Kissing Effect 5 | Tidak Terduga

50.8K 2.2K 20
                                    

N e w  v e r s i o n___Kissing Effect

Republish

Sabtu, 26 September 2020.

Bandarlampung.


Kalau berbicara tentang Lucifer, hal yang terlintas pertama kali adalah geng berwatak iblis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kalau berbicara tentang Lucifer, hal yang terlintas pertama kali adalah geng berwatak iblis. Disebut begitu karena totalitas Lucifer dalam melakukan perundungan kepada targetnya dan juga kekuasaan mutlak yang dipegang oleh Langit, membuat cowok itu bagai terbang di atas angin.

Jika mencoba menilik Lucifer dari sisi lain, maka yang akan ditemukan adalah kentalnya loyalitas dari mereka berlima. Solidaritas itu diterapkan dengan prinsip: bela kawan lo, sampe yang salah jadi bener! Prinsip ego yang dicetuskan oleh Langit. Jelas itu tidak adil, namun berlaku sebagai loyalitas sesama Lucifer.

Seperti saat ini, awalnya hanya Langit yang merasa bosan belajar, dan memilih merokok di markas. Namun, setelah cowok itu mengirim foto dirinya ke grup percakapan, hanya perlu menunggu sepuluh menit untuk seluruh anggota Lucifer berkumpul. Seperti biasa, mereka mengobrol ringan. Namun tak berselang lama harus terinterupsi ketika Langit yang tadinya tiduran di sofa, bangun seketika.

"Mau kemana, Lang?" Pertanyaan klise itu keluar dari mulut Keira.

"Mojok sama cabe-cabean," jawab Langit dengan seringaian. Setelahnya, cowok itu menghilang di balik pintu yang ditutup.

Sepeninggal Langit, ruangan itu berubah menjadi agak canggung. Semua mata menatap prihatin Keira yang malah mendengkus. Cewek itu melempar bantal ke wajah Agung yang terlalu berlebihan dalam memperlihatkan rasa kasihannya.

"Gue okay, nggak usah lebay. Udah biasa!"

Langkah Agung berderap mendekati Keira. Selayaknya cowok super peka, dia menarik Keira ke dalam pelukannya. Mengusap kepala cewek itu dengan setengah mengacaknya. "Kasian banget temen gue, kejebak friendzonenggak udah-udah."

"Sialan!" Keira mengumpat sembari melayangkan cubitan maut di perut Agung.

"Assh!" Agung menarik tangan Keira. Cowok itu beralih pada Berta yang asyik mencoret-coret bukunya. "Orang mah kayak Berta tuh, jomlo dari lahir juga dibawa santai."

Berta mendelik garang. Dibalas Agung dengan cengirannya. "Sok tau!"

"Oh iya, Ber, gimana sama pangeran lo itu? Udah ada perkembangan?" Keira tertarik pada cerita Berta sebelumnya. Tentang sosok misterius yang selalu Berta ceritakan kepada teman-temannya agar dirinya tidak terlihat kesepian.

Berta meringis."Pangeran yang mana?"

"Pangeran jadi-jadian yang cuma ada di otak lo!" Franca menyahut sarkas. Setelahnya, dia merasakan sebuah pena mendarat di kepalanya.

Kissing Effect (Re-publish) | Proses TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang