[biasakan klik bintang sebelum membaca]
Esok harinya...
Gavin terlihat sudah rapi berseragam sekolah dan tengah memakan sarapannya dengan lahap bersama ayahnya yang sebentar lagi juga akan berangkat ke kantor.
"Kakak kamu kenapa belum turun juga Vin?" tanya Anton pada anak lelakinya.
Gavin mengedikkan bahu bersamaan, lalu menelan sejenak makanan dimulutnya. "Padahal tadi udah Gavin bangunin berulang kali. Tapi kayaknya kak Jill masih molor."
Anton yang hendak menyuruh bik siti membangunkan anak gadisnya, seketika urung saat melihat Jill yang baru saja menuruni anak tangga dengan raut wajah masih mengantuk. bahkan gadis itu sekarang tengah menguap lebar dan mengucek satu matanya.
Dengan setengah mengantuk, Jill menarik kursi makan lalu duduk dan membalik piring yang akan ia isi nasi.
"Dih! Kak Jill jorok banget sih. masih bau iler juga, udah mau makan aja. Mandi dulu sono!" ucap Gavin mengingatkan.
Jill melirik Gavin sinis, lalu berujar. "Berisik!"
"Ye... diingetin juga, bukannya makasih." Cetus Gavin, lalu kembali menyendok nasi kemulutnya.
Anton yang melihat hanya bisa menggeleng pelan, lalu menyuruh Jill untuk mandi terlebih dahulu, minimal menggosok gigi.
"Apa yang dibilang adek kamu itu bener Jill. Masak anak gadis belum mandi udah mau makan aja. Mandi dulu sana!"
"Tapi Jill laper pah. Dari semalem Jill kan nggak makan."
"Siapa suruh kamu pakek acara ngambek mogok makan malam segala."
"Habisnya papa ngeselin. Udah dibilangin kalau Jill nggak mau minta maaf. Kemarin papa liat sendiri kan, Jill udah minta maaf dengan tulus. Eeh... dia malah ngerjain aku. gimana nggak kesel coba. Pokoknya Jill nggak mau minta maaf lagi." Ujar Jill, sembari mengambil lauk dan menaruh dipiringnya.
"Ya udah kalau nggak mau minta maaf. Papa juga nggak akan maksa kamu lagi. Tapi ini makannya entar dulu. Gosok gigi sama cuci muka dulu sana!" Anton bahkan sampai harus mengambil piring makan Jill yang sudah terisi, sebelum gadis itu sampai memakannya.
"Ah papa~ balikin piringnya~" pinta Jill dengan nada manja kekanakan. Membuat Gavin yang mendengar menjadi sedikit ilfil.
"Pagi om..." sapaan selamat pagi dari pintu masuk yang terbuka, membuat mereka bertiga yang berada dimeja makan menoleh bersamaan.
"Eh, Kenzo. Ada apa Ken?"
belum sempat Kenzo menjawab, Jill sudah lebih dulu berdiri dari kursinya dan melontarkan kalimat tidak suka atas kehadiran cowok itu dirumahnya saat ini. "Mau apa lo kesini? Mau ngerjain gue lagi kayak kemarin, iya?"
rasa kesal Jill pada Kenzo sepertinya sulit untuk hilang begitu saja. Apalagi karena ulah Kenzo kemarin yang dengan kurang ajarnya menaruh tikus putih ditangannya, membuat Jill sampai kesulitan memejamkan mata untuk tidur, karena rasa geli yang sulit ia lupakan saat tikus itu bergerak bebas ditangannya.
"Jill, nggak boleh gitu ngomongnya. Ini masih pagi loh. Jangan mulai keributan lagi." Kata Anton mengingatkan. Lalu kembali bertanya pada Kenzo, maksud kedatangan lelaki itu. "Jadi ada apa Ken? Kok pagi-pagi udah datang kesini?"
"Ini om, saya cuman mau ngasih kue buatan mama ini, ke om. Saya... juga minta maaf karena kemarin udah jailin anak om. sebenarnya saya nggak maksud kayak gitu. Beneran. Saya fikir Jill nggak takut sama hamster."
Mendengar kata hamster disebut, membuat emosi Jill kembali naik. "Hamster apanya?? Yang lo kasih ke gue kemarin itu tikus. Bukan hamster!"
"Jill......" anton kembali mengingatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
JILL (TAMAT)
Teen Fiction(silahkan follow dulu.) * Jilliana Callysta yang dulunya memilih tinggal bersama sang mama akibat perceraian kedua orang tuanya, akhirnya kini memutuskan untuk tinggal satu rumah kembali bersama papa kandungnya. semua itu ia lakukan karena sang mama...