Tujuh

12.1K 814 29
                                    

Pertengkaran suami istri yang menyebalkan. Cukup membuat mood Rose rusak di sepanjang hari ini.

Bagaimana tidak? Bukan hanya soal menceramahinya karena ia tidak pulang semalaman. Alex juga dengan tanpa hati nurani menyuruhnya untuk segera bangun dan bersiap-siap. Bahkan ini terlalu sore untuk bangun. Rose masih menginginkan ranjangnya. Semalaman ia tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup gara-gara Angel.

Entah ada acara apa? Yang pasti Rose harus berdandan rapi dengan gaun cantik pemberian lelaki itu. Padahal Rose sama sekali tidak suka dengan gaya stylenya. Terlihat sangat anak pesantren sekali. Hanya terlihat pundak dan selebihnya gaun maroon itu menjuntai Indah sampai menutupi lututnya.

Oh ayolah. Rose bahkan pernah memakai sesuatu yang lebih gila. Apa ia tidak bisa memilih pakaian sendiri. Gaun-gaun pesta yang lebih menantang banyak tertumpuk di dalam lemarinya. Sayang jika tidak digunakan sama sekali.

"Aku tidak mau memakai gaun ini!"

Rose berkomentar kembali sembari melempar gaun itu ke arah lantai dengan mimik tidak suka. Mengejutkan fokus Alex yang sedang bersantai di atas sofa kamar dengan ponsel yang terapit di celah jemari tangannya.

Alex hanya menghela napas. Cukup lelah, karena waktu berharganya sedari tadi hanya di pakai untuk mendengar celotehan sialan dari wanita pembangkang ini. Dan tidak ada waktu lebih yang tersedia untuk kembali berdebat. Acaranya sebentar lagi akan dimulai. Dan Alex tidak mau datang terlambat.

Laki-laki itu kemudian berdiri. Memandang Rose dengan tatapan yang seolah berbicara bahwa tidak ada penolakan. Jemarinya memungut gaun itu lalu kembali menaruhnya tepat di atas telapak tangan Rose.

"Sudah tidak ada waktu lagi. Pakai gaun ini atau... tidak memakainya sama sekali," ucap Alex mengancam, tidak ada nada halus sedikitpun di sana. Seolah Alex benar-benar serius dengan ucapannya.

Rose melotot. "Kau gila. Kau menyuruhku untuk datang tel4njang di depan umum?"

Mungkin otak Alex terjatuh di toilet. Atau kewarasannya menghilang. Bagaimana bisa laki-laki itu mengancamnya untuk tidak memakai satu helai benang pun. Sedangkan Rose sama sekali bukan seorang pelacur.

"Bukankah kau sudah terbiasa. Memakai gaun dengan potongan yang sangat rendah. Menurutku itu sama saja kau tel4njang di depan mereka."

"Kau mengihinaku!"

Kemarahan Rose semakin menemui titik yang sangat tidak menyenagkan setelah mendengar kata hinaan dari mulut Alex. Jadi ia melepar kembali gaun itu secara kasar ke arah lantai. Ingin cepat melangkah keluar dan meninggalkan Alex bersama segudang permintaan sialannya. Ia lebih baik menemui Angel atau bertemu dengan lelaki yang baru di kenalnya semalam.

Namun belum sempat kaki Rose keluar dari celah pintu. Ia merasakan sakit di sekitar punggungnya ketika Alex menyentak tangan lalu mendorong punggungnya ke arah pintu.

"Aku hanya menyuruhmu untuk memakai gaun itu? Apa susahnya?" Alex menyudutkan tubuh Rose sambil bertanya. Sedangkan Rose menjawab pertanyaan itu tak kalah kerasnya.

"Susahnya karena aku sama sekali tidak suka dengan gaun itu!"

Alex berdecih, ia tidak bisa pikir terbuat dari apa isi otak wanita ini. Kenapa begitu keras kepala sekali. Padahal gaun itu yang paling termahal. Apa karena gaun itu tidak terlalu banyak mempertontonkan bagian tubuh hingga membuat Rose jadi tidak mau memakainya? Lalu jika itu benar, kenapa Rose juga tidak sekalian saja datang dengan tubuh telal4njang?

Sifat keras kepala wanita ini benar-benar membuat Alex semakin kesal.

"Jika kau tetap keras kepala aku tidak punya pilihan lain."

Seduce For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang