Misi

83 8 1
                                    

Kebahagiaan yang tak terlupakan akan menjadi kenangan indah tetapi beda halnya dengan kejadian sedih yang terus menghujam akan menjadi belibah besi yang sangat menusuk hati

****
Hari itu sangat berarti bagi nie, semua terukir kala itu, dan tak akan bisa nie lupakan
Kejadian kejadian yang sangat pahit dan terus menembus membayang bayang dikepalanya, kejadian kejadian yang selalu mengingatkanya pada seseorang yang telah masuk dengan mudah kehati nie dan hampir menghancurkan benteng beton nie yang sangat kuat
****

Tengah hari cerah selagi tuan arsthleo dan nie menikmati ice cream di restoran favorit nie, nie hanya menjilat sedikit ice cream dan memesan semangkuk ice besar lagi walaupun hanya sedikit di makan
" Nie, kenapa kau tidak menghabiskan ice creammu? "
Nie yang sedang mengaduk aduk ice ceram yang sudah meleleh mendongak dan hanya memberikan sebuah senyuman tipis
" jika kau sudah siap, kita sekarang akan pulang untuk berkemas "
Ayahnya mengelus lembut pucuk kepala nie
" sekarang? "
Tanya nie dan langsung merapikan sweaternya
Saat tuan arsth ingin berdiri sebuah tangan langsung menariknya
" ayah, kumohon sebentar lagi...!, aku ingin bertanya sesuatu "
Tuan arsth langsung duduk kembali dan merapikan jasnya
" ayah, nie ingin tanya?, kenapa ayah tidak menikah lagi?, tidak mencari ibu?, dimana ibu ime...dimana? "
Nie langsung menutup kepalanya di pelukan ayahnya
" maafkan ayah "
" Ayah tidak bersalah, maafkan nie..., nie bertanya itu lagi sekarang "
" Ayo kita pulang nie, kita akan berangkat besok ke sekolahmu "
" Ayah sekali lagi maafkan nie "
Tuan arsth dan nie menuju sepeda yang sedari tadi sudah berubah menjadi sebuah mobil
****
Di mobil Nie dan ayahnya tidak berbicara dan nie sangat sedih dengan hal itu
" ayah apakah ayah tidak mau melihat nie tersenyum "
Nie melebarkan senyuman kearah ayahnya sembari sambil menghibur ayahnya dari suasana canggung
" oh... Ayah sangat mau hal itu "
Tuan arsth menanggapi gadisnya dengan sangat semangat karena tak mau hal buruk memenuhi akal pikiran nie
" oh kalau begitu nanti malam ayah harus membuatkan makanan kesukaanku di rumah(rendang), gimana? "
Tantang nie sehingga membuat gelak tawa ayahnya memuncak
" Nie... nie, kenapa harus ayah yang masak, lebih baik biar pamanmu saja yang masak "
Tuan arsth bergaya hebat saat menjawab tantangan dari nie, dan dia yakin anaknya sungguh sangat gembira
Mata hazel nie membulat sempurna saat mendengar pernyataan ayahnya itu, nie bersuara kencang sekali dan bertingkah seperti anak anak
" sungguh...!, terima kasih ayah aku Sayang ayah "
Nie nekat memeluk ayahnya yang sedang menyetir sehingga hampir tertabrak pohon, dan nie yang gembira terus mencium cium pipi ayahnya berulang kali
" nie cukup... sudah cukup, apa akan terus seperti ini? "
Nie terus tersenyum sendiri karena di sangat bahagia
****
Jam telah menunjukkan pukul 07.30
Nie yang terus berdiam diri dikamarnya telah keluar dengan baju hitam tanpa lengan, dengan celana lebar berwarna putih dan rambut panjang ikal coklatnya yang tergerai bebas, dan juga yang paling melengkapi itu
semua yaitu dengan adanya liontin biru yang ia kenakan, nie menunggu ayahnya di ruang tamu
" Ayah...! "
Teriak nie karuan yang sudah tak sabar lagi menunggu, saat nie ingin teriak memanggil ayahnya lagi, tuan arsth sudah menuruni tangga
" Ayah... Waw, ayah waw... "
Wajah tuan arsth memerah sejenak dan tertawa saat mendengar kalimat selanjutnya yang akan dikatakan nie
" Ayah...! Waw, ayahlah pemegang rekor berpakaian terlama sedunia, menurutku "
Tuan arsth hanya tersenyum tipis melihat kelakuan anaknya itu
" Nie kau cantik sekali... Apa kau ingin bertemu dengan...? "
Tuan arsth memperbaiki posisi liontin yang dikenakan nie dan saat itulah
Wajah nie memerah seketika dan sebal dengan perkataan ayahnya itu, tuan arsth mengelus lembut pucuk kepala nie sambil tersenyum, mereka pergi dengan mobil milik tuan arsth yang mewah dan elegan
****
Mobil berhenti di sebuah restoran mewah yang tak asing lagi bagi nie, dan sekarang nie sangat senang karena bisa kemari lagi, seperti biasa mengisi perut kesayangannya dan ada urusan yang perlu diselesaikan nie
" hei... Marc apa kabar, dan ayo masuk"
Tawar seorang lelaki paru baya seumuran dengan ayah nie, ia merangkul pundak tuan arsth dan mempersilakan masuk
Ya, itu adalah adik tuan arsth yaitu paman marles
" paman..., "
Nie yang pada saat ini masih tak tahu malu meloncat dan memeluk pamannya itu dan lagi lagi bertingkah layaknya anak kecil
Mereka masuk dan berbincang di restoran bergenre mewah dengan fasilitas elegan dan canggih itu
" paman aku mau yang itu "
Paksa nie saat makanan pembuka sudah tiba
" tak tahu malu wleeek "
Ejek pemuda lelaki seumuran nie yang tak lain anak pamannya
" Bob... Boby... Woi "
Boby yang tengah makan melotot mendesah kesal karena tingkah si kepala batu(Nie), ia tahu maksud nie yaitu ajakan bermain
" Keatas yok "
Pinta nie dengan penuh pemaksaan akhirnya
Mereka berpamitan pada orang tua untuk bermain di atas, sebelum itu nie sempat berpesan kepada ayahnya
" yah... Nanti kalau rendangnya datang beri tahu nie ya "
Anggukan tuan arsth yang menjadi pedoman kepercayaan nie
" eh bob... Kau pernah mempunyai masalah? "
Tanya nie dengan cepat sesampainya di balkon atas
" heh... aku kira tadi kita akan bermain"
Boby yang bingung dengan perubahan sifat nie sekarang, karena tadi dia bertindak layaknya anak kecil dan sekarang layaknya orang dewasa saja
" ah... Itu nanti saja "
Desakan nie membuahkan hasil sehingga boby buka suara dan curhat bersama nie
****
" Nie kenapa kau tidak tanyakan lagi saja? "
" Boby...! Kau senang ya jika aku sedih, ayolah bantu aku...! "
Nie menutup kepalanya sambil menangis dan sedikit mengintip apakah boby sudah termanipulasi dengan aktingnya tadi
" jadi apa yang bisa membuatmu senang? "
Kepala nie terangkat dan tersnyum tipis mendengarnya
" kau akan membantuku dan aku akan membantumu, deal! "
Boby masih ragu dengan keputusannya tetapi nie terus meyakinkannya
" ini nomor rahasiaku dan kau bisa email aku jika dapat informasi, dan jika ada apa apa kau bisa salahkan aku, mengerti "
Anggukan boby membuat hati nie bersorak gembira, dan boby segera menerima nomor itu
Setelah menerima nomor itu ayahnya nie tiba tiba berdiri di belakang mereka
" nie apa yang sedang kalian lakukan?"
Nie sontan terkejut dan langsung menarik mainan puzzel kearahnya
" ah..., aku masih sedang bermain ayah"
Rengek nie sembari berubah bertingkah layaknya anak kecil lagi
" nie rendangmu sudah datang, ayo turun "
Boby, nie, dan tuan arsth turun dan makan malam
****
Nie melahap rendang dengan segala kenikmatan yang tak tertahankan
" ayah... akhirnya aku lega sekarang "
Nie meregangkan tubuhnya dan memegangi perutnya
" kau puas nie? "
" ya... sangat puas "
Setelah meneguk secangkir air, tuan arsth angkat pembicaraan selagi tidak ada keluarga marles
" Kau tahu nie kapan kau jadi suka rendang? "
" tidak... Yang nie tahu nie suka dan tertarik dengan rendang, makanya nie suka rendang "
" dan apakah nie tahu kapan ayah menjadi orang yang baik? "
Nie bingung dengan pertanyaan ayahnya dan di hanya bisa menggeleng untuk memberikan jawaban
" ayahkan orang baik "
Jawab nie
Ayahnya tertawa sebentar dan melanjutkan bicara
" ya ayah juga dulu tidak tahu mengapa ayah bisa sebaik ini , ayah diajarkan menjadi seperti ini oleh  seseorang "
Suara pelan menjawab dengan suara bergetar
" maksud ayah ibu ime...? "
Tanpa memberikan jawaban tuan arsth memulai topik baru
" ayah pernah melakukan hal baik, dan itu terinspirasi dari kisah si pemberani, nie kau mau dengar ayah cerita? "
Jawaban mantap dari nie yang sontan membuat gelak tawa tuan arsth karena kelakuan nie
" ya nie mau..."
" Baiklah "
Ayahnya mengelus lembut pucuk kepala nie yang tergerai bebas
****
BERSAMBUNG...

Yang penasaran sama cerita selanjutnya kalian bisa vote dulu dan kalian bisa berikan saran di kolom komentar, vote dan komentar dari kalian sangat penting bagi saya, yang penasaran banget bisa komen di kolom komentar dan nanti saya akan lanjutkan ceritanya, tapi jangan lupa vote 😊

Tunggu kelanjutan ceritanya ya setiap hari sabtu

Dream take me away Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang