Fivetyfive × Day 53 [2]

3.8K 493 47
                                    

Tunggu, biar ku ulang. Harry memegang pipi ku! oh astaga... Tapi...

"Berhenti menatap mereka seperti itu, Zoe." Susul nya lagi.

Aku diam.., sungguh ini sangat menghancurkan suasana.

Lihat lah, betapa cocok nya Zayn dan wanita itu...

Aku sadar sedari tadi Harry menatap ku tanpa membuka mulut nya sedikit pun, Aku tidak peduli, Karena.. Ah pemandangan di belakang Harry itu sangat menyakitkan...

"Zoe, kalau kau diam terus aku pulang."

"Kau ku tingggal."

"Zoe kau dengar tidak sih?!" Ucap Harry sambil menepuk lengan ku, membuat ku menerjap beberapa kali.

"Ti-tidak, jangan pulang Har." Sahut ku.

"Yasudah, jangan melihat ke arah mereka terus." Jawab nya. Aku pun menunduk.

"Anggap saja mereka tidak ada." Susul nya.

"Tapi kenyataan nya mereka ada, Harry." Jawab ku, Harry diam. Aku menengadah dan mendapati Zayn berdiri di dekat ku dan Harry sekarang.

"Hey, Zoe." Sapa nya, membuat ku benar-benar kebingungan.

Aku hanya tersenyum--mulut ku rasa nya kelu untuk membalas sapaan nya itu.

"Tidak disangka kita bertemu di sini ya." Lanjut Zayn, lalu memanggil wanita yang bernama Perrie itu.

Tidak....Jangan...Jangan hancurkan malam ku dengan Harry ini.Oh God!

"Oh ya, kenal kan. Ini Perrie, Wanita yang sering aku ceritakan pada mu." Susul Zayn lagi. Kau tahu? sedari tadi aku hanya bisa tersenyum.. walau rasa nya aku sangat ingin berteriak dan sedikit ingin menangis.

"Hi P-perrie." Sapa ku.

"Kita boleh gabung, duduk di sini juga?" Ucap Zayn.

Aku mengangguk, Lalu menatap Harry yang sedang menatap Zayn dan Perrie dengan horror secara bergantian. Apalagi...

---

"Dia siapa, Zoe?" Tanya Zayn, sambil menunjuk Harry.

"Harry--si stranger."

"Oh jadi dia..Yang membuat mu suka senyum-senyum sendiri dan tiba-tiba kesal itu?"

"Senyum-senyum?" Sahut Harry. Sialan si Zayn.

"Tidak lupakan, Harry." Pekik ku.

"Ba-bagaimana hubungan mu dengan Perrie, Zayn?" Tanya ku mencoba mengalihkan pembicaraan--tapi ku rasa pertanyaan ku yang satu ini salah.

"Baik-baik saja--sungguh aku sangat berterimakasih kepada mu, karena saran mu itu, aku berhasil menjadi pria romantis. Hahaha." Sahut Zayn.

Ya...Aku kan berharap nya kau bersikap romantis pada ku, bukan kepada nya.

"Zayn juga banyak cerita tentang mu, Zoe." Susul Perrie.

"Ooh-ya?" Jawab ku. Harry, kenapa ia dari tadi diam saja?

"Ya, dia menceritakan kalau kalian sudah berteman sejak kecil. Dan kau sudah seperti adik bagi Zayn."

Adik..

"Aku menceritakan saat rambut mu terkena permen karet dan aku gunting, lalu rambut mu jadi tidak beraturan. Hahaha." Susul Zayn.

"Astaga, itu memalukan di tambah akhir nya rambut ku jadi di potong sangat pendek huuh." Sahut ku.

"Kau memang sahabat sekaligus adik ter-gila yang pernah aku punya, Zoe. Hahaha "

Ya seorang adik--sangat menyenangkan Malik.

"Ku rasa aku dan Zoe harus pulang." Pekik Harry secara tiba-tiba lalu bangkit dari duduk nya.

"Loh? Kenapa terburu-buru?" Tanya Zayn, saay Harry telah menarik tangan ku untuk berdiri. Lalu, berjalan mendahului ku.

"Ermm-- Sudah malam. Ki-kita harus pulang." Jawab ku.

Harry berdecak kesal sambil menunggu ku berjalan ke arah nya.

"Tunggu. Zoe, Harry seperti tidak suka dengan ku ya?" Tanya Zayn.

"Tidak kok, dia memang begitu orang nya. Ya sudah aku duluan ya. Bye."

---

"Zayn bahagia sekali ya dengan Perrie.." Ucapan bodoh terlontar dari mulut ku yang sekaligus membunuh ke heningan di mobil.

"Sekali lagi, kau bicara omongan yang membuat dirimu sedih sendiri. Aku marah!" Sahut Harry, membuat ku menutup rapat-rapat mulut ku.

Aku diam lalu kembali menatap suasana jalanan dari jendela.

"Bukan omongan ku Harry--Tapi kenyataan nya memang begitu..."

"Zoe, cukup."

"Jangan berakting seolah lelaki di dunia ini hanya tinggal Zayn seorang." Lanjut nya sambil menoleh ke arah ku sekilas lalu kembali menatap lurus ke depan.

"Seharus nya sedari dulu aku sadar, kalau aku hanya di anggap adik oleh nya."

"Betapa bodoh nya aku berharap dia akan bersikap romantis ke pada ku."

"Aku salah mengartikan kasih sayang nya selama ini..."

Betapa bodoh nya sampai aku menangis...

Harry memberhentikan mobil nya di tepi jalan, membuat ku menyeka air mata ku,

"Kenapa berhenti?"

Dia mengahadapkan tubuh nya ke arah ku.
"Kau menangis?" Tanya nya seraya menyangkut kan rambut kanan ku ke belakang daun telinga ku.

Aku diam...karena memang aku benar menangis...

"Hug me, Zoecelyn." Ucap nya dengan membuka tangan nya.

"Come on, Hug me." Ulang nya dengan suara yang sangat menggemas kan.

Tanpa pikir panjang aku pun memeluk Harry, dan menenggelam kan wajah ku di dada bidang nya.

"Menangis lah, Aku ada disini." Ucap nya, Aku bisa merasakan tangan nya sedang mengelus halus permukaan rambut ku.

"Aku ada disini, untuk membantu mu melupakan Zayn." Ulang nya, Membuat ku makin mengerat kan pelukan ku.

Dia mengecup pucuk kepala ku.

Mengecup.

Mengecup.

Ini bukan saat yang tepat untuk aku terbang.

----

Haii:33 Update nih:3

Maaf ya kalau absurd .-.

Don't forget to leave your vote and comment.

Masih bingung, ini bakal sepanjang apa lagi....

Big Love,
Tasya xx





Stranger // h.sWhere stories live. Discover now