"Dek,"
"Apa?"
"Kita jemput temen abang dulu ya, deket kok gak jauh-jauh amat dari kampus lo ini,"
"Yaudah."
Minho pun melajukan mobilnya ke suatu tempat buat jemput temannya yang dimaksud itu. diperjalanan, Kamu nanya.
"Temen lo yang suka ngerokok itu ya, Bang?"
"Iya, napa?" jawab Minho tanpa mengalihkan pandangannya kedepan.
"Oh, yauda gua nunggu di mobil aja ye, Bang." ujar Kamu sambil ngeluarin handphone dari ransel.
"Oke..," Minho ngehela nafasnya. Kamu itu emang ga mau keluar dari mobil tiap Minho jemput temennya karena alasan temennya Minho itu 'suka ngerokok'
Dikeluarga Kamu itu ga ada yang ngerokok. bahkan dilarang keras karena kesehatan. Mama kamu ga suka sama hal-hal yang berbau rokok. rasa ketidak sukaannya itu nurun ke kamu.
Papa kamu waktu muda dulu ngerokok, Tapi saat Papa kamu kenalan dan dekat dengan Mama kamu, beliau mulai ngejauhi hal-hal yang berbau rokok itu karena Mama kamu ga pernah suka yang namanya rokok. dan alhasil sampai sekarang Papa kamu ga pernah ngerokok lagi.
Mama kamu masih mending, beliau masih mau ramah dan sopan sama orang yang suka ngerokok, beda dengan kamu yang jelas-jelas mengabaikan dan bersifat dingin ke orang yang merokok. ga peduli itu siapa, yang jelas kamu ga suka sama yang merokok, bahkan saudara kamu sendiripun yang merokok bakal kamu diemin.
Terus, lahir abang kamu, Lee Minho. Papa sama Mama kamu ngajarin abang kamu supaya ngejahuin hal-hal yang berhubungan rokok itu, dan ya terbukti emang Minho ga pernah nyentuh barang itu.
Kalau aja Minho sentuh apalagi make itu barang, siap-siap aja nama Minho udah ga ada lagi di kartu keluarga.
Jadi, Kamu selalu ngejauhin benda itu. apalagi sama orang-orang yang makai barang itu. sifat kamu jadi berubah 180 derajat. dari yang kamu dikenal ceria sama bobroknya kamu, menjadi kamu yang dingin dan ga peduli sama orang yang suka ngerokok itu.
Selama diperjalanan Kamu cuma dengerin musik pake headphone sambil menutup mata menikmati lagunya dan sesekali bersenandung. sampai ga nyadar kalau Kamu dan Minho udah sampai ketempat temen Minho itu.
"Dek," Panggil Minho sambil liatin kamu waktu mobilnya berhenti seperti di area parkir di depan suatu cafe nongkrongnya anak muda jaman sekarang.
Kamu pun melepaskan Headphone dan natap abang kamu, "Hm?"
"Dah sampe, yakin ga mau turun nih?" tanya Minho ngeyakinin kamu buat turun dan ikutan masuk cafe.
"Kagak bang elah." kesal kamu. Minho pun pasrah dan langsung keluar dari Mobil tanpa ngeluarin kata-kata.
Ga lama kemudian, Minho balik ke mobil tentunya sama dengan temannya itu, "Dek temen gua tuh, pindah ke belakang gih."
Dengan sifat kamu yang dingin itu pun turun dari mobil dengan berat dan ga sengaja bertatapan dengan temen Minho dengan tatapan dingin dan datar. lalu, kamu masuk ke bagian penumpang dan memasangkan kembali headphone, menyetel lagu kesukaan kamu.
Mobil pun jalan setelah temen abang kamu naik kemobil duduk ditempat kamu sebelumnya.
°•°
"Adek lo masih cuek ae ke gua, Ho," ujar Hyunjin setelah mengeluarkan asap rokok dari mulutnya.
Fyi, mereka berdua lagi di rooftop rumahnya Hyunjin setelah nganterin Kamu pulang.