Humaira adalah panggilan sayang dari Baginda Rasulullah SAW untuk bunda Aisyah. Begitu juga dengan namanya Humaira yang merupakan bentuk kasih sayang yang tak terhingga dari orang tuanya.
Umay nama sapaannya.Humaira Khalwa Nisaizul Askar adalah putri dari keluarga Rehan Muhammad Askar dan Anita Qoriah Askar.
Sholihah, lulusan sarjana ekonomi di umurnya yang baru menginjak dua puluh tahun, dikarunia paras yang terbilang cantik, anak bungsu dari keluarga Askar.Meskipun anak perempuan satu-satunya dari keluarga yang cukup berada tak lantas menjadikan Umay anak manja, sering ditinggal orang tuanya untuk perjalanan bisnis ke luar negeri membuat Umay tumbuh menjadi anak yang mandiri, namun hal itu tidak menjadi pemicu Umay benci dengan orang tuanya seperti kebanyakan anak lain yang merasa terabaikan karena kurang nya kasih sayang. Umay paham jika orang tuanya bekerja juga untuk kebaikan dirinya, oleh karena itu Umay tumbuh menjadi anak mandiri yang tak banyak protes.
Umay memang tumbuh remaja sendiri mengingat Fahri kakak pertama nya yang umurnya terpaut jauh dengan Umay sudah menikah ketika Umay masih duduk dibangku kelas 3 SD dan Habib kakak keduanya yang memilih sekolah di pondok sedari kecil membuat Umay lebih sering menghabiskan waku sehari harinya dengan Mbok Inem pembantu di rumah Umay.
Saat ini Umay tinggal dengan kakak keduanya Habib dan kakak iparnya yang merupakan istri Habib yakni Hanifah. Umay sebenarnya tak enak hati jika harus menumpang di rumah kakaknya itu, hal ini dikarenakan Umay sedang menempuh pendidikan Magisternya di salah satu universitas di kota pelajar tersebut. Sebelumnya Umay berniat untuk menyewa kos kosan atau tinggal di asrama kampus, tapi hal itu ditolak mentah-mentah oleh orang tuanya karena tak tega membiarkan anak gadisnya itu tinggal sendiri di kota orang. Ya mau tidak mau hal ini lah yang membuat Umay harus tinggal bersama kakaknya itu. Sudah satu tahun Umay bertempat tinggal di Jogja dengan kakaknya, satu tahun lagi Umay juga akan lulus dengan gelar Magisternya.
"Kak, Umay mau jalan-jalan ke taman kota dulu" pinta Umay kepada Hanifah kakak iparnya
"Udah tau jalan kan dek ? takutnya nyasar kayak kemarin-kemarin" ledek Hanifah yang langsung membuat bibir Umay mengerucut.
"Ih kakak itukan udah 8 bulan yang lalu, masih aja dibahas" gerutu Umay sambil memanyunkan bibirnya yang menambah sisi gemas Umay.
"Makanya kalo gak tau jalan itu bilang gak usah belagak sok tau lah dek" ejek Habib yang baru saja datang dari dapur membawa beberapa apel ditangannya.
"Bodo ah" Umay memilih melipir mengambil telepon genggamnya yang tertinggal di kamar.
"Dih calon lulusan Magister masih suka ngambek" goda abangnya.
"Umay berangkat kak, Assalamualaikum" Umay memilih tak meladeni abangnya itu yang malah akan membuat mood Umay tambah buruk.
"Waalaikumussalam, bawa hp kan ? entar jangan lupa google map" goda abangnya sekali lagi yang membuat Umay mempercepat langkah meninggalkan rumah yang riuh tawa dari abang dan kakak iparnya.
***
Umay membuka bukunya sambil duduk di bangku taman kota depan air mancur. "Perempuan Surga" judul buku yang Umay baca yang baru tadi siang Umay beli setelah kuliah.
Umay berniat untuk membaca dengan tenang sembari benar-benar meresapi maksud dan tujuan dari buku tersebut. Umay memang ingin lebih menguatkan imannya yang akhir-akhir ini pasang surut ketika Umay mengamati abang dan kakak iparnya yang kerap bermesraan di depan Umay. "Yahh Jofisa yang sabar ya May, jomblo high quality jaman now" batin Umay, walaupun Umay juga tak dapat memungkiri bahwa dirinya sangat menginginkan seseorang yang dapat menuntun dan menggenapkan separuh imannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Penggenap Imanku
RomanceSering menghabiskan waktu sendiri membuat Humaira mendambakan sosok imam yang selalu ada untuknya, dan membangun keluarga kecil sederhana bersama sama kelak. Namun Allah berkehendak lain. Sekuat apapun Humaira menolak, tak bisa lagi ia pungkiri bah...