6. Pulang

26 5 0
                                    

"gak mau bodo amat zoya gak mau. Anterin Zoya  pulang dulu bodo"

"Zoy, Abang beneran gak bisa Zoy, sueerr dah"

Zoya saat ini sedang ada di parkiran sekolah bersama Rizal, Zoya pikir Rizal ingin menjemputnya seperti biasa. Tapi apa-apaan ini ternyata Rizal datang hanya untuk memberi tahunya kalau Rizal tidak bisa mengantar Zoya pulang

"Terus kenapa abang kesini kalo gak bisa anterin Zoya pulang?"

"Gue harus ke kampus ada yang harus gue kerjain mendadak. Nah kan kampus gue ngelewatin sekolah Lo, yaudah gue bilang dulu sama Lo"

"Terus gue pulang sama siapa?"

Sebenarnya Rizal juga cukup bingung, Rizal tidak mungkin menyuruh Zoya naik angkot karena kaki Zoya juga sedang tidak memungkinkan

"Permisi, butuh jasa pengantar?" Dareen tiba-tiba datang dari belakang Zoya dan Rizal. Zoya dan Rizal sama-sama kagetnya juga dengan kedatangan Dareen

"Haduuuh si Curut lagi" batin Zoya

"Lo siapa?" Tanya Rizal mengintimidasi Dareen lewat tatapannya

"Kenalin gue Dareen Dirgantara siswa terkeren di SMA Bina Bangsa. Jadi butuh jasa pengantar? Gue siap nganterin Zoya pulang dengan selamat"

Rizal dan Zoya sama-samaenatap Dareen dengan tatapan tidak percayanya

"Apa yang bisa gue percaya dari Lo, kalo Lo bakalan anterin Ade gue dengan selamat"

"Hah? Enggak enggak gue gak mau pulang sama Dareen bang, gak ada yang bisa di percaya dari Dareen" Zoya menolak keras jika harus pulang bersama Dareen

"Gue janji bang bakal anterin Zoya pulang dengan selamat. Lagian ini bukan kali pertama kok gue nganterin Zoya pulang"

"Maksud Lo?" Tanya Rizal

"Ya, sebelumnya gue juga pernah nganterin Zoya pulang"

Entahlah menurut Rizal Dareen bisa di percaya, lagian Rizal sudah sangat tidak punya pilihan lagi, Rizal harus segera berangkat ke kampusnya

"Oke gue titip adek gue sama Lo, dan Lo jaga adek gue baik-baik"

Zoya melongo mendengar keputusan sepihak dari abang nya " yah bang masa sama Dareen si?" Zoya memasang wajah melasnya

"Udahlah Zoy, Lo pulang sama Dareen oke? Gue buru-buru"

Rizal memberikan helm pada Zoya, lalu zoya memakai helm tersebut dengan gerakan males-malesan. Zoya kini sudah duduk di motor Dareen

"Pokoknya kalo Dareen macem-macem sama Lo, Lo tonjok aja, Lo kan anak taekwondo. Gue duluan"

Motor Dareen membelah jalanan kota Jakarta dengan kecepatan sedang, tidak ada obrolan di antara mereka. Hanya kebisingan jalan yang memecah keheningan diantara mereka

Dareen sudah hapal jalan ke rumah Zoya hanya dengan satu kali mengantar Zoya pulang. Motor Dareen melambat saat sudah sampai di depan rumah Zoya

Saat Zoya sedang turun dari motor Dareen, Wina datang dari arah belakang mereka

"Loh? Zoya sama siapa?" Bersamaan dengan ucapan Wina sontak Dareen dan Zoya menengok ke belakang

Waduh gawat, Wina bertemu Dareen bisa-bisa Wina mengajak Dareen masuk

Zoya menyalami tangan Wina diikuti dengan Dareen yang juga menyalami tangan Wina

"Ini siapa Zoy? Yang waktu itu nganterin Zoya kan?"

"Bukan siapa-siapa kok Ma"

"Dareen tante" ucap Dareen dengan senyum kikuk nya

"Oh namanya Dareen? Kasep pisan, masuk dulu atuh yu?"

DAREENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang