Kissing Effect 4 | Guncangan Kecil

51.1K 2.5K 16
                                    

N e w  v e r s i o n___Kissing Effect 

Republish

Sabtu, 26 September 2020.

Bandarlampung.

Siang sudah lenyap di peraduannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang sudah lenyap di peraduannya. Pada jam segini, biasanya Langit telah siap dengan setelannya untuk nongkorng bersama teman-temannya. Malam ini berbeda⸺karena Langit habis berbuat ulah⸺Oma memerintahkan cowok itu untuk mengunjunginya dengan ancaman pemenggalan uang jajan dan laporan jejak kenakalan Langit kepada orang tuanya. Alhasil Langit tidak punya pilihan.

Oma adalah tipikal nenek yang memanjakan cucunya. Terlebih, Langit adalah cucu laki-laki kesayangan yang sebelum kelahirannya sudah diharapkan. Tidak heran jika Oma memperlakukan Langit sedikit berbeda dengan kakak perempuannya⸺Mega Andromeda. Sedari kecil, Oma selalu memenuhi keinginan Langit. Terkesan selalu membela anak itu dari kesalahannya. Satu hal yang sering dipeributkan dengan Bunda selaku orang tuanya.

Langit turun dari motor dengan jaket kulit yang menutupi kaus tipisnya, sementara celana sekolahnya masih digunakan sebagai bawahan. Tas punggung yang biasanya hanya berfungsi sebagai hiasan kini berguna sebagai tempat menaruh seragam dan atribut sekolah.

"Oma, Langit dateng!"

Kesan klasik menyambut indra pengelihatan Langit, ciri khas rumah megah Oma yang tak pernah dia lupakan. Kaki panjang Langit melintasi ruang tamu yang kosong, berlanjut ke ruang keluarga. Ketika melintasi sofa panjang, Langit langsung saja melempar tasnya dengan asal yang berakhir jatuh di atas karpet.

"Bego!" decak Langit kesal.Tak urung kakinya melanjutkan pergerakan, kali ini tujuannya adalah halaman belakang rumah Oma.

Beberapa pelayan yang melihat Langit, langsung memberi sapaan ramah. Bukan Langit kalau mau repot-repot berhenti untuk menjawab sapaan, bahkan sekadar menolehkan kepala saja ia tidak melakukannya. Karena menurut Langit, manusia telah diciptakan menurut derajat dan posisinya masing-masing.

Tipikal si besar kepala.

Langit mendengkus ketika menemukan sang oma duduk santai di kursi goyangnya diiringi dengan lagu lawas dari piringan hitam yang terus berputar.

"Oma ngapain sih malam-malam di luar?"

"Nungguin anak bandel yang disuruh dateng dari sore." Oma menyindir keterlambatan Langit tanpa melirik orangnya.

Bukannya takut, Langit malah terkekeh kecil kemudian menunduk dan menghadiahi sang oma kecupan di kedua pipinya. Langit menempati kursi di dekat Oma. Tangannya tidak tahan untuk tidak memberhentikan piringan hitam itu, membuat Oma berdecak dan melemparkan tatapan sebalnya.

"Kamu itu!" Oma gemas sendiri. "Dari mana aja jam segini belum ganti seragam?"

Ah, rupanya Oma menyadari penampilan Langit. Cowok itu menyengir sambil menggaruk belakang kepalanya. "Anak muda harus banyak bergaul, Oma. Jangan jadi anak rumahan. Pamali!"

Kissing Effect (Re-publish) | Proses TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang