[1]

1.3K 47 0
                                    

Jika awalnya saja sudah palsu, bagaimana berikutnya?

...

Clara menguap lebar. Apa yang sedang dijelaskan ibu Ratna tak satu pun berhasil masuk kedalam otak Clara, Guru Kimia itu seolah patung bisu yang bergerak bagi Clara. Wait.. bukankah patung memang bisu dan lah, emang ada patung gerak (?)

Ini adalah menguapnya Clara yang keduapuluhan menurut hitungan Serena. Ya, sejak tadi Serana memang memperhatikan gerak-gerik Clara. Serena mengeleng pelan. Serena tau sahabatnya ini pasti tidak tidur semalaman.

"Ngapain lo semalam?" Bisik Serena takut di dengar Bu Ratna bisa saja dirinya disemprot dengan kalimat sederhana yang mengores batin.

Mengingat Guru itu ketika sedang marah lebih akan mengunakan Mulutnya yang berbisa untuk membuat lawannya kalah dengan mudah.

Clara menoleh malas lalu dengan tampang datarnya menjawab.

"Anime"

Serena mendengus. Sebenarnya Serena sudah tau jawabannya itu. Hanya memastikan saja. Clara memang sangat menyukai manusia-manusia 2D itu. Padahal sudah dewasa masih saja suka hal-hal yang sebenarnya lebih pada anak-anak.

Namun, tiap kali Serena memberi pertanyaan seperti  'bukannya itu terlalu kekanakkan ya buat lo yang notabene nya udah tua?"

Clara akan menjawab dengan santai 'anime gak selalu buat anak kecil. Coba aja lo nonton gue jamin bakalan suka. Kalo lo udah ngedalami baru deh lo tau kenapa gue suka'

Serena benar-benar tak mengerti jalan pikiran sahabat sejak SD nya ini.

Setelah 2 jam akhirnya istrahat juga.

"Ra, kantin yuk!" Ajak Serena.

"Duluan aja, gue mau ke toilet dulu" Serena mengangguk "oke".

Setelah selesai dari toilet Clara langsung berniat menuju Kantin namun langkah nya terhenti saat melihat seorang cowok yang sedang memakai earphone sambil tiduran di rooftop sekolah, kebetulan roottop sekolah bisa kelihatan ketika berada di toilet cewek lantai 3.

Itu sebab nya banyak cewek yang tak begitu suka mengunakan toilet lantai 3 sebab sering kejadian anak-anak cowok yang usil mengitip mereka dari rooftop.

Clara mengenali cowok itu, dia adalah ketua osis SMA Harapan. Cowok yang dengan sengaja dia tabrak kemarin.

Dengan langkah pasti, Clara mendekati Refan.

...

Refan bosan di kelasnya sehingga ia memilih menuju Rooftop, untung saja Pak Abhi yang mengajar Penjas tidak masuk hari ini.

Rooftop memang menjadi satu-satunya tempat favorite Refan saat sedang malas atau bosan dengan pelajaran. Dan kadang sebagai tempat menenangkan diri dari kenyataan hidupnya.

Cahaya matahari yang tadinya menyentuh wajah Refan kini tak terasa lagi, Refan berpikir apakah mendung sekarang?.

Refan membuka mata dan agak sedikit kaget dengan kehadiran seorang cewek yang menghalagi cahaya matahari. Pantas saja. Walaupun kaget namun wajah Refan tetap saja datar sehingga Cewek itu tak menyadarinya.

Cewek itu terlihat tersenyum lebar seolah baru saja mendapatkan sepeda baru karna mendapatkan juara satu.

"Awas!" Ucap Refan kasar mendorong tubuh kecil milik cewek di depan nya itu.

"Hih dasar!" Refan bisa mendengar kekesalan cewek itu.

Hening setelah itu. Refan pikir cewek tadi sudah pergi tapi,

"Nama gue Ginesa Aclaraline tapi lo bisa panggil gue Clara atau Ara" ucap cewek itu yang adalah Clara.

Refan masih belum membuka mata, tak berniat sama sekali berkenalan dengan cewek sok akrab itu.

Hal ini membuat Clara mendengus, namun ia belum menyerah. Clara sudah tau dari Serena bahwa Refan memang dingin dengan semua orang kecuali Putra yang adalah sahabatnya.

"Lo ingat gue gak?" Tanya Clara.

Refan membuka mata lalu menatap Clara beberapa detik. Setelah itu kembali menutup matanya. "Gak"

Sejujurnya menurut Refan wajah cewek ini tidak begitu asing hanya saja dia tak mengingat kapan dia pernah bertemu cewek ini.

Sekali lagi Clara mendengus. "Gue yang kemarin nabrak lo! Udah ingat?"

Ah, Refan sudah ingat. Jadi dia cewek yang kemarin menabrak nya dan dengan tidak tau dirinya tidak meminta maaf malah langsung pergi.

"Udah ingat belum?!" Tanya Clara lagi.

Tapi Refan tetap menutup matanya seolah Clara tidak ada disana.

'Benar-benar ya nih cowok!'  Umpat Clara dalam hati.

"Ok. Gue anggap lo udah ingat gue." Ucap Clara menyerah.

"Lo ngapain disini? Bukannya lo ketua osis? Kok gak... Oh.. gue tau, lo bolos ya? Ngaku lo!" Ucap Clara beruntuh membuat Refan semakin risih.

"Bukan urusan lo!" Ketus Refan. Bangkit dari situ lalu meninggalkan Clara.

"Eh cowok kampret! TUNGGUIN GUE!" teriak Clara.

"Ko-k lo bo-los sih?" Ucap Clara ngos-ngosan karena mengejar Refan. Tentu saja Refan yang tinggi membuat langkah kakinya 3x langkah Clara.

"Apa bedanya sama lo!!" Ketus Refan lagi.

"Ah, elah santai aja kali. Gue bosan di kelas makanya bolos, lagian ini kayaknya masih jam istirahat perasaan kan? Berarti lo gak bolos, eh atau lo dari pagi gak ngikut kelas? Eh lo kan ketua osis! Kok bolos!" ucap Clara bingung sendiri, hal ini semakin membuat Refan kesal.

"Oh. Trus lo pikir gue perduli?!" Ucap Refan dingin di setiap katanya.

"Ngeselin lo! Untung gue suka!" Ucap Clara kesal.

Refan memutar bola mata malas.  "Ngapain sih lo ngikutin gue!. Hus.. pergi sana!" Usir Refan. *dikata Clara hewan apa.

Clara mendengus. Sepertinya dia harus extra sabar.

"Gue mau buktiin ke Serena kalo gue bisa dapatin hati lo!" Ucap Clara super yakin.

Refan terkejut. Bukan karena ucapan Clara yang ingin mendapatkan hatinya. Tapi karna satu nama yang diucapkan Clara.

"Serena? Serena Andiana?" Tanya Refan. Tatapan matanya kini mengintimidasi.

"I-ya.. kok lo tau? Serena sahabat gue." Ucap Clara.

"Oh" kini raut wajah Refan kembali datar.

"Kok oh doang, lo suka sama Serena?. Eh, gak boleh! Lo hanya harus suka sama gue!" Ucap Clara.

"Apaan sih lo! Pergi sana!" Ketus Refan. Lalu meninggal kan Clara.

"Ish, nyebelin bangat sih tuh cowok. Tapi ganteng" ucap Clara gila sendiri.

***

Wes...wes ada apa nih? Kok Refan kenal Serena... ?

Cie yang penasaran.. tunggu update nya lagi ya ❤

Salam. Manis dari Author cantiks hehe...

Recla (My Possesive Girlfriend!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang