Pagi pagi buta sebelum matahari belum terbit menyinari permukaan bumi, tuan arsth pergi dengan cepat melesat mengendarai mobil peribadinya menuju tempat yang sangat penting, dan lupa pamit kepada nie yang masih terlelap akan mimpinya, dengan mendengar kabar itu tuan arsth segera pergi dengan keadaan tegas seperti biasanya
Bandar udara International schiphol
Mobil tuan arsth melaju melalui lajur kedatangan dalam negeri, memarkirkan mobil dan langsung masuk bandara
Sesampainya ia mematung dan pucat seketika saat melihat seseorang yang selama ini sudah ia lupakan
" Sobat apa kabar... "
Tanya seseorang yang tak lain adalah sahabatnya tuan arsth yaitu sang dokter,dan sang dokter langsung memeluk tubuh tuan arsth
" Mau apa dia juga datang? "
Tuan arsth melepas paksa pelukan sang dokter dan menatap tajam sahabatnya itu
" Biarkan dia melihat nie untuk terakhir kalinya "
Pinta sang dokter sembari membisik pelan di telinga tuan arsth
" Aku tak kan pernah membiarkan itu terjadi! "
Lontaran kata yang keras dari tuan arsth membuat wanita paruh baya yang berada di belakang mereka tertunduk dan menangis sehingga membuat mata mata tertuju kepada mereka dari kerumunan orang orang di bandara itu
" marc ayolah beri kesempatan kepadanya, nie putrinya kan? "
" Apa yang kau bilang, hahaha "
Tuan arsth tertawa getir mendengar kalimat itu dan menunjukkan sifat keayahannya
" Kau bilang nie putrinya?, sampai kapan pun dia tidak pernah memandang nie sebagai anaknya kau tahu itu kan?, tapi kenapa kau terus membelanya! "
Amarah tuan arsth memuncak dan sebelum itu terjadi, tuan arsth telah meninggalkan mereka dan langsung menuju mobil sebelum itu suara pelan membenak di pikiran tuan arsth
" Kumohan sekali saja pertemukan ku pada nie, hanya sekali "
Setelah mendengar kalimat itu tuan arsth berbalik dan menggenggam tangannya dengan erat sambil diikuti sang dokter dari belakang
Mereka masuk kedalam mobil dan melesat menuju rumah tuan arsth
****
Waktu telah menunjukkan pukul 09.30 pagi, mobil telah memasuki gerbang dan masuk ke halaman yang sangat luas, tuan arsth, sang dokter dan wanita paruh baya itu masuk ke dalam rumah kediaman arsthleo, pintu besar dengan ukiran kayu terbuka dan keadaan di dalam rumah masih sangat gelap, mereka berada di halaman rumah untuk menghirup udara segar pagi hari, sesaat itu terdengar pecahan kaca dari dalam rumah yang sontan membuat tuan arsth, sang dokter dan wanita paruh baya itu tergesah gesah kearah dimana suara itu berada
Di dalam ruangan yang sudah diterangi cahaya lampu berdiri seorang gadis yang sedang menggenggam ponsel, sang dokter mendekat dan memanggil nie
" Ehemm... Nie kau mencari siapa? "
Nie yang terkejut membalikkan badan dan langsung menyambar memeluk tubuh sang dokter
" Paman william, aku sangat merindukan mu "
Nie memeluk paman william sambil menangis merintis kesakitan
" Nie kenapa?, jangan nangis lagi paman sudah disini kan? "
Paman william mengusap air mata nie dengan lembut
" Iya, nie tau paman sudah disini tapi kaki nie sakit "
Nie menunjuk kakinya yang berdarah dan ia bertingkah manja kepada sang dokter
" nie... nie "
Sang dokter mengelus pucuk kepala nie sambil tertawa, wanita paruh baya yang menyaksikan kejadian itu hanya mundur bersembunyi dibalik tempat jam besar berada
Sang dokter mendekat dan mengobati kaki nie yang terluka, nie yang resah tersadar bahwa sedari tadi ada seseorang yang memperhatikannya, nie beralih pandang kearah belakang jam besar dan melihat jaket bulu yang tergantung
" Ayah, itu jaket siapa?, dan di belakang jam ada siapa? "
Tuan arsth hanya bisa datang dan menarik tangan wanita paruh baya itu ke dekat nie, nie terpaku karena melihat wanita yang selama ini sudah ia lupakan dan sekarang nie berada sangat dekat dengan wanita itu wajah nie memucat seketika, pikirannya dipenuhi oleh kejadian 7 tahun yang lalu
" Ibu ime... "
Nie berkata pelan karena sangat takut kepada wanita itu
" Nie... Maafkan ibu nie... "
Wanita itu hampir memeluk tubuh nie tetapi nie langsung memeluk tubuh sang dokter
" Paman... A..a.. aku tidak mau, tidak mau...! "
Nie menangis kencang di pelukan sang dokter
" Nie ibumu ingin bertemu denganmu nie, dia ingin memelukmu... "
Sang dokter mengelus punggung nie, nie tersengal melepaskan pelukannya dan berteriak histeris sambil menutup telinganya
" Tidak...!, jangan... jangan... Kumohon bu, jangan pukul aku... "
Nie menunjang kursi merusak barang dan memberontak jika hendak disentuh, tuan arsth yang melihat putrinya bertindak seperti dulu marah dan langsung memaksa wanita itu keluar ruangan
" pergi... Pergilah kau keluar dulu "
Nada singkat yang menyakitkan keluar dari mulut tuan arsth, dengan mendengar kalimat itu
Wanita itu menutup wajahnya dan berlari keluar halaman, dan tersenyum tipis menandakan kegembiraan hatinya
****
Keberangkatan tuan arsth dan nie ke rusia pukul 14.45, nie yang lukanya sudah diobati oleh sang dokter hanya bisa termenung dalam kondisi ini, tuan arsth dan nie akan pergi kebandara diantar oleh sang dokter yang sekarang sedang bekerja di belanda
" Marc... Ayo kita berangkat "
Sang dokter telah memasukkan koper koper kedalam bagasi mobil tuan arsth, sambil memandang kearah nie yang masih termenung melihat kearah gerbang
" Nie... Maafkan paman ya "
Tuan arsth mendekati nie dan duduk disampingnya
" Bukan paman yang salah tapi nie, nie yang salah... "
Sang dokter mengusap pundak nie dan menggenggam tangannya dengan erat
" Aku tau perasaanmu nie makanya kau meminta hal itu kepada ku, tetapi kau masih tidak bisa menerimanya, itulah kesalahannya "
Sang dokter kembali mengingatkan nie akan permintaannya
" Aku telah membuat ayah marah kepada paman dan itu semua karena aku, aku tidak mau mengecewakannya dengan perlakuanku, aku ingin mengatakan yang sesungguhnya pada ayah "
Sang dokter memberi solusi dan semangat kepada nie, dan itulah yang membuat nie sangat menyayangi pamannya
" Nie jika kau tidak bisa mengatakannya kau bisa mengandalkan paman untuk mengatakan permintaanmu kepada ayahmu, setuju "
Nie hanya bisa mengangguk dan melingkarkan tangannya keleher sang dokter sambil berbisik pelan
" Terima kasih ya paman, Nie sangat sayang sama paman "
****
Kendaraan sudah dipersiapkan sehingga tuan arsth, nie dan sang dokter bisa berangkat, mobil melesat melewati hamparan bunga tulip, nie hanya bisa menatap kosong hal itu, pikiran nie tertuju pada hal lain
" Nie kau gugup ya...?, atau tidak sabar? "
" Eh..., emm, tidak... tidak sama sekali"
Nie mangut mangut menjawab pertanyaan ayahnya dan kadang hanya menggelengkan kepala
" Ayah... Apakah sebesar itu rasa marah ayah kepada ibu ime "
Pertanyaan itu terlontarkan secara tiba tiba dari pikiran nie tanpa ia sadari
" Nie mengapa kau mengatakan itu? "
Nie sadar dan terpaku akan pertanyaan yang baru ia katakan dan lagi lagi hanya bisa menggeleng pelan, sang dokter yang melihat kejadian itu berusaha memperbaiki keadaan yang canggung seperti ini
" marc, nie hanya ingin bertanya dan kenapa dianggap serius "
Tetapi usaha itu tak membuahkan hasil yang baik
****
Mobil berhenti di parkiran bandara kepergian, sang dokter, tuan arsth menurunkan koper koper baju sedangkan nie masih termenung melamunkan sesuatu, ia membuka sebuah buku kecil yang ingin ia baca dan keluarlah setetes air mata bening dari matanya dan ia kembali mengingat kejadian 7 tahun lalu
** 7 tahun lalu **
Nie kecil yang dulu masih berumur 4 tahun sedang asik bermain dengan bonekanya, menatap polos seorang wanita yang tengah duduk di daerah taman yang sering nie kunjungi, nie kecil merangkak dan mendekati wanita itu dan bertanya dengan celat
" ibi, ibi tedang apa? "
Wanita itu membalikkan badan dan menatap wajah balita itu tanpa berkata apapun, dan nie yang masih polos bermain sangat jauh dari perlindungan tuan arsth yang masih menjawab telepon
" aiah... aiah, olong nie... aiah... "
Nie yang bermain di dekat kolam ikan terjatuh tak dapat berenang, seketika membuat tuan arsth sontan terkejut dengan teriakan nie
" olong... olong... "
Tuan arsth menutup telepon dan langsung pergi kesumber suara nie
Wanita yang tengah duduk itu hanya melihat nie selintas dan mendesah sebal,sehingga wanita itu langsung meluncur ke kolam dan menyelamatkan nie, sebelum tuan arsth datang menyelamatkan, nie telah tertolong oleh sang wanita itu
" Nie... kau tak apa sayang? "
Tuan arsth memeluk nie dan mengelus pucuk kepalanya sambil menghangatkan tubuh nie
Nie tak bisa menjawab lagi dia hanya bisa terbatuk batuk oleh air yang masuk ketenggorokannya
" Maaf putri anda tergelincir oleh tanah yang licin "
Jawaban pelan dari seorang wanita untuk pertanyaan tuan arsth
" Terima kasih "
" Tidak apa "
Wanita itu tersenyum tipis dan senyuman itu lah yang membuat kehidupan nie berubah, karena setelah pasca bencana yang dialami nie, tuan arsth ingin mencari ibu untuk nie dan tuan arsth semakin dekat dengan wanita itu karena sahabatnya yang memperkenalkannya kepada tuan arsth dan tak lain wanita itu adalah asisten sang dokter, pertemuan itu berawal di rumah sakit milik sang dokter, sahabatnya tuan arsth
" Maaf... maafkan saya tuan saya tidak sengaja "
Seorang wanita menabrak seorang pria berpakaian rapi yang sedang berjalan
" Maaf... maafkan saya tuan saya tidak sengaja "
Wanita itu meminta maaf dan langsung melanjutkan langkahnya, sampai langkah wanita itu terhenti
" Kau... kau wanita yang menyelamatkan putriku minggu lalu kan? "
Pria tersebut bertanya kepada wanita itu tetapi wanita itu hanya melihat selintas wajahnya sama seperti tatapan saat ditaman minggu lalu, wanita itu melanjutkan perjalanannya lagi dan kembali terhenti tetapi bukan dengan halangan pria tadi melainkan panggilan dari seorang dokter
" Asisten ime, kenapa kau lama sekali "
Pria tersebut berbalik begitu juga dengan wanita itu karena namanya disebut
" william, aku mencari carimu sobat "
" Hei, Marc senang bertemu dengan mu di sini "
Wanita itu melihat pertemuan antar sahabat, dan ingin melanjutkan langkahnya kembali tetapi lagi lagi terhenti ketika sang dokterr ingin mengenalkan seseorang padanya
" Asisten ime...tunggu aku ingin mengenalkanmu pada sahabtku, Tuan marcles arsthleo "
Wanita itu mendekat dan menatap lamat lamat wajah pria yang ia tabrak tadi, dan memberikan salam kepadanya
" Nama saya palime, panggil saja saya asisten ime "
" Marcles arsthleo "
Dan sejak pertemuan itu tuan arsth dan asisten ime sering bertemu dalam pertemuan penelitian bersama sang dokter, kedekatan antara mereka mulai bertambah, kedekatan tuan arsth dan asisten ime bermula dari percakapan biasa sampai yang cerita pribadi seperti curhatan, tuan arsth merasakan asisten ime sangat cocok untuk menjadi pengganti ibu bagi nie sehingga berencana untuk menikahinya
Permintaan lamaran dari tuan arsth untuk asisten ime mula mula dijawab ragu tetapi karena bantuan pujukan dari sang dokter, asisten ime mau menerima lamaran itu
Pesta pernikahan besar di lakukan di kediaman keluarga arsthleo diadakan secara meriah dan mewah
Setelah pernikahan selesai kehidupan berjalan normal seperti biasanya, dan tuan arsth dengan tenang meninggalkan nie untuk pergi bekerja karena sekarang sudah ada ime yang merawat nie, ime merawat nie seperti biasanya dari hari ke hari sampai di tahun dimana nie mulai sekolah peristiwa yang sangat menyakitkan terjadi, bermula saat nie menangis terus menerus di dalam kamar dan tangisnya akan berhenti ketika tuan arsth sudah pulang, selanjutnya menyusul dengan banyaknya lebam di sekujur tubuh nie tetapi asisten ime hanya menjawab nie jatuh, nie kesandung dan alasan lainya , tuan arsth yang curiga dengan hal itu, menjemput nie dari sekolah pertamanya dan bertanya langsung pada nie sendiri
**Sekolah nie**
" Nie... Sayang "
Tuan arsth menghampiri nie dan menjemputnya
" Aiah, memapa ada diini "
Nie yang masih polos bertanya dengan penuh ketakutan
" Hari ini ayah yang menjemput nie, nie mau kan ayah jemput sekalian kita jalan jalan? "
Nie kecil hanya bisa mengangguk kecil dan tersenyum tipis, seketika bulir air mata menetes dari mata bulat hazel nie
" Nie... Kau tak perlu menangis ayah ada disini ayo kita pergi "
Tuan arsth dan nie ingin pergi terhenti oleh seorang anak kecil seumuran nie yang memanggilnya
" wan... Wan iapa?, wan mau nulik nie ya? "
Anak itu meraih tangan nie dan menarik baju tuan arsth
" Malta... Ini itu aiahna nie "
Anak itu menatap tajam mata tuan arsth, tetapi tuan arsth mengajak nie dan anak itu pergi membeli ice cream dan disitulah nie dan martha menjadi suka makan ice cream, diselang waktu nie dan anak yang bernama martha itu memakan ice cream di sebuah restoran dekat pinggir sekolah tuan arsth bertanya pada nie
" Nie... kau dan ibu nie baik baik saja kan? "
Seperti kata orang anak kecil tak pernah berbohong dan nie pun menjawab pertanyaan itu dengan jujur
" Ndak "
Pertanyaan kedua ditanya lagi oleh tuan arsth
" Nie, kenapa nie setiap malam selalu menangis di kamar "
Nie malah balik bertanya
" Aiah... au dali mana nie ngangis?, nie ngangis gala gala ibu ime ibas nie ake ali inggang "
Nie langsung menjawab pertanyaan tanpa harus tau jawaban tuan arsth
" Kenapa nie gak bilang sama ayah? "
Nie menjilat ice cream dengan beplepotan dan yang menjawab adalah martha
" Malta dengal nie uda anji ama ibuna, kata ibuna nie anji gak ilang ama capa capa oal kejadian itu, alau gak anti ibuna gak mau adi ibu nie lagi "
Tuan arsth mendengar hal itu menjadi sangat marah dan setelah mereka selesai berjalan jalan tuan arsth, nie, mengantar martha pulang dan langsung kerumah karena rumah nie dan martha tidak terlalu jauh, sampai dirumah asisten ime menyambut nie seperti rasa kahwatir
" Nie kemana saja kau... "
PARR... Telapak tangan tuan arsth membekas di pipi asisten ime
" Aiah... "
Nie terkejut dengan perlakuan ayahnya
" kau pikir kau bisa menyiksa putriku saat aku tak ada dirumah, mungkin nie bukan putrimu tapi bisakah kau memperlakukannya seperti anakmu sendiri! "
Tuan arsth memaksa keluar asisten ime dari rumahnya
" Dengarkan aku tuan... Dari pertama aku tak ingin pernikahan ini terjadi kau dengar!, tapi karena anak ini, aku harus dipaksa oleh sang dokter dan aku tak bisa menolak permintaannya karena dia sudah seperti keluargaku semenjak aku kehilangan anakku "
Asisten ime mengancam tuan arsth dengan menyudutkan nie
" Aku mau berpisah denganmu "
Pinta tuan arsth kepada asisten ime
" Akhirnya... Inilah yang aku inginkan sejak lama yaitu kau yang menceraikanku... "
Dan inilah kali pertama asisten ime tertawa sangat getir tak seperti biasanya
Berita perceraian profesor marcles arsthleo di pampangkan jelas dan besar di layar lebar
Semenjak itu nie masih tauma akan pukulan dan siksaan dari ibunya ime dan itulah yang menyebabkan dirinya selalu tidur larut dan menangis sepanjang malam membaca buku diary yang selalu ia tulis
****
Lamunannya terhenti saat sang dokter memanggil namanya
" Nie... Kalian akan segera berangkat "
Nie mengusap sudut matanya yang berair dan menutup buku diary yang selalu ia bawa kemana saja
" Ayah... Nie ingin mengatakan sesuatu"
Nie memeluk dan berbisik di telinga tuan arsth
" Ada apa nie... "
" Ayah, mengapa ayah tidak mencari ibu lagi? "
Tuan arsth hanya menatap kosong nie yang ada dihadapannya
" Marc... Nama kalian sudah dipanggil"
sang dokter menghampiri mereka yang masih berdiam
****
Di pesawat nie terus melihat pemandangan dari jendela bulat pesawat tanpa ada gurauan atau canda tawa, tetapi nie tidak suka itu
" Ayah maafkan nie... nie hanya mau ayah bahagia, karena ayah selalu mendahulukan kebahagiaannya nie daripada kebahagiaan ayah "
Nie menatap wajah ayahnya lamat lamat, dan tuan arsth memeluk nie saat itu juga
" Nie... Ayah mau hanya akan ada senyuman di wajahmu, walaupun ayah tidak bahagia dengan kehidupan yang merenggut segalanya dari ayah "
Nie membaca mata ayahnya dan langsung mengalihkan pandangan serta mengalihkan topik pembicaraan
" Ayah, aku mau ice cream apa kita akan terus seperti ini walaupun sudah sampai di rusia "
Ayahnya tersenyum melihat tingkah nie yang menggemaskan
" Ayah, sekali lagi nie janji tak akan mengungkit itu lagi, tapi nie mau ayah bahagia juga "
Nie sekarang dapat tersenyum lebar karena lagi lagi dia bisa merubah suasana canggung
Ia tidak sabar melihat keadaan sekolah barunya
BERSAMBUNG...Yang penasaran sama cerita selanjutnya kalian bisa vote dulu dan kalian bisa berikan saran di kolom komentar, vote dan komentar dari kalian sangat penting bagi saya, yang penasaran banget bisa komen di kolom komentar dan nanti saya akan lanjutkan ceritanya, tapi jangan lupa vote 😊
Tunggu kelanjutan ceritanya ya setiap hari sabtu
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream take me away
TeenfikceDi era zaman sekarang, Mungkin arti Kata " Perasaan " itu hanya semata- mata untuk memiliki, membanggakan, ataupun menjadi topeng kehidupan lainnya. Semua orang hanya mementingkan dirinya sendiri sehingga mengacuhkan rasa kasih Sayang, persahaba...