The Secret Of Study Camp (2)

3.2K 283 70
                                    

"Siswa ini, Bagaimana saya harus memanggil?"

"Uzumaki Runa"


Mentor itu terdiam. Bahkan Sasuke dan yang lainnya menatap Naruto heran. Bagaimana gadis ini ingin merencanakan? Pertama rambut pirang sewarna mataharinya di cat hitam legam, sekarang namapun disamarkan tanpa memberitahu mereka. Untungnya mereka belum keceplosan menyebut namanya.

Naruto menatap mentor itu dengan senyum misterius menggantung diwajahnya. Apakah sangat mengejutkan mendengar namanya?

"Ehem, baik saya menjawab pertanyaan siswa Uzumaki. Anda tidak perlu khawatir dengan apa yang terjadi barusan. Polisi sudah bergerak menyelidiki dan pihak penyelenggara akan bertanggung jawab memberi penjelasan kepada keluarga korban. Sekarang yang perlu kalian lakukan adalah belajar dengan baik disini" mentor ber name tag Yuuki Haku itu bersuara meyakinkan.

"Tapi sensei, kami takut jika hal seperti itu terjadi pada kami. Kenapa tidak mengundurnya sampai kasus itu terpecahkan?" tambah Neji dengan raut dibuat cemas. Naruto meliriknya kemudian kembali fokus pada Haku didepan.

"Kami tidak tau kapan hal itu akan terpecahkan, kami tidak bisa nunggu sedangkan kalian juga harus masuk sekolah lagi. Kejadian itu adalah kecelakaan yang juga tidak kami inginkan. Jadi dengan itu study camp ini akan terus berlangsung seperti rencana." tukas mentor itu.

"Itu benar, itu hanya kecelakaan. Kami sudah membayar mahal untuk study camp ini, kenapa harus mundur?"

"Yeah dia mati mungkin karena kecerobohannya sendiri"

"Itu benar, kita tidak bisa menyia-nyiakan kesempatan belajar disini hanya karena orang ceroboh"

"Apa yang harus ditakutkan? Kita belajar bukan berperang"

Dan masih banyak lagi kasak kusuk diantara siswa yang keberatan jika study camp diundur atau dibatalkan. Tentu saja uang bukan masalah bagi mereka, tapi mereka juga tidak mau rugi kan?

Sasuke terdiam melihat siswa-siswa yang tidak tau bagaimana takut. Yaah, biarkan mereka sombong dan tidak takut sekarang. Setelah mereka mati, mereka akan tau begitu berbahayanya camp belajar ini. Sasuke tersenyum mencemooh.

"Naruto" panggil Sasuke sangat lirih sehingga hanya mereka berdua yang mendengar.

"Panggil aku Runa"

"Bagaimana menurutmu?" Sasuke bertanya padanya yang dibalas dengan senyum menawannya.

"Apa yang harus dilakukan?" Naruto mengangkat bahunya acuh dengan senyum sinis kemudian melanjutkan

"Lihat dan tunggu saja. Bagaimana menyesalnya mereka, ketika tidak tau bagaimana mereka mati"

Naruto benar, dia mencoba menyelamatkan mereka tapi ditanggapi sedemikian rupa. Mencoba mengurangi angka kematian tapi ditolak. Jadi, Sasuke akan melihat dan menunggu seperti kata Naruto. Ini juga ujian baginya dan teman-temannya.

"Sebenarnya, menyelamatkan orang yang tidak ingin diselamatkan bukan urusan ku. Aku tidak mengenal mereka begitupun mereka. Mereka tidak akan berterimakasih walau kuselamatkan. Mereka orang asing bagiku. Tapi, aku memiliki Papa yang bekerja di kepolisian. Mau tidak mau aku harus ikut campur dalam lumpur ini."

Hanya demi Papa dan untuk mendiang Mamanya, dia akan berjuang untuk keadilan. Katakan Naruto naif ataupun egois. Naruto hanya ingin hidup damai tapi juga tidak takut masalah. Karena sesuatu yang berhubungan dengan kematian Mamanya, dia akan menelusurinya walau harus tenggelam dalam kubang lumpur yang dalam. Setelah balas dendamnya terselesaikan, biarkan Tuhan melanjutkan sandiwaranya untuknya.

Sasuke menatap Naruto dalam, dia tidak tau apa yang membuatnya seperti ini. Kematian orang lain tidak berhubungan dengannya. Tapi karena Ayahnya, dia mau berkubang dalam lumpur ini.

BREAK DOWNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang