Riuh gemuruh terjadi di dalam gedung perusahaan bernama ALE Group. Sebuah perusahaan induk yang banyak menyetiri berbagai bidang bisnis. Mereka, sosok miskin yang bernaung untuk mencari sesuap nasi di dalam perusahaan itu terlihat berbondong-bondong berlarian. Mengatur barisan dengan rapi saat sang bos yang maha agung memasuki pintu lobby perusahaan bersama beberapa orang berbadan tegap mengikutinya dari arah belakang.
Tidak ada yang berani bersuara bahkan untuk bernapas pun sangat susah. Para karyawan hanya bisa membungkuk hormat sembari menyapa sopan bos besar mereka. Dan harus puas dengan sikap acuh sang Tuan besar ketika lelaki paruh baya penuh kuasa itu memilih memperhatikan langkah alih-alih membalas sapaan mereka dengan cara yang cukup disegani.
"Jovan. Kau sudah memastikan putriku akan datang."
Suara berat penuh kuasa itu terdengar mengalun menyeramkan di dalam kotak lift yang sedang naik ke lantai teratas. Melirik sang asisten pribadi yang berada di belakangnya penuh dengan raut wajah menguar tegas.
"Nona Rose sedang di perjalanan, Tuan. Mungkin beberapa menit lagi sampai."
Jawaban Jovan tidak membuat Tuan Adams berhenti berpikiran cemas.
"Kau sangat tau sifat putriku. Apakah dia akan menerimanya?"
Jovan tahu kecemasan bosnya. Jadi ia hanya menarik sedikit sudut bibirnya untuk memberi ketenangan. Bahwa tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Usia Jovan memang sudah memasuki kepala tiga berselisih 30 tahun jauh dari usia bosnya sendiri. Diusianya yang sekarang, terhitung Jovan sudah bernaung sebagai kaki tangan Tuan Adams 10 tahun lamanya. Jadi dia cukup mengenal sifat keluarga Adams. Termasuk Rose, putri semata wayangnya Tuan Adams.
"Saya yakin Tuan. Nona Rose tidak akan bisa menolak."
Tuan Adams hanya tersenyum serak. "Ya, kau selalu bisa kuandalkan Jovan."
Jovan membungkuk sopan dengan telapak tangan kanan di depan dada. "Tentu saja Tuan. Saya akan melakukan yang terbaik untuk Anda."
***
Rose, wanita cantik itu terduduk dengan tenang di dalam jok belakang kemudi. Wajahnya menekuk 90 derajat. Tetapi tidak meruntuhkan kecantikan dewi kemakmurannya sedikit pun.
Bibir penuh dengan sapuan lipstick merah. Dengan dress ketat yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang seksi. Membuat Rose tersadar ia harus segera sampai di tujuan. Tetapi peringatan yang Ayahnya muntahkan semalam terus menggerogoti pikiran Rose. Sampai-sampai Rose merasa frustrasi terhadap pemikirannya sendiri.
Salahkan pada teman-temannya yang selalu mengadakan pesta. Salah satu sifat buruknya adalah Rose tidak bisa bertahan ketika kedua kakinya menyeretnya ke sebuah pusat perbelanjaan elit. Lalu setelahnya Rose akan berakhir melemparkan black card di meja kasir akibat membeli banyak gaun cantik dengan potongan yang lebih berani.
Dan itu selalu menjadi masalah. Ketika sang Tuan besar mengetahui semuanya.
Drett drett
Sebuah getar ponsel di dalam tas brandednya berhasil mengagetkan Rose. Masih dengan wajah menekuk wanita itu meraih ponselnya. Kemudian mendengkus saat membaca pesan yang ternyata dari Ayahnya.
*Kau harus datang. Jika tidak, Ayah akan memblokir semua fasilitas yang kini sedang kau miliki untuk berfoya-foya.*
Rose menggeram sambil melemparkan ponselnya lagi ke dalam tasnya. Menyebalkan sekali si tua bangka itu. Sebenarnya apa yang ada di dalam otak tuanya. Rose masih ingin bebas. Dan menikmati dunia kejam ini dengan tak kalah kejamnya. Lalu dengan seenak jidat Ayahnya akan menghancurkan kebebasannya begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce For Love
RomanceRose dijodohkan oleh ayahnya untuk menikah dengan Alex. Sosok lelaki kaku yang tidak pernah menyukainya sedikit pun. Bukan hanya karena Alex sudah punya kekasih, lelaki itu juga tidak suka Rose karena wanita itu terlalu murahan untuk menjadi istrin...