Third-I

5.8K 511 24
                                    

Suara sirine polisi semakin terdengar nyaring mendekati pusat perbelanjaan Konoha, suara panik dan ramainya pengunjung yang berdesakan ingin segera keluar dari Mall Konoha membuat para aparat kepolisian itu repot. Belum lagi masalah yang sebenarnya masih dicari disetiap penjuru Mall. Astaga tak bisakah mereka tenang barang sebentar agar proses evakuasi cepat selesai dan Bom itu segera ditemukan. Brengsek ! umpat salah banyak dari anggota kepolisian itu.

Namikaze Minato, Ketua devisi khusus yang menangani kejahatan terintegrasi atau biasa disebut Third Intelegent atau Third-I menelisik setiap penjuru dengan mata biru tajam miliknya seraya memberi intruksi pada anggotanya. Beberapa jam yang lalu seseorang menghubungi kantor Third-I yang mengatakan akan terjadi Bom bunuh diri dipusat dimana semua orang tengah asyik bernegosiasi dan para anak-anak bermain sesuka hati.

"Minato-san, terlihat seseorang yang mencurigakan berkeliaran dilantai 2 blok D" lapor seseorang dari headset wireless nya kepada sang ketua.

"Inoichi" seru kepala devisi khusus itu pada bawahannya untuk mengikutinya menuju lantai 2 dan kembali memberi intruksi untuk menyebar.







Sementara itu...

Seorang gadis berambut pirang panjang sepantat yang masih menggunakan seragam sekolahnya yang dilapisi jaket yang hampir sepanjang rok dengan sebuah headphone yang menyumbat kedua telinganya, terlihat sedang sibuk dengan ponsel canggihnya seraya bergumam pada seseorang.

"Z-chii~ kirimkan grafiknya sekarang" perintah gadis itu seraya mengotak-atik ponsel mahalnya.

"Cerewet. Kirimkan saja, akan ku analisa sendiri. Akan sangat merepotkan menunggumu" semprotnya pada sosok yang dipanggil Z-Chii itu.

Tak beberapa lama grafik yang diinginkannya muncul, grafik sebuah gedung yang disinyalir adalah Pusat perbelanjaan Konoha. Jemari lincahnya mulai asyik menari diponsel pintarnya hingga sebuah tanda merah yang terus berkedip membuat senyumnya melebar. Segera saja dia berlari menuju tanda merah itu. Hingga akhirnya dia berhadapan dengan seorang pria yang berdiri diarea blok D lantai 2 dengan sebuah Bom yang terpasang di badannya, ah jangan lupakan timer di bom itu. 25 menit 40 detik. Dan terus berkurang setiap detiknya.

"Dei-chii~ kau tau tipe ini?" seraya mendengar tipe dan akibatnya gadis itu terus fokus pada ponsel dan sesekali melirik pada bom ditubuh pria itu.

"C4??? Woah tak ku sangka, akibatnya akan meruntuhkan seluruh gedung ini" ujarnya takjub membuat pria dua meter didepannya itu mengernyit seraya memasang wajah jengkel.

"Apa yang kau lakukan disini bocah" serunya membuat atensi gadis itu padanya.

"Ah, hanya melihat-lihat Ossan~" ujarnya santai seraya membuka earphonenya.

"Pergi. Sebelum kau mati disini" ancam laki-laki itu menyorot menyeramkan membuat gadis itu tanpa sadar tersenyum kecil, belum sempat membalas ucapan paman itu sebuah suara familiar ditelinganya terdengar dibelakannya.

"Angkat tangan!" seru suara dibelakangnya membuat gadis itu menoleh cepat.

"Papa!"

"Naru!"

Tentu saja mereka kaget meski kekagetan sang gadis hanya dibuat-buat. Berbeda dengan rekan setim ayahnya yang menatap mereka berdua terkejut bukan main. Namikaze Minato memiliki anak? Mengabaikan rekan-rekan timnya, pria pirang itu segera menarik sang putri kesampingnya. Memberi intruksi pada salah satu rekannya dan Minato mulai mengintrogasi gadis kopiannya itu.

"Apa yang kau lakukan disini, gadis nakal" Minato menjewer sang putri untuk semakin mendekat kearahnya.

"Pagi tadikan Naru sudah ijin untuk membeli sneakers sepulang sekolah, jika Papa lupa" sungutnya seraya menunjukkan sebuah papper bag ditangannya sementara tangan lainnya yang bebas digunakan untuk mengusap telinganya yang sakit karena jeweran sang papa.

BREAK DOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang