Rizal terus saja memperhatikan cermin tersebut. Merasa cerminnya di perhatikan, Bryan pun segera menaruhnya di saku celana dengan rapat.
"Jangan kau lihat lagi cerminku." Ancam Bryan.
"Hehe iya maaf." Ujar Rizal terkekeh.
Bel selesai istirahat pun berbunyi. Tak beberapa lama kemudian, siswa di kelas 10 ips berdatangan dan kembali duduk. Beberapa siswa juga kadang menghampiri temannya yang lain untuk mengobrol soal kehidupan mereka ataupun gosip dan rumor.
"Ah ternyata sudah masuk, baiklah aku kembali ke mejaku ya." Pamit Rizal.
"Baiklah, terima kasih." Ujar Bryan dengan senyum simpulnya.
Rizal pun kembali duduk di mejanya yang berada di belakang. Sang guru pun datang dan membuat suasana riuh di kelas menjadi suasana yang sepi karena mereka dengan seksama mendengarkan apa yang guru terangkan tentang materi hari ini.
Sedangkan Rizal masih sibuk dengan Hp miliknya yang sengaja ia sembunyikan dengan bermain di bawah laci. Tangan kirinya berada di atas meja untuk melakukan gerakan seolah-olah menulis apa yang diterangkan guru. Sedangkan tangan kanannya berusaha mengetik sebuah pesan.
"Temui aku di tempat biasa pada saat pulang. Jangan lupa siapkan laptop untuk investigasi kita."
Rizal menekan tombol kirim. Dan pesan itupun terkirim di sebuah grup khusus investigasi.
"Hmm baiklah, semoga saja ada kemajuan dalam investigasi selama beberapa hari ini." Batin Rizal dengan penuh harap.
Ia pun mematikan Hp miliknya dan melanjutkan pelajaran yang sempat tertinggal karena ia terlalu fokus bermain Hp.
***
Setelah pulang sekolah. Rizal, Lim, dan Rahmat telah duduk di teras masjid yang cukup luas. Mereka mempersiapkan investigasinya. Rizal bersiap dengan apa yang ia katakan. Lim mempersiapkan alat untuk menulis. Sedangkan Rahmat mengeluarkan sebuah laptop yang minimalis dari tasnya dan mulai menyalakannya.
"Baiklah, kenapa kau memanggil kita Rizal?" Tanya Lim yang mulai menyatat apa yang akan di katakan Rizal.
"Hmm aku bertemu dengan murid yang terlihat tertutup dan pendiam. Dia adalah Bryan, dia pria yang cukup dingin dan sikapnya cukup susah di tebak. Dan pada saat aku ingin meminta sebuah cermin yang selalu ia genggam, ia mengancamku hingga ia ingin membunuhku jika aku masih bersikeras untuk mengambilnya."
Lim menulis dengan tangannya yang super cepat sehingga apa yang di katakan Rizal hampiri mirip dengan tulisannya. Kurang lebih 90% mirip dengan sedikit penambahan atau pengurangan kata.
"Apakah kau tahu bagaimana wujud cermin itu?" Tanya Lim.
"Hmm cermim bundar seperti cermim yang di gunakan untuk make up, warna ungu dan memiliki ukiran naga emas kecil yang bergelombang pada bagian tengah nya."
Lim mencoba menggambar sketsanya menurut dari penjelasan Rizal.
"Hmm seperti ini?" Lim membalikan buku miliknya dan memperlihatkan sebuah sketsa gambar yang membentuk sebuah cermin.
"Yap, seperti itu gambarnya."
"Hmm." Lim mencoba melihat gambar sketsa tersebut. Ia teringat sesuatu yang berada di memorinya.
"Rahmat, tolong cari rumor soal cermin ungu." Perintah Lim.
"Baiklah."
Rahmat pun segera mengetik kata kunci tersebut di mesin pencarian Google.
"Hmm Lim, Rizal. Lihat ini." Ujar Rahmat sambil menggeser laptop miliknya agar dapat melihat sebuah artikel yang ia dapat.
Cermin Ungu
Cermin ini adalah cermin yang sangat aneh. Cermin ini dapat mengurung seseorang dengan cara memperlihatkan cermin tersebut kepada seseorang. Tubuhnya akan bercahaya dan akan menghilang.
Cermin ini di miliki oleh seorang keluarga dan hanya keluarga itu saja yang dapat menyentuh atau membuka cermin itu tanpa terjebak dalam dunia cermin. Keluarga mereka adalah keluarga tertutup, beberapa anggota keluarganya juga sering mendapatkan hinaan dan cacian.
Sekarang cermin itu masih berada di keluarga tersebut. Lebih tepatnya anggota termuda dari keluarga tersebut yang memegang cermin ungu tersebut.
"Hmmm apakah ini ada hubungannya dengan Bryan?" Tanya Rizal.
"Hmm mungkin saja, cermin itu sama dengan cermin yang berada di foto. Cermin itu adalah cermin yang sangat berbahaya. Wajar saja tidak ada seorangpun yang bisa menyentuhnya karena cermin itu selalu di genggam oleh Bryan sendiri." Jelas Lim menyimpulkan artikel tersebut.
"Hmm, apakah ada hubungannya dengan hilangnya Rico?" Tanya Rahmat tiba-tiba yang sukses membuat mereka berdua berpikir dengan keras.
"Hmm jika di pikir-pikir bisa saja. Pada saat kegiatan MPLS pertama hingga selesai, Rico selalu masuk. Ia tidak pernah bolos ataupun izin sekalipun. Namun, ia menghilang pada saat hari terakhir MPLS. Padahal sebelum itu ia masuk hingga bel pulang." Jelas Rizal.
"Hmmm, apakah ada saksi-saksi yang dapat di pertanggungjawabkan?" Tanya Lim.
"Hmm dari yang aku dapatkan, tidak ada saksi. Semua siswa sudah pulang ke rumahnya masing-masing. Para staf dan guru pun juga sedang bersiap untuk sholat magrib." Jawab Rizal.
"Hmm, tapi aku menaruh curiga kepada Bryan. Rumor cermin itu mungkin ada benarnya. Dan Bryan mungkin saja mengetahui soal hilangnya Rico." Tebak Rahmat.
"Hmmm lebih baik kita jangan berpikiran yang buruk kepada Bryan. Dari wajahnya, aku yakin dia adalah anak yang di bawah tekanan. Jadi jangan terlalu berpikiran seperti itu." Tolak Rizal.
"Hmm baiklah, kesimpulannya adalah Rumor cermin ungu tersebut mungkin memiliki hubungan antara hilangnya Rico." Simpul Lim.
Mereka pun mengemasi barang barang investigasi mereka dan kembali pulang ke rumah mereka masing-masing dan akan melanjutkan investigasi besok.
Bersambung
Di tunggu kelanjutannya ya.
Tolong vote dan komennya.Terima Kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror
Misterio / Suspenso"Cermin dapat menjebak kita." "Cermin dapat memperlihatkan wujud asli kita." "Bermain dengan cermin memerlukan konsekuensi." Bryan, seorang siswa SMAN 20 Bekasi dengan kepribadian yang cukup pendiam dan selalu memegang sebuah cermin bewarna ungu. Ri...