Ep 4 : Bittersweat

354 47 1
                                    

Tiffany melihat bagaimana Donghae membantu Yoona keluar dari mobil. Tidak, Tiffany tidak ingin mengatakan apapun sekarang. Dia hanya diam duduk didalam mobil sembari menahan sesak yang mulai menjalar.

" Kalau kau memerlukan bantuanku, kau bisa hubungi aku Yoona-Ssi "

Yoona tersenyum, kemudian mengangguk.

Tiffany yang melihat perbincangan keduanya ingin sekali mengubur dalam-dalam pandangannya saat ini.

" Kau mengantuk? " Tanya Donghae yang sudah kembali, dan melihat Tiffany yang terpejam.

" Aku lelah Oppa, bangunkan aku saat kita sudah sampai " Lirih Tiffany yang memejamkan matanya rapat-rapat, lalu mencoba berpura-pura untuk menyamankan tidurnya.

Donghae tidak peka dengan apa yang dirasakan Tiffany, dirinya kemudian dengan biasa melajukan kembali mobil untuk menuju kediaman wanita yang terlihat tertidur disampingnya.

Tapi tahukah Donghae bahwa Tiffany benar-benar tidak mampu menahan sakit hatinya, setetes air mata mengalir dari matanya. Dan hanya Tiffany yang tahu bahwa dirinya kembali manangis.

.. .. .. ..

Keesokan harinya tidak ada yang tahu kemana perginya Tiffany, bahkan ini sudah hampir menjelang keberangkatan ayahnya ke Melbourne. Namun anak perempuannya itu tidak datang untuk mengucapkan salam perpisahan barang sebentar.

" Sepertinya Tiffany begitu lelah hingga tidak biasanya dia melewatkan dimana hari aku akan pergi"

" Suamiku, kau tahu sendiri bukan dia baru saja mendapat banyak tawaran untuk pekerjaanya "

Tn. Thompson mengangguk seakan mengerti dengan ucapan isterinya. Namun memang tidak seperti biasanya, Tiffany melewatkan momen melepas kepergian ayahnya untuk perjalanan bisnis yang cukup lama. Karena bisnis ekspansi ke australia membuat ayahnya harus tinggal selama setengah tahun disana.

" Aku akan menelfonnya ketika sampai di bandara "

Ny.Lili mengangguk seraya memeluk suaminya, dia membiarkan prianya pergi bersama mobil milik keluarga Hwang. Meski berat, namun keadaan ini memang selalu harus ia hadapi.

" Yoona-Ssi tolong kau hubungi Donghae, dannkatakan padanya biarkan saja Tiffany untuk saat ini " Ucap Ny. Lili yang kemudian meninggalkannya untuk masuk kembali kerumahnya.

.. .. .. ..

' Baik Yoona-Ssi, aku mengerti '

Donghae menutup panggilan itu, dia kini sedang berdiri dihadapan pintu apa apartemen milik Tiffany. Sebenarnya bisa saja dirinya masuk, namun dia hanya tidak ingin semakin tidak nyaman saat ini.

Donghae mencoba merogoh kantung kemejanya, dia menemukan selembar kertas kecil yang diberikan Tiffany padanya. Kartu harapan yang bisa Donghae gunakan untuk apapun, dan Tiffany akan mengabulkannya.

Card wishes : Temui aku di lobby parkiran setengah jam lagi. (Tulis Donghae)

Setelah selesai menulis apa yang ia inginkan, Donghae menyelipkan kartu itu melewati celah bawah pintu apartemen Tiffany, lalu meninggalkannya sampai setengah jam kemudian.

. . Dua puluh lima menit berlalu

Donghae masih menunggu kedatangan Tiffany, dia terus saja melihat jarum jam di arlojinya. Tidak ada wanita itu, Donghae sudah menunggunya. Hingga suara ponselnya berdering, pria itu berharap bahwa Tiffany yang menelfonnya.

' Donghae-Ssi, apakah Tiffany masih belum bisa dihubungi? '

Suara lembut dan penuh ketulusan itu adalah milik Im Yoona, wanita yang diam-diam ia cintai selama ini.

' Iya, aku tahu dia sedang berada di apartemennya. Jadi jangan khawatir '

'Syukurlah kalau begitu ' Ucap Yoona dengan tulus.

Sejenak ada keheningan diantara keduanya, sehingga Yoona mencoba mengatakan niatnya pada Donghae.

' Aku ingin mengajakmu makan siang, apakah kau bisa? '

' Makan siang? ' Tanya Donghae yang mencoba meyakinkan pendengarannya.

' Iya Donghae-Ssi, aku ingin membayar janjiku tempo hari '

Donghae tersenyum kemudian dengan senang hati dia menerima ajakan makan siang itu. Setelah panggilannitu berakhir, Donghae bergegas menuju mobilnya yang terparkir jelas dihadapannya.

Seakan tak mengingat tentang keinginannya untuk menunggu Tiffany, pria itu dengan segera melajukan mobilnya meninggalkan lobby parkiran.

Dan hanya takdir yang membawa Tiffany berdiri menyaksikan Donghae pergi, setelah dia mencoba berlari untuk menemui pria yang menunggunya disini.

Tiffany mencoba mengatur nafasnya, namun setelah melihat Donghae pergi dia kembali terisak. Tiffany merasa takdir sedang mempermainkannya  saat ini.

" Aku datang Oppa, aku disini " Lirih Tiffany dalam isakannya sendiri.

.. ..

Tiffany menatap pada kartu harapan miliknya yang ia berikan pada Donghae. Tulisan itu yang membuatnya pergi untuk menemui Donghae, dia bahagia ketika Donghae mengatakan akan menunggunya.

Tapi belum genap hingga tiga puluh menit berlalu, Donghae telah pergi meninggalkannya.

" Kau telah menggunakan kesempatan terakhirmu Oppa " Gumam Tiffany.

.. .. .. ..

" Ny. Lili, nona muda menunggu anda di teras atas " Liliana mendongak dan melihat kadatangan Tiffany yang terlihat menaiki anak tangga menuju kelantai atas butik ini.

" Aku akan segera kesana "

..

Tiffany menatap pemandangan jalan dari atas, ini bukan kawasan yang ramai. Hanya terlihat beberapa pejalan kaki yang melwati depan butik milik ibunya.

Dia merasakan angin yang menerpa wajahnya dan membiarkan rambut panjang yang terurai.

Ny.Lili melihat Tiffany yang berdiri didekat pagar pembatas, dia tahu bahwa saat ini anak perempuannya sedang memikirkan sesuatu.

" Ayahmu menunggu kehadiranmu "

Tiffany membuka matanya, lalu berbalik memandang Ibunya yang berjalan mendekatinya.

" Aku sangat lelah ibu, maafkan aku. Ayah pasti menungguku sangat lama " Jelas Tiffany

Ny.Lili menghela nafasnya dan tersenyum memandangi wajah sendu Tiffany sembari berkata "Ibu selalu tahu bahwa ayahmu tidak akan pernah marah pada anak perempuannya, dia sangat menyayangi dan mengerti akan dirimu"

Tiffany memeluk Ibunya, dia menengelamkan kesedihannya pada punduk Ibunya.

Ny. Lili membalas pelukan itu, dia mencoba menahan air matanya agar tidak membuat Tiffany semakin menganggap bahwa dirinya menyedihkan saat ini.

" Tenanglah sayang, tenang " Ucap Ny.Lili yang mencoba mengusap lembut punggung Tiffany.

Namun tangis Tiffany masih sama, bahkan dia mencoba untuk meredamnya namun tidak bisa.

" Kau ingin melakukannya? " Tanya Ny.Lili pada Tiffany

Tanpa ragu Tiffany mengangguk mengiyakan tawaran Ibunya tempo hari. Dia ingin melupakan perasaanya, dia ingin agar semuanya kembali seperti awal.

" Besok Ibu akan mengurusnya pada ayahmu "

.. .. .. ..

>>> Ep : 5

NOT METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang