bagian lima

3.4K 250 5
                                    

Madame Claude (Bar) in Berlin, Lübbener

Straße 19, Kreuzberg district.

_Present time_

Shikamaru bukan orang yang mudah ditebak. Menyuruhku ke Berlin tentu ia sudah merencanakan sesuatu. Mataku menyapu sudut ruangan. Gila, aku serasa kena genjutsu. Di ruangan ini semua serba terbalik. Interiornya direkayasa sedemikian rupa sehingga terlihat terbalik. Di langit-langit ruangan terdapat meja kursi terbalik, seolah kita memasuki dunia yang lain. Dunia genjutsu.

" So long not see, Yves.."

Dan Itachi merasa dalam pengaruh genjutsu.

Yang dihadapannya sekarang adalah sesosok pria dari masa lalu. Pria yang mengajarkan rasa kehilangan yang begitu besar. Orang yang mendorong dia untuk membenci adik kandungnya sendiri.

"Ayah.." gumam Yves terkejut.

Pria yang dikenal sebagai Madara Uchiha itu menyeringai. Lalu mengambil kursi kosong di hadapan pria yang lebih muda.

"Kau, Toby Allstream?!" Itachi berata parau, ada rasa terkejut dan rasa sakit yang campur aduk. Terkejut karena orang itu masih hidup. Sakit karena merasa ditipu.

Ia tersenyum miring sambil memesan segelas martini. "Kau, mengulang lagi sejarah yang sama.."

"..."

"Seperti halnya Mikoto yang berbohong kepadamu, Hinata juga berbohong pada anaknya.."

"Kau," seketika Itachi kehilangan suara. Lidahnya terlalu kelu, dan takut untuk mendengar hal yang menyakitkan.

" Ya Itachi, kau bukan anak kandungku.. Seperti Keita juga bukan anak kandungmu."

Itachi menelan ludah, lalu..

Seakan dapat membaca fikirannya, Madara melanjutkan. "Benar, kau anak hasil perselingkuhan Mikoto dan Fugaku. Sasuke adalah adikmu yang asli. Bukan adik tiri.."

Yves Kazuki atau dikenal dengan nama Itachi Uchiha memegang pelipisnya, kepalanya mendadak pening.

"Keegoisanmu.. membuatmu kehilangan jati diri. Yang tersisa hanya sakit untuk semua orang.."

***

.

.

.

Hyuga Neji menatap sinis ketiga kombinasi di hadapannya, hatinya panas terbakar cemburu. Hinata yang berjalan beriringan dengan Sasuke menggendong Kai yang tertidur. Ia merasa jengah, dan kecewa mengingat betapa cemasnya ia beberapa jam yang lalu.

"Menyingkirlah, Uchiha. Ini bukan wilayahmu."

Sasuke menyeringai, Ia tahu ia berada di atas angin. Hinata tanpa sadar mengirimkan sinyal melindungi yang amat jelas, menghadang Neji adalah tindakan yang sangat mencolok mata.

"Hinata masuk, bawa Kei-chan bersamamu, tidak boleh ada seorang Uchiha yang memasuki kawasan ini."

"Onii-sama. " Lirih Hinata. Neji memejamkan mata, hatinya sakit mendengarkan Hinata tak lagi menggunakan bahasa informal untuk menghargai kedekatannya. Sasuke memang ahli memanipulasi hati, sama seperti keahlian keluarganya yang lain.

"Hinata." Suara Neji mulai meninggi. Sasuke tersenyum sekilas, hanya untuk menenangkan kekasihnya, lalu mengulurkan putranya untuk diterima si ibu. Hinata menerima Keita dalam gendongannya, menggantikan Sasuke yang terpaksa tak bisa menemaninya masuk.

.

.

.

.

Another SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang