Kissing Effect 7 | Cinderara

47.6K 2.1K 21
                                    

N e w  v e r s i o n_____Kissing Effect

Republish:
Kamis, 18 Maret 2021.
Bandarlampung.

E n j o y !

[Jangan lupa tinggalkan jejak]

Yang dilakukan Langit saat ini adalah bentuk refleksitas dirinya saat melihat cewek berwajah pucat yang dengan angkuh berjalan seorang diri di tengah lapangan tanpa menghiraukan seruan-seruan yang berusaha menyudutkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang dilakukan Langit saat ini adalah bentuk refleksitas dirinya saat melihat cewek berwajah pucat yang dengan angkuh berjalan seorang diri di tengah lapangan tanpa menghiraukan seruan-seruan yang berusaha menyudutkannya. Saat melihat tubuh kurus itu menghilang ditelan perpustakaan, dorongan untuk main- main dengan cewek itu makin kuat. Mata Langit bergerak aktif mengamati kegiatan Aldera di depan perpustakaan. Lalu, ketika matanya menangkap pergerakan Aldera yang baru saja meletakkan sepatu di tempatnya, sebuah seringaian setan terukir di wajahnya.

Dan berakhir seperti sekarang.
“Gila lo, Lang!” Langit menoleh sebentar ke arah Agung yang baru saja meneriakinya dari pinggir lapangan karena melihat sang sahabat yang kembali berulah.

Langit mengedikkan bahunya dengan acuh lalu kembali memperhatikan sepatu kanan milik Aldera yang tergantung cantik di tiang bendera. Sudut bibir Langit tertarik puas. Rasain lo! makinya bangga. Mata Langit tidak mau beralih dari hasil karya tangannya. Cowok berseragam tidak rapi itu masih berdiri menjulang di depan tiang bendera sembari memasukkan tangan di kantong celana. Pun senyum yangtidak pernah luntur selama matanya mengamati sebelah sepatu yang bergerak kecil di puncak tiang.

“Nah, dateng tuh orangnya!” “Panjang umur, ya!”

“Anjir, mukanya nggak nyantai banget!”
Mendengar bisik-bisik samar itu, Langit tahu bahwa yang ditunggusudah datang menghampirinya. Diam-diam, Langit menyeringai senang. Pertunjukan akan segera dimulai! Jika saja ini sebuah konser, maka inilah saatnya lampu-lampu diredupkan. Menyisakan sebuah lampu yang akan menghujani tokoh utama dengan tirai cahayanya. Saat itulah, intro lagu dimainkan. Mungkin kali ini khusus dengan intro lagu yang sering digunakan dalam film bergenrehoror.Langit menggeram emosi kala merasakan sebuah benda keras membentur kepalanya.

Di ujung sana, tampak Aldera yang melempar sepatunya, dan tepat sasaran mengenai kepala bagian belakang Langit. Ingar bingar di sekitarnya seketika bungkam. Bola mata mereka terbuka sampai maksimal dengan napas yang tercekat di tenggorokan, mereka seketika membisudengan beberapa yang memekik tertahan.

Isi geng Lucifer yang sedari tadi berdiri di pinggir lapangan juga dibuat terkejut. Siapa yang akan menyangka bahwa respons seperti ini yang akan Aldera berikan, alih-alih menangis. Bahkan Agung sampai harus mengucapkan kata ‘waw’ berulang kali dengan suara rendah. Diantara semua orang, emosi Keira lah yang sudah sampai ubun-ubun. Air mukanya dengan jelas menggambarkan betapa besar emosinya. Ketika kakinya baru melangkah sekali, lengannya ditahan olehFranca.

“Lo bakal merusak suasana kalo tiba-tiba ngamuk di sana. Ini urusan mereka, jadi lo nggak perlu repot- repot mengomentari. Mending kita tonton dari sini. Gue penasaran, kali ini siapa yang menang.” Franca menyeringai ketika menyadari perkataannya barusan mampu menohok cewek cantik di sebelahnya.

Terbukti dari cara Keira yang memilih menarik paksa lengannya dari cengkraman Franca. Franca sempat menduga bahwa Keira tidak mendengarkannya dan akan berulah. Sayang, dugaannya meleset jauh.  Faktanya, Keira memilih mundur beberapa langkah dan menjatuhkan bokongnya pada bangku panjang yang tersedia di pinggirlapangan.

Oke, kembali ke tengah lapangan, dimana raja dan ratunya Star High berniat menggelarpertunjukan.

“Bangsat!”

Langit berbalik memungut sepatu Aldera yang terjatuh di dekatnya. Lima langkah dari posisi Langit, sepasang kilatan amarah dari iris karamel Aldera menyambutnya. Cewek itu berdiri dengan kaki yang hanya terbalut kaos kaki di atas lantai lapangan yang mungkin saja terasa panas, mengingat sinar matahari yang sedari pagi membakarnya. Kedua tangan Aldera terkepal di sisi tubuh. Matanya tak luput sesenti pun dari objek hidup yang belakangan sering mencuri waktu tenangnya.

Sementara tangan Langit meremas kuat sepatu Aldera dalam genggamannya. Setiap pijakan emosi, menghantarkannya makin dekat ke hadapan Aldera. Setelah jarak yang ada hampir habis, Langit berhenti. Kepalanya sedikit menunduk untuk membalas tatapan milik cewek⸺yang lebih cocok disebut bocah⸺tengil yang jauh lebih pendek darinya. Langit membawa sepatu Aldera sejajar dengan wajah tanpa ekspresi Aldera.

“Pemilik sepatu butut ini baru aja buat kesalahan.” Langit mendesis sinis dengan kepala yang mendongak untuk memberi perhatian kepada sekitarnya. Lalu, tanpa toa, Langit berkata keras-keras, “GUYS! MENURUT LO SEMUA, HUKUMAN APA YANG COCOK BUAT RATU STAR HIGH YANG BARU AJA MENGUDETA RAJANYA?!”


...

[ Part lengkap tersedia dalam bentuk cetak yang bisa dibeli di toko buku online! ]

[ Part lengkap tersedia dalam bentuk cetak yang bisa dibeli di toko buku online! ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Meet me on instagram@see_nja@cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meet me on instagram
@see_nja
@cerita.rora

Dipublikasikan:
Kamis, 18 Oktober 2018.
Bandarlampung.

A U R O R A

Kissing Effect (Re-publish) | Proses TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang