Satu

8.5K 355 8
                                    

Allea Putri Susanto atau orang biasa memanggilnya dengan sebutan Lea. Anak bungsu dari dua bersaudara ini sudah berhasil menjadi sorang dokter muda di usianya yang ke dua puluh enam tahun. Ia merupakan anak yang pintar, terbukti ia melompat satu semester karena kepintarannya yang bisa mengimbanginya kakak kelasnya.

Saat ini wanita dengan postur tubuh yang tinggi, putih dan berambut panjang ini sedang menjalani aktifitas di sebuah rumah sakit di daerah Jakarta. Ia kebetulan sedang di tugaskan di UGD bersama dengan yang lainnya.

Menjalani kehidupan sebagai seorang dokter membuat Lea sangat senang. Bagaimana tidak? Dokter adalah impiannya sejak kecil. Oleh karena itu, ia belajar dengan sangat giat untuk mendapatkan itu semua.

Hari ini seperti biasa, ia berangkat menuju rumah sakit dengan menggunakan transportasi online. Sebenarnya bisa saja jika ia berangkat bersama ayahnya, tapi profesi ayahnya sebagai direktur di kantornya membuatnya datang agak siang dari biasanya.

"Lea, ngga bareng papa nak?" tanya ibunya.

"Ngga usah mah. Lea udah pesen grab tadi"

"Yasudah. Hati-hati dijalan ya" katanya lagi.

"Iya mah. Aku pergi ya" pamit Lea mencium tangan ibunya.

"Al. Tunggu" suara dari ayahnya membuat langkah Lea berhenti.

"Pah, jangan panggil aku Al. Panggil aku Lea" protes Lea. Entah kenapa ia tidak menyukai jika orang memanggilnya dengan sebutan Al. Lea lebih bagus menurutnya.

"Terserah papa. Kan papa yang panggil" sahut ayahnya asal. "Nanti malam, akan ada teman papa kesini. Setelah kamu selesai bekerja, langsung pulang ya. Papa ingin kenalkan kamu ke mereka" lanjutnya.
"Ngga janji ya pah. Pasien di rumah sakit itu ngga menentu"

"Pokoknya kamu harus hadir. Kak Jun aja papa suruh dateng kok"

"Kak Jun mah enak pah. Pasiennya sedikit. Aku kan beda"

Jun adalah kakak laki-laki Lea. Ia juga merupakan seorang dokter. Bedanya, Jun adalah seorang dokter spesialis penyakit dalam. Sedangkan Lea belum mengambil spesialisnya. Ia juga bekerja di satu rumah sakit yang sama dengan Lea.

"Apa sebut-sebut aku?" sahut Jun yang baru saja keluar dari kamarnya. Ia sudah tampan mengenakan setelan kemeja berdasi, dan juga jas dokter yang menggantung di tangannya.

"Kamu nanti malam bisa hadir kan, Jun?" tanya ibunya.

"Bisa mah. Aku udah batasin pasienku hari ini" jawab Jun.

"Tuh. Kakak kamu aja bisa dateng. Pokoknya papa ngga mau tau. Kamu harus hadir nanti malam" kata ayahnya tegas.

Lea mendecak. "Yaudah nanti aku usahain"

"Kamu mau berangkat de? Bareng aja yuk" ajak Jun.

"Ngga usah kak. Tadi udah pesen grab"

"Udah. Kakak anterin aja. Cancel aja itu"

"Yaudah deh. Lumayan tumpangan gratis" kata Lea cengengesan.

"Yaudah kita berangkat ya mah, pah" kata Jun berpamitan.

"Hati-hati nak"

Setelah selesai berpamitan, mereka berdua segera berangkat menuju tempat tujuan mereka.

"Gimana kerjaan kamu de? Sulit ngga jadi dokter?" tanya Jun.

"Hmmm..., lumayan. Aku udah mulai terbiasa untuk nanganin pasien darurat kak. Awalnya aja yang berat"

Jun tersenyum. Ia sangat bangga dengan adik kecilnya yang saat ini sudah beranjak dewasa.

"Kakak gimana hubungannya sama kak Stella?" tanya Lea.

[EBOOK & CETAK SUDAH TERSEDIA] My Enemy My Husband → K.M.GTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang