[bisa tolong kasih bintangnya dulu nggak sebelum membaca?]
HAPPY READING.....
----------"Woah! Kayaknya gue masih nggak percaya kalau lo sekarang sekelas sama gue." Ujar Kelvin sembari mendekat kemeja Jill dan duduk tepat didepannya. "Kok bisa sih lo milih pindah kesini?! Gimana ceritanya?" Kelvin bertanya sembari menopang dagu.
"Takdir. Mungkin." Jawab Jill singkat sembari tersenyum senang. Ia masih terlalu sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas.
Kelvin menatap Jill penuh curiga. "Jangan bilang kalau lo dari awal udah tau bakal pindah kesini. Mangkanya lo sengaja gak ngasih tau, biar surprise kan?!"
"Lah, gue aja nggak tau kalau lo sekolah disini."
"Nggak tau?"
Jill mengangguk.
"Bukannya gue pernah bilang ke lo, dimana gue sekolah ya?!"
Jill malah meringis ke arah Kelvin. "Hehehe, itu masalahnya."
"Kenapa?"
"Gue lupa." Jawab Jill dengan raut watadosnya.
"Ck. Apa-apaan?! Gimana bisa lo lupa dimana tempat sekolah temen deket lo sendiri?" Ujar Kelvin tak percaya.
Jill hanya memanyunkan bibir. Lalu tidak lama ada dua anak cowok yang datang menghampiri mereka.
Itu temen deket Kelvin disekolah.
"Vin. Kantin yok!" Ajak Gio.
"Kalian duluan aja deh. Entar habis ini gue nyusul bareng sama Jill. Nggak papa kan?!"
"Eh, emang kalian berdua udah saling kenal? Kok keliatan akrab gitu?" Kali ini giliran kenan ikut bersuara.
"Gue sama Jill kebetulan temenan deket." Kata Kelvin memberitahu pada dua sahabatnya.
"Serius?" Tanya Gio tak percaya, yang mendapat anggukan dari Kelvin.
"Kalau gitu. Kenalin kita dong Vin." Cetus Kenan malu-malu.
"Kenapa mesti minta kenalin? Kenalan sendiri kan bisa." --Kelvin.
Kenan hanya mendengus. Lalu mulai memperkenalkan dirinya kepada Jill dengan tangan terulur. "Kenalin. Gue kenan. Temennya Kelvin sekaligus cowok terganteng disekolah ini." Ujarnya dengan senyum mengembang lebar.
Karena Gio belum berkenalan dan Kenan belum juga melepas tangannya dari Jill, Gio segera saja menepisnya cepat. "Lama banget kenalannya. Gue juga mau kali."
Gio mengembangkan senyum termanisnya didepan Jill. Berdehem sejenak. Tangannya terangkat naik menyugar rambutnya kebelakang. "Kenalin. Gue Gio, dan gue siap ngebantu lo kapanpun kalau lo lagi ada dalam masalah."
Jill tersenyum lucu melihat tingkah kedua teman Kelvin saat ini. "Kalian berdua bisa panggil gue Jill."
Bahkan Kelvin juga harus menepis tangan Gio yang juga terlalu lama berjabat tangan dengan Jill. "Lo juga kelamaan kali jabat tangannya." Sinisnya.
"Elahh! Nggak bisa banget lo liat temen bahagia dikit." Kesal Gio, saat Kelvin menepis tangannya.
"Katanya lo berdua mau ke kantin?" Kelvin mengingatkan. Berharap mereka akan segera pergi.
"Ngusir??" Celetuk Kenan.
"Iya." Jawab Kelvin tanpa merasa tidak enak sedikitpun.
Kenan dan Gio mendengus hampir bersamaan. Lalu tidak lama mereka berdua pun menurut pergi ke kantin, setelah memastikan jika nanti Jill juga akan menyusulnya bersama Kelvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
JILL (TAMAT)
Teen Fiction(silahkan follow dulu.) * Jilliana Callysta yang dulunya memilih tinggal bersama sang mama akibat perceraian kedua orang tuanya, akhirnya kini memutuskan untuk tinggal satu rumah kembali bersama papa kandungnya. semua itu ia lakukan karena sang mama...