[biasakan klik bintang sebelum membaca]
*****
Teriakan kencang Jill saat berlari keluar kamar menuju lantai satu, sanggup membuat pembantu dan juga satpamnya cepat-cepat menghampiri. Bahkan adiknya Gavin yang tadinya sedang tidur siangpun ikut terganggu akibat teriakan kencang dari kakaknya.
"Ada apa non? Kenapa teriak-teriak begitu?" tanya bik siti panik, saat mendengar teriakan anak majikannya sekaligus ekspresi ketakutan diwajahnya ketika keluar kamar.
"Iya non, kenapa?" tanya sang satpam saat sudah menghampirinya.
"Kak Jill?? Kak Jill kapan datang? Terus kenapa kakak teriak-teriak??" panik Gavin sekaligus bercampur rasa senang, saat melihat keberadaan kakak perempuannya saat ini.
Jill yang masih dalam keadaan kaget karena baru saja melihat dengan jelas milik cowok tadi yang menggantung bebas, mulai berbicara dengan nada terbata dan juga satu tangan menunjuk ke arah lantai atas. "I-itu bik. Di-dikamar saya a-ada cowok gila lagi telanjang, mau maling rumah ini!"
Semua orang terkejut mendengar apa yang dikatakan Jill barusan.
"Hah? maling? Serius non?" tanya sang satpam memastikan sekali lagi. Pasalnya sedari tadi ia berjaga diluar, sama sekali tidak ada orang asing yang masuk dirumah majikannya.
"Serius pak! Buat apa juga saya becanda."
"Terus sekarang malingnya dimana?" sang satpam kembali bertanya.
"Masih dikamar. Mending pak mamat samperin sekarang. Dari pada entar tuh cowok gila keburu kabur bawain barang-barang dirumah ini!" panik Jill, yang masih belum mereda.
"I-iya non."
Sang satpam yang hendak naik ke lantai atas, seketika urung saat melihat seorang cowok yang ia kenal baik, tengah menuruni tangga dengan menenteng peralatan mandi ditangannya. dibahu kirinya tersampir handuk. Sementara ekspresinya terlihat meringis sakit dengan satu tangan memegangi kepalaya nyeri.
semua orang rumah yang mengenal baik cowok itu, menatapnya dengan khawatir, apalagi saat melihat luka dikeningya. Tapi tidak dengan Jill yang justru semakin heboh sendiri saat melihat cowok gila yang bertelanjang didalam kamarnya, kini dengan santainya turun dan sudah mengenakan pakaian lengkap. "I-itu dia pak, cowok mesum gila yang udah maling dirumah ini! Kayaknya dia mau kabur. Buruan tangkep pak!"
bukannya melakukan apa yang disuruh Jill. Semua orang dirumah itu malah menatap Jill dengan bingung, dan terlihat tengah menahan tawa.
Tentu saja Jill makin dibuat kesal sendiri. "Loh. Kenapa malah pada diem? itu orangnya, yang udah masuk kamar saya sambil telanjang!" ekspresi Jill berubah, seolah mengerti akan suatu hal. "A-atau jangan-jangan tadi, dia ada niat mau ngapa-ngapain saya didalam." Ekspresi Jill berubah cepat menjadi ketakutan dan menyuruh supaya satpam tersebut segera menangkapnya.
Tentu saja cowok yang bernama Kenzo Julian, yang mendapatkan segala macam tuduhan dari cewek yang sama sekali tidak dikenalnya itu, meradang.
Langkah kaki Kenzo dengan cepat menghampiri Jill. Sementara gadis itu kini mundur satu langkah untuk bersembunyi di balik punggung satpamnya-meminta perlindungan.
"Eh! Lo kalau ngomong jangan sembarangan ya. Gue bukan maling. Dan.." mata kenzo menilai Jill dari bawah sampai atas untuk sesaat. "Lagian siapa juga yang minat mau ngapa-ngapain lo!" Kenzo menatap tepat di bagian dada Jill. Lalu kembali berbicara. "Dada aja tepos begitu. mana bisa bikin gue khilaf. Gak usah ngarep jadi cewek!"
Jill yang tadinya bersembunyi dibelakang punggung satpamnya, seketika keluar menatap tajam Kenzo dengan tatapan nyalang, atas ucapan pedas yang barusan dilontarkan pada dirinya"Apa lo bilang?? Lo bener-bener----"
KAMU SEDANG MEMBACA
JILL (TAMAT)
Teen Fiction(silahkan follow dulu.) * Jilliana Callysta yang dulunya memilih tinggal bersama sang mama akibat perceraian kedua orang tuanya, akhirnya kini memutuskan untuk tinggal satu rumah kembali bersama papa kandungnya. semua itu ia lakukan karena sang mama...