada rembesan air di langit-langit. Berterimakasihlah pada keluarga Max.

"Kau belum tidur?"

Ada pelukan hangat yang ia rasakan dari arah belakang, lengan panjang itu menekan Jungkook kedalamnya.

"Taehyung, kau... dingin?"

Wajah itu disembunyikan dalan perpotongan tengkuk Jungkook, terasa geli saat nafas itu membentur rambut-rambut kecil di dekar telinganya.

"Dingin, ingin peluk Jungkook terus. Sweater nya hangat"

Jungkook tersenyum, membalikkan tubuhnya sehingga berpapasan dengan hidung Taehyung.
“Menginap?”

Taaehyung mengagguk semangat, mengusak rambut adiknya yang menggemaskan, “Dengan senang hati”

.

.

.

.

Jungkook masih sibuk dengan beberapa novelnya, sehingga Taehyung terus mengganggunya dengan menggelitiki telapak kakinya. Mereka berada di kamar Jungkook, dan Taehyung menepati perkataannya soal menginap malam ini.

VETE A CASA || ₜₐₑₖₒₒₖTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang