#Aku bakal tetap disini kok, aku gak bakal kabur, karna aku gak bisa pergi jauh.
#Aishhh, yok kopdar.
#Aku itu bebal karena ketulusan itu akan berbuah manis. Karna aku sengaja naruh biji kwalitas rendah, bila dipupuk dan dirawat pasti bakal tumbuh seperti biji kwalitas baik. Hahahaha. Calon Ir. Pertanian tapi gagal.
.........
Karin bergegas keluar dari mobilnya dan masuk dalam rumah, menekan pasword rumah dengan tergesa dan melempar sepatunya kesegala arah. Bodo amat besok Dean marah marah itu yang dipikirkan Karin saat ini adalah memastikan Dean baik baik saja.
Rumah dalam keadaan baik, sepi, dan.....
"Dean? "Karin masuk dalam kamar Dean. Karin lega karena Dean ada disana. Tidur dibalik selimut tebalnya dengan nafas teratur tanda memang Dean sudah tidur.
"Syukurkah" Karin kemudian menutup kembali pintu kamar Dean dan bergegas menuju kamarnya sendiri. Melepas mantelnya dan kini pergi kekamar mandi untuk mandi. Mengguyur kepalanya dengan air. Terasa penat yang mendalam, hendak menangis tapi tak bisa. Freya hamil itu membuat hati Karin terguncang. Halangan itu terlihat nyata didepan mata dan terlebih Freya sangat mencintai Jovan.
"Aishh kenapa aku sepanik ini? "Gerutu karin dalam hati. Tiba tiba lamunannya terhenti saat dia mengingat berlari seperti kesetanan untuk memeriksa keadaan Dean. Membuyarkan kegalauannya tentang Freya sejenak.
Karin kini melihat dirinya di cermin kamar mandi, menatap dirinya penuh keyakinan. Mengacak rambutnya prustasi. Memang benar dirinya terlihat berbeda dan dia baru menyadarinya. Menyapu kaca yang tengah mengembun.
Tapi semua ini demi siapa?
Sudah selesai mandi Karin memakai handuk untuk menutupi tubuhnya. Mengambil baju ganti dan kini mengusap rambutnya yang basah.
Ceklek.....
Suara pintu terbuka. Karin menoleh dan disana ada Dean tengah membawa bantal kesayangannya."Boleh aku bersamamu? "Ucap Dean lirih. Otak Karin lagi gak berfungsi sempurna.
"Yak, kamu gila apa? Balik ke kamarmu dan tidur!! " Karin meneriaki Dean dan lagi lagi ekspresi Dean hanya diam. Matanya kosong dan kalimat bantahan atau candaan tak terdengar.
Karin menatap horor Dean pikirnya Dean mencintainya dan ingin tinggal bersama. Karin membolakan matanya, aktifitasnya mengeringkan rambut tiba tiba terhenti.
"Aku......" Ucap Dean terbata dia hendak mundur selangkah dan pergi meninggalkan kamar Karin.
Zzttttttt, Karin langsung mendatangi Dean dan memeluknya. Karin menyadari situasi yang tengah terjadi.
"Tidur gih" Karin kini menujuk tempat tidurnya agar Dean lekas istirahat. Karna Karin kini tahu mata Dean mulai merah seperti mengisyaratkan hendak menangis tapi tak bisa.
"Apa aku keterlaluan meninggalkannya terlalu lama bersam Bec? "Gerutu Karin merasa bersalah melihat Dean kini meringkuk tidur dibalik selimut tempat tidurnya.
Karin kemudian melanjutkan aktifitasnya mengeringkan rambut dan ingin menbuat teh hangat didapur.
Menikmati tehnya sembari berjalan menuju kamarnya Karin melihat Dean tengah gelisah dibalik selimutnya. Karin terburu meletakan gelasnya dan menghampiri Dean.
"Aku baik baik saja, aku pasti bisa melewatinya" Guman Dean menutup mata dia gelisah, keringatnya mengucur deras dan Dean juga menggertakkan giginya.
"Dean.... Dean" Karin mencoba membangunkan Dean tapi Dean seakan sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
"Apa Dean mengalami episode yang lalu?"Karin kini memeluk Dean dan menepuk pelan punggung Dean.
#Btw ada yang masih ingat Dean sakit apa? sumpah aku lupa. Tolong dibantu ya prok prok.
"Semua baik baik saja, ada aku. Dean kuat kok, Dean hebat" Bisik Karin dan seakan menghipnotis Dean dan kini Dean mulai lebih tenang.
"Aish, Bec kamu apain Dean? 'Karin kesal. Tapi kini yang terpenting membuat Dean nyaman dan Dean bisa tertidur kembali.
..........
Sebelumnya.
"Kenpa menghindar? ' Tanya Bec mendekat. Dean menggeserkan tubuhnya mrnjauh dari jangkauan Bec.
" Bagaimana babynya? " Tanya Dean berusaha kuat. Sebenarnya dia sangat ingin memeluk Bec dia rindu tapi Dean gak bisa. Tubuhnya kaku dan di otaknya kini terbayang Bec bersama babynya bahagia. Dean meremas kedua ujung roknya karena bingung mau melakukan apa.
" Dia baik" Bec menjawab ala kadarnya.
" Lalu Anggel?" Dean tak ingin kehadirannya menimbulkan masalah.
"Dia baik juga, hey aku kesini untuk menjemput kamu"Ucap Bec kini menyentuh pipi Dean.
" Apa dia tahu kamu disini menemuiku? " Tanya Dean lagi.
" Tidak" Jawab Bec tegas dan kini mendekatkan tubuhnya kearah Dean.
Dean langsung berdiri dan menuju pintu rumahnya.
" Aku antar sampai depan!" Perintah Dean meminta Bec untuk pergi.
" Tapi Dean, kita bisa memperbaiki semuanya." Bec memohon dan hendak menegang tangan Dean. Tapi Dean langsung menolaknya.
"Pergilah kumohon!!" Dean memohon, sayap malaikatnya tengah rapuh.
" Dean" Bec menatap mata Dean sendu.
Grep, Bec menghimpit Dean diantara tembok dan dirinya. Bec memegang tengkuk Dean dan mengusapnya pelan (Antara tengkuk leher dengan pipi) . Bec tahu keringat dingin itu mulai menguncur tapi Bec tak peduli yang dia mau Dean. Dean kembali dan tak mengindahkan kalau Dean pernah sakit.
Nafas Dean memburu, Bec mendekatkan wajahnya dan kini
Cup.....
Bec mencium bibur Dean melumatnya pelan. Dean menolak dan hendak membebaskan diri. Tapi Bec lebih kuat, Dean terbuai dan kini mereka saling pasif agresif dalam tautan ciuman mereka. Bertukar benang saliva melepas kerinduan yang lama tertahan.Brughhh Bec menindih Dean diatas sofa dan kini tangan itu mulai bermain.
#Aku nulis part mesum pemirsa. Jangan diketawain oke, masih polos.
Bec mencium leher Dean dan memberikan tanda merah disana. Mulai turun dan meremas gumpalan daging disana.
Ashhhhh Dean mulai mendesah, tangan Bec mulai masuk didalam rok Dean, masuk kedalam memutarnya perlahan hingga Dean harus meringis menyipitkan matanya. Dean menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan Bec, kali ini Bec melakukannya dengan perlahan, Dean menggigit ujung bibirnya dan desahan itu keluar kembali saat Bec mempercepat temponya karena merasa disana ada pelumas yang membuat aksesnya lebih mudah. Membuat Dean bergelinjang keenakan dan terus mendesah dibawahnya Bec karena Bec kini sudah mulai cepat mengatur temponya.
Bec kembali mencium Dean. Berbisik ditelinganya Dean dan menggigit pelan telinga itu.
Ashhhhhhhhh
Slup...... Bec menjilat leher telanjang itu.
"Mendesahlah yang keras aku rindu"
Bec masih mengatur temponya dan kini Bec mulai bermain dengan lidahnya. Tangan Dean meremas kuat Rambut Bec yang pendek itu. Kaki Dean mulai mengejang dan didalam sana mulai berdenyut. Dean meremas kuat sofa itu sambil terus mendesah.
Akhhhhhhhhhh
Ashhhhhhhhhhhhhhhhh"Bec akhhhhhh, lakukan lebih cepat........ Akh........... "Dean pun akhirnya klimaks dan dia pun lemas dibawah Bec.
"Aku mencintaimu, aku mohon bisakah kita kembali? " Bec menatap mata Dean nanar. Dia merasa bersalah karena telah membuat kesalahan. Dan kini dia ingin memperbaikinya.
Dean hanya diam dan kini menangkup kedua pipi Bec untuk ia cium.
#Maaf anda tertipu, aku gak bisa nulis part ena ena parah. Nanti klo udah pengalaman nanti nulis yang ekstrim dah.
Tbc
Maaf typo
😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
You (Season 2 Iblis Berbalut Luka) END
Random(25 agst 2018/08 sep 2018) Dimana menunggu itu bukan perkara menjaga untuk ttp setia tapi ? Karena aku gak mau kehilangannya!! Tapi terkadang seseorang yang ditunggu bukanlah untuk kita melainkan orang yang tak kita duga biasanya adalah untuk kita...