***
Ade kembali ke kelasnya yang merupakan 10 IPA 2. Ia masih memikirkan bahwa Bryan memiliki hati yang sangat baik. Padahal ia telah menghina Bryan hingga menghina orang tuanya. Namun, ia malah di maafkan oleh Bryan begitu saja. Bahkan ia di berikan hadiah sebuah permen cokelat.
Ade teringat pada permen cokelat itu. Ia merogoh saku miliknya dan mengambil sebuah permen cokelat dengan bungkus yang bewarna emas mengkilap. Ia pun membuka bungkus tersebut dan memakan permen cokelat tersebut.
"Hmm enak sekali, sepertinya ini permen cokelat mahal. Aku tidak pernah melihatnya di kantin." Batin Ade mengunyah permen tersebut dan merasakan kenikmatannya.
Bel pun berbunyi tanda pelajaran telah di mulai. Ia duduk ke bangkunya dan memulai pelajaran.
***
Bel istirahat pun di bunyikan. Ade dan temannya yang bernama Alif pun menuju ke kantin untuk menunaikan urusan perut mereka.
"Hmm kau ingin makan apa?" Tanya Alif yang bingung melihat suguhan makanan yang cukup banyak di kantin.
"Hmm mungkin aku akan memakan gorengan saja." Jawab Ade.
"Baiklah, aku juga." Timpal Alif.
Ade dan Alif pun membeli gorengan yang sama yaitu 3 buah pisang goreng yang cukup besar. Mereka berdua kembali ke kelas untuk memakan gorengan tersebut di bangku milik Ade.
"Hmm enak ya haha." Ujar Ade yang mulai memakan pisang goreng tersebut.
"Kau benar, ini memang enak. Aku akan membeli ini besok."
"Aku juga."
Namun, tak beberapa Ade memakan pisang goreng tersebut. Ia mengerang kesakitan pada bagian perutnya. Rasanya sakit sekali, perutnya terasa perih dan panas.
"Ade! Kau kenapa?" Panik Alif.
"Uhhh tolong Lif, sakit banget perut ini." Keluh Ade kesakitan.
"Aku akan memanggil orangtuamu untuk membawamu pulang."
Alif pun segera menelpon orang tua Ade yang sudah ia kenal sedari kecil.
"Halo bu, bisakah ibu menjemput Ade sekarang? Dia mengerang kesakitan pada bagian perutnya."
"Astaga apa yang terjadi padanya? Ibu akan segera kesana."
"Aku tidak tahu juga bu. Baiklah, tolong cepat bu."
Tak lama kemudian, Ade di pulangkan dari sekolah karena sakit pada bagian perutnya semakin parah hingga ia muntah-muntah.
***
Keesokan harinya, Alif menghampiri Rizal, Lim, dan Rahmat yang sedang berdiskusi di teras masjid.
"Hei Lif, ada apa?" Tanya Rizal yang melihat wajah Alif yang sangat panik.
"Begini, Ade meninggal pada saat perjalanan ke rumah sakit karena sakit perutnya semakin parah." Jawab Alif yang sukses membuat mereka bertiga terkejut.
"Innalillahi. Kenapa bisa?" Tanya Rizal yang terkejut.
"Begini, kemarin dia sempat memakan pisang goreng pada saat istirahat. Setelah itu, ia mengerang kesakitan pada bagian perutnya. Akhirnya Ade pun di pulangkan karena sakitnya semakin parah. Namun, bukannya membaik malah semakin parah hingga ia terus muntah-muntah. Ia sempat pingsan dan mulutnya mengeluarkan sebuah busa. Sontak saja orang tuanya membawanya ke Rumah Sakit. Namun, nyawanya tidak dapat tertolong pada saat di perjalanan." Jelas Alif.
"Hmm, apakah ada penyebab dari kematian Ade?" Tanya Lim.
"Ada, setelah ia di periksa oleh dokter. Ia di diagnosa keracunan makanan." Jawab Alif.
"Hmm apakah pihak sekolah sudah tahu soal ini?" Tanya Rahmat.
"Tentu saja. Pada saat pihak sekolah tahu bahwa Ade meninggal karena keracunan, dengan segera mereka menindak para pedagang di kantin." Jawab Alif.
"Aku menghampiri kalian untuk menginvestigasi kasus ini. Aku tahu kalian sedang memecahkan kasus penting. Tapi, ini tidak kalah pentingnya." Sambung Alif.
"Baiklah, kita akan memulai investigasi dari kantin. Mungkin pihak sekolah menduga bahwa keracunan makanan itu di akibatkan karena makanan yang di makan Ade di kantin." Ujar Rizal.
Mereka berempat menuju kantin. Di sana, sudah ramai sekali oleh pihak sekolah yang sedang mengecek makanan yang berada di kantin. Rizal pun melangkah maju untuk ikut menginvestigasi.
"Ah Rizal, aku yakin kau ingin investigasi kasus kematian seorang siswa bukan?" Tebak sang kepala sekolah yang kebetulan disana.
"Itu benar pak, kami akan menginvestigasi kasus ini terlebih dahulu." Jawab Rizal.
"Baiklah, silahkan saja."
Rizal pun menghampiri seorang pedagang yang berada di kantin itu. Pedagang tersebut yang menjual berbagai gorengan, termasuk pisang goreng yang sempat di makan oleh Ade.
"Maaf pak permisi, saya hanya ingin mewawancarai bapak soal kematian seorang siswa di sekolah ini."
"Emm baiklah."
"Bisakah paman menjelaskan kronolgi ceritanya?"
"Begini, anak itu bersama seorang temannya membeli 3 buah pisang goreng saya. Namun, anak itu mengerang kesakitan karena memakan pisang goreng buatan saya hingga meninggal. Jika saya menaruh racun pada pisang goreng saya, seharusnya teman yang bersamanya dan beberapa murid lainnya yang membeli pisang gorengku akan bernasib sama. Namun, hanya dia saja yang mengalami keracunan. Sedangkan yang lain tidak."
Rizal mendengar dan langsung menulis pernyataan dari pedagang tersebut dengan cepat. Pikiran Rizal terbesit pada suatu pertanyaan yang cukup aneh.
"Jika pisang goreng itu beracun, seharusnya bukan cuman Ade yang tewas. Beberapa murid bisa saja mengalami hal yang sama hingga kematian?" Pikir Rizal dengan keras.
"Hmm kasus yang sangat rumit."
Bersambung
Wah rumit juga ya hehe.
Di tunggu kelanjutannya ya.
Harap vote dan komen ya.Terima Kasih...
KAMU SEDANG MEMBACA
Mirror
Mystère / Thriller"Cermin dapat menjebak kita." "Cermin dapat memperlihatkan wujud asli kita." "Bermain dengan cermin memerlukan konsekuensi." Bryan, seorang siswa SMAN 20 Bekasi dengan kepribadian yang cukup pendiam dan selalu memegang sebuah cermin bewarna ungu. Ri...