Tentu saja siapa yang percaya, gadis yang biasa dikenal cupu disekolah berubah drastis setelah pulang sekolah. Ah, itu sudah biasa, banyak yang seperti itu. Tapi untuk apa gadis ini menyamar, bukankah malah menguntungkan jika dia berpenampilan biasa ? Entahlah mereka bertiga enggan memikirkannya.
"Jadi, untuk apa kalian mencariku"
Bahkan nada bicara, raut wajah dan kelakuannya berubah. Neji memandang takjub gadis itu. Apa penampilan menunjang gaya hidupnya? Atau gadis ini mengidap bipolar?
"Bisakah kita bicara didalam" Naruto menatap pemuda bersurai raven itu kemudian sedikit menyingkir memberi ruang untuk ketiga pemuda itu masuk kedalam rumahnya.
"Jadi?" tanyanya tidak sabar.
Bisakah gadis itu berlaku baik pada tamunya? Mereka bahkan baru saja duduk, seharusnya sediakan minuman untuk mereka terlebih dahulu baru mulai pembicaraan. Sasuke menatap datar gadis kopian ketua Third-I itu.
"Kau harus ikut kami ke kantor Third-I" perintah Sasuke tak ingin diganggu gugat.
"Kalau aku tidak mau?" balas gadis itu menantang masih fokus membelai lembut bulu merah keorange an rubah miliknya.
"Kami memaksa" Neji dan Shikamaru masih terdiam memperhatikan gadis yang sama sekali berbeda dengan si cupu itu.
"Sayangnya, aku tidak bisa dipaksa" Sebenarnya Sasuke tidak suka dibantah, membuatnya melotot tajam pada gadis yang menatapnya biasa saja.
"Jadi apa maumu, Dobe" hilang sudah kesabaran Sasuke.
"Dobe? Kau mengataiku Dobe dua kali dalam pertemuan langsung kita, Uchiha-san" dan Naruto sangat menyukai mempermainkan emosi orang.
"Kalau begitu, silahkan keluar dari sini karena aku merasa sakit hati dikatai Dobe dua kali oleh orang yang sama. Sebenarnya aku mau menyetujui ajakan kalian, tapi sepertinya aku berubah pikiran. Silahkan, pintu keluarnya disebelah sana"
"Hoahm, merepotkan. Namikaze-san bisakah kau bekerja sama dengan kami? Aku tau ini merepotkan tapi pak tua itu memaksa kami untuk membawa mu ke kantor" akhirnya Shikamaru menengahi setelah hibernasi cukup lama.
"Kami diancam tidak bisa membantu kasus-kasus mereka jika tidak membawamu kehadapan mereka" Neji menghela napas pasrah mengingat ancaman ayahnya.
"Itu masalah kalian, bukan aku"
Mereka berempat terdiam, larut dalam pikiran masing-masing. Hingga gadis Namikaze itu menghela napas pelan kemudian menatap ketiga pemuda itu serius.
"Baiklah, tapi aku tidak bisa ikut begitu saja."
"Apa maksudmu?" Neji dibuat bingung oleh gadis bermarga Namikaze itu.
"Papa tidak mengijinkanku untuk keluar dengan orang asing" membuat ketiganya memicing. Hei, mereka bukan orang asing Minato sudah mengenal mereka apalagi ayah mereka.
"Jadi, kalau kalian masih memaksa, kalian bisa minta ijin kepada Papa" kenapa seperti meminta restu untuk meminang anak orang? Tapi baiklah demi kelangsungan hidup mereka, mereka akan melakukannya.
Berdecak, Sasuke mengeluarkan ponsel pintarnya kemudian menghubungi ayahnya. Setelah tersambung, terdengar jelas suara Uchiha Fugaku diseberang sana bersama rekan-rekannya. Langsung saja Sasuke mengutarakan maksudnya dan Sasuke, Shikamaru dan Neji mendengar jelas penolakan Namikaze Minato yang harus menyeret putri kesayangannya kedalam kasus-kasus merepotkan bersama anak-anak rekannya.
"Papa, kita bicarakan di kantor saja. Naru akan ikut kesana" putus Naruto dengan suara lembutnya kala mendengar Papa nya yang mulai emosi.
Setelah berganti pakaian yang lebih pantas, mereka berempat langsung menuju markas Third-I lantai 2 disebuah ruangan yang biasa mereka gunakan untuk berdiskusi. Mereka bukan anggota resmi Third-I jadi mereka tidak bisa berkeliaran seenaknya disana walau orang tua mereka bekerja disana dan kadang kala membantu kala dibutuhkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BREAK DOWN
FanfictionNamikaze Naruto, gadis cupu yang jenius namun misterius. Memiliki kemampuan yang diincar berbagai kalangan, namun harus terpergok sang Ayah karena kecerobohannya. Haruskah dia berhenti seperti keinginan sang Ayah atau terus melambung dengan caranya...