N e w v e r s i o n____Kissing Effect
Republish:
September 2020
Bandarlampung.E n j o y !
Berkali-kali Aldera melirik layar smartphone dan mengusapnya secara berkala agar layarnya tidak segera menggelap. Cewek itu sedang menunggu pesan balasan dari sang tante, setelah sebelumnya Aldera mengirimkan pesan singkat, memberitahu bahwa dia telah menyelesaikan kelasnya sejak setengah jam yang lalu.Saat ini, sekolah sudah mulai sepi, bahkan Pak Badrul sudah mulai mengunci ruang-ruang kelas. Hanya segelintir siswa yang bisa terjangkau mata Aldera. Itupun mereka yang sedang berjalan menuju gerbang utama. Menandakan bahwa sebentar lagi sekolah ini akan memiliki aura mencekam bak pemakaman.
Aldera menatap sekali lagi layar smartphone-nya yang masih sama seperti beberapa detik yang lalu. Akhirnya dengan penuh pertimbangan⸺yang sedikit meragukan⸺Aldera berjalan sampai depan gerbang sekolah. Mata pandanya menyapu keadaan sekitar, berharap mobil milik Vivi⸺tantenya⸺sudah terparkir indah di tempat biasa. Rasa kecewa langsung melanda Aldera kala cewek itu tidak menemukan satu pun mobil yang terpakir di sana.
Setelah membuat pertimbangan dengan batinnya, langkah kaki kecilnya memaksa Aldera untuk menyusuri trotoar pinggir jalan. For your information, lokasi spesifik Star High bukanlah berada di pinggir jalan besar. Aldera perlu berjalan lima ratus meter dulu untuk sampai di jalan raya yang menyediakan fasilitas umum untuk mengantarnya pulang. Di saat seperti ini, fakta itu sangat menyusahkan baginya.
Ini bukan kali pertama Aldera harus berjalan kaki.Sebulan menjadi murid resmi di Star High tidak melulu Vivi bisa senantiasa menjemputnya. Tapi kali ini situasinya berbeda. Dimana Aldera sebelumnya harus lebih dulu menyelesaikan rangkuman sejarah Indonesia yang memakan waktu lebih kurang empat puluh lima menit. Yang artinya, Aldera keluar sekolah lebih sore dari biasanya. Ditambah tiga puluh menit waktu Aldera yang terpakai untuk mendapatkan kepastian dari Vivi. Aldera memang pribadi yang lebih suka menyendiri.
Namun, kalau ada pilihan selain berjalan kaki seorang diri di tempat sepi menjelang petang seperti sekarang ini, Aldera lebih memilih pilihan lain meskipun mengharuskannya mengobrol dengan orang lain. Perasaan Aldera mulai gusar saat mendengar teriakan teredam serta hentakan kaki yang menggebu-gebu. Nalarnya menyuruh Aldera untuk bersikap tenang, namun suara yang makin jelas tertangkap pendengaran, membuat tubuhnya secara refleks mempercepat langkah.
Berhenti lo, Bangsat!” Aldera menegang kala mendengar teriakan itu. Dengan sisa keelastisan yang dimiliki, Aldera memutar sedikit badannya. Secepat itu matanya dibuat memelotot saat mendapati kerumunan siswa yang saling kejar dengan beragam benda di tangan mereka. Mulai dari batu, balok kayu, sampai linggis tergenggam sempurna di tangan-tangan itu. Mengacung ke udara seakan siap menghantam siapa saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kissing Effect (Re-publish) | Proses Terbit
Teen Fiction[Bukan cerita dewasa] Aldera Amanda, seorang siswi Star High yang memilih menarik diri dari pergaulannya. Selain efek masalalunya, tidak ada hal aneh yang terjadi di hidupnya--masa remajanya. Lalu, seorang pentolan sekolah muncul dan mendaratkan...