Selamat membaca, jangan lupa, vote dan komen.
Hari ini adalah hari yang cukup menegangkan bagi Nara, sejak semalam ia sudah memikirkan matang-matang tentang permintaan Lisa yang membuatnya tak bisa tidur.
Setelah membersihkan dirinya dan memakai pakaian yang nyaman, ia pun mengetuk pintu kamar dimana mamanya berada.
"Bun?" Nara mengetuk pintu berulang kali sebelum mendengar suara dari dalam.
"Kenapa?" Lisa tanpa menoleh sedikitpun.
Nara berjalan menghampiri dan mengembuskan napasnya pelan, "Kita nggak jadi ketemu calon mantu Bunda?"
"Bukannya kamu nggak mau?" Lisa bertanya sembari menyisir rambut.
"Hhmmm... Iya." Nara berkata sembari meraih sisir dilengan Lisa dan menyisiri rambut sang mama.
"Engga terpaksa?" Lisa menatap wajah Nara dari kaca.
Nara tersenyum menatap Lisa dari kaca, "Aku yang milih baju, ya, buat Mama?" Nara pun membuka lemari dan memilih baju yang pas untuk Lisa.
Setelah selesai berpakaian dan melukis diwajah Lisa dengan alat make-up miliknya, mereka pun berangkat bersama.
Dan untuk pertama kalinya, Nara membawa kembali mobil setelah sekian lama menidurinya di basement apartemen.
Jalanan ibu kota pagi ini cukup lenggang untuk mereka lewati, seolah Tuhan menyetujui mereka bertemu hari ini.
"Kita ketemu dimana sih, Ma?" Nara membunyikan klakson ketika ada pengendara motor mendahului jalannya.
"Di kafe coffee." Lisa melihat layar ponselnya yang menunjukan percakapannya dan calon besan.
Dengan penuh perjuangan akhirnya mereka sampai diparkiran kafe. Kafe yang hanya menyediakan menu sarapan.
Setelah pelayan membawa mereka ke meja yang sudah di pesan dan memberikan dua menu kehadapan mereka, pelayan itu pun undur diri.
"Ma, kita langsung pesen apa gimana?" tanya Nara setengah berbisik.
"Nggak usah," jawabnya, Nara cukup tahu maksud jawaban dari sang mama. Ia selalu melarang keluarganya memesan apapun ketika tamu belum datang.
"Oh, okay." Nara menjawab dan menutup buku menu di tangannya.
Tidak sampai sepuluh menit, beberapa pelayan sudah datang membawa beberapa makanan yang cukup menggiyurkan.
Aroma kopi membuat Nara tergoda untuk mencobanya. Ia tahu bahwa kafe ini selalu menyediakan kopi terbaik dan terkenal se-Jakarta.
Lisa hanya menatap sang anak sembari menggelengkan kepala pelan. Sudah tahu bahwa anak gadisnya selalu meminum kopi setiap pagi.
"Yeay!, pasta." Nara hanya menyeringai ketika mendapat pukulan di lengannya.
Pasta dan kopi adalah menu favorit gadis ini.
Setelah Nara mengatakan terima kasih kepada pelayan, ia pun menanyakan siapa yang memesan semua ini.
"Calon mantu," jawab Lisa. Nara memutar bola matanya, bahkan ia belum menerima lelaki itu.
"Ara enggak bilang mau nikah sama dia lho, Bun," celetuk Nara, wanita ini menatap ibunya yang tengah asyik memainkan ponselnya.
Benar, kan, Lisa enggak bilang kalau dia nerima. Ia cuma enggak bisa menolak permintaan ibunya semalam.
"Kenalan dulu aja," jawab Lisa tersenyum, Nara ikut tersenyum. Setidaknya wanita paruh baya ini tidak menuntutnya untuk menerima.
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you! [New Version]
ChickLitSetelah sekian lama berperang dengan rasa rindu dan penyakitnya, Aska kembali muncul dengan harapan baru. Harapan bagi keberlangsungan hidupnya. Harapan bertemu dan bersatu dengan pemilik hatinya, seorang gadis yang saat ini menjadi salah satu mahas...