6. Menuju rumah sakit

16 7 0
                                    

Memang yang pergi untuk mengantar Jino saat ini tidaklah ramai, Dean bahkan tak ikut, Nancy menolak, dan Hina tidak diperbolehkan ikut karena kondisi fisiknya yang lemah.

Yang pergi Ebin, Al, Farel, Sienna, Reno, Hani beserta Jino. Hanya seperempat dari kelas 11 IPS 2 yang memiliki 12 siswa. 2 orang sedang mengambil izin sekolah, 1 meninggal, 3 tidak ikut sehingga tinggal 7 orang yang pergi.

Ah, kalian pasti penasaran kenapa alasan murid di kelas mereka sangat sedikit bukan? Awalnya memang murid kelas mereka banyak, namun seiring waktu memilih untuk pindah kelas atau bahkan pindah sekolah karena tak tahan dengan dua biang kerok mereka.

Terlebih lagi ada Sienna anak yang berkuasa tidak menyukai keramaian sehingga terpaksa beberapa orang dari kelasnya dipindahkan

"Bin awas!" Sienna mencegat Ebin yang hendak menginjak Jebakan, ada rasa canggung juga dihati Sienna dikarenakan 2 hari ini Ebin menjauhinya.

Ebin menghela nafasnya ketika menyadari kesalahannya, dia ingin buru-buru membawa pacarnya ke Rumah sakit, jadi jangan salahkan dirinya jika tak terlalu memperhatikan jalannya "Makasih na, untung ada lo." kata Ebin.

Sienna hanya tersenyum menghadapi Ebin kemudian lanjut berjalan, namun baru beberapa langkah dia pula yang dicegat oleh Al karena tak melihat-lihat jalan.

Sienna menyengir lebar ke Al sambil membentuk peace di tangannya

"Kayaknya ada gunanya juga ya gue sakit, dua musuh jadi temenan nih sekarang" gumam Jino pelan.

👻👻👻

Satu-persatu anak Ips 2 telah melompat, hanya tinggal Jino dan Sienna yang masih berada di atas pohon.

"Gue duluan na, gue seneng Lo sama Al sekarang temenan." kata Jino sebelum akhirnya melompat.

Sienna berusaha menutupi gugupnya, bibirnya pucat melihat tanah yang sudah berada jauh dari kakinya. Tangannya bergetar namun dia tutupi agar tak terlihat oleh teman-temannya, tak mungkin dia mundur saat ini. Dia sudah berada di depan finish, namun seolah ada batu besar yang menghalangi tanda finish tersebut.

"Sien lompat!" Iin berujar.

Al yang menyadari guratan aneh Sienna melebarkan kedua tangannya "Lompat na, gue bakal tangkap Lo!" Ujar Al.

Sienna memandang teman-temannya yang kini sudah berteriak kepadanya untuk loncat "Gue takut," kata Sienna pelan.

Ebin menyejajarkan posisinya bersama Al "Ada gue na, lompat aja, gue juga bakalan nangkap lo."

Sienna bimbang! Di dalam hatinya tekad kuat untuk meloncat sudah terbangun, namun badannya seolah enggan melakukannya. Dia seolah memiliki dua tubuh yang sekarang tubuh satu lagi menolak untuk meloncat.

Tiba-tiba saja, tanpa peringatan sama sekali Sienna terjatuh,  untung saja Al langsung sigap menangkap Sienna ala bridal style. Kalau tidak, pasti bisa dipastikan Sienna juga ikutan masuk rumah sakit layaknya Jino.

Sienna menatap pohon tempatnya tadi kesal, dia yakin sekali dia didorong oleh seseorang tadi. Apakah ini kerjaan haris?!

Al menatap Sienna khawatir "Haris bilang buat ngejagain lo, gue bakal ngejalanin amanat itu walaupun kita musuhan sekalipun" Al berucap, Sienna memandang Al yang kini berjarak hanya beberapa centi darinya. Ah! Perasaan apa ini? Kenapa mendadak Sienna jadi gugup?

Sienna bahkan baru menyadari pria tinggi itu sangat tampan apalagi jika dilihat dari dekat begini.

"Eheem." deheman Farel membuat Sienna tersadar. Al pun menurunkan Sienna.

"Kalau mau pacaran entar aja, teman kita sakit." Hani ikutan menyindir sambil cekikikan bersama Iin, Farel dan Reno. Jino tersenyum kecil sedangkan Ebin hanya diam.

Selang beberapa menit kemudian dua buah mobil datang, pemilik mobil itu tak lain dan tak bukan adalah Sienna sang Ratu sekolah.

"Jino, Sienna, Hani dan gue di mobil putih. Sisanya yang hitam!" titah Ebin. Sama sekali tak ada penolakan, semuanya menurut dan masuk ke mobil yang sudah ditentukan oleh Ebin.

Memang tak ada masalah selama perjalanan namun ada seseorang yang sedari tadi cemas. Dia......













Reno

TBC

Death bookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang