Sementara itu, Alex telah selesai dengan urusan di ponselnya mulai berjalan kembali masuk ke dalam ballroom. Berbaur lagi di pesta itu dengan para tamu sebelum kepintaran Alex mengingat sesuatu. Ia tadi meninggalkan Rose sendiri dan sekarang di mana wanita itu?
Alex memutuskan untuk mencarinya, dan berharap ia bisa segera menyelesaikan acara membosankan ini lalu pulang dengan selamat ke rumahnya. Namun sekeras apapun Alex mencari keberadaan wanita itu. Tidak sedikitpun ia berhasil menemukannya.
"Sebenarnya wanita itu ke mana?"
Alex mungkin akan menyerah. Namun ketika ia sedikit melangkah ke dalam tempat yang terhalang oleh orang-orang yang sedang berkerumun di depannya, lubang telinga Alex malah menemukan sayup-sayup teriakan riuh.
Penasaran dengan itu Alex berinisiatif untuk mempercepat langkah kakinya menuju titik itu, dan tidak lama ia bisa merasakan sesuatu yang mengejutkan, berhasil membuat organ tubuhnya membeku melihat kerumunan itu, letaknya tepat di pantry bar yang disediakan pemilik pesta, terlihat sekali banyak para tamu undangan yang sedang berkerumunan. Membuktikan bahwa ada sesuatu yang tidak beres terjadi di antara orang-orang itu.
Dan Alex menemukan Rose sedang berdiri di sana dengan tangan yang kini terlihat sedang menyiramkan segelas wine tepat ke wajah lawan bicaranya.
Apa yang sedang wanita gila itu lakukan!
Alex terkejut melihat kejadian itu. Dan ia langsung buru-buru berlari menghampiri istrinya. Menyentak kasar tangan wanita itu. "Apa yang sedang kau lakukan?!" bentak Alex dengan tatapan yang terlihat memperingati. Mengatakan bahwa Rose sudah melakukan kesalahan besar yang memalukan nama baiknya.
Rose tidak menjawab. Dadanya masih naik turun dan urat di pangkal lehernya masih mengencang. Alex tidak tahu dengan keadaan ini. Namun ketika melihat istrinya telah menyiram wanita lain tanpa alasan membuat Alex menyimpulkan bahwa Rose memang sedang memancing kemarahannya.
"Menyiram seseorang seperti ini, apakah itu sikap seorang wanita? Kau melewati batas Rose."
Rose menepis tangan Alex dengan kasar. Kedua bola matanya sudah berkaca-kaca namun bulir menyedihkan itu terlihat enggan untuk menerjunkan diri. Setidaknya tidak di sini.
"Jangan pernah membawaku kembali ke tempat pesta omong kosong ini!" ucap Rose lantang, kakinya sudah bersiap pergi namun itu berhasil dihentikan oleh tangan Alex sendiri.
"Mau ke mana kau?"
Lagi-lagi Rose menyentak tangan Alex. Banyak sekali kekecewaan bergumul dibalik tatapan wanita itu. Namun Alex tidak terlalu pintar untuk bisa menerjemahkan keadaan ini. Alex sama sekali tidak tahu masalahnya. Tetapi adab sopan santun yang diajarkan orang tuanya tidak bisa Alex hindari begitu saja. Adab itu sudah melekat permanen di otaknya.
"Kau harus meminta maaf untuk kejadian memalukan ini, Rose."
Rose refleks menatap laki-laki itu tak terima ketika mendengar kata yang di ucapkannya. Meminta maaf? Cih dia tidak sesinting itu untuk melakukannya.
"Aku tidak salah. Dan aku tidak akan meminta maaf!"
Persetan! Rose mulai muak dengan semua ini, kakinya cekatan berlari kelur dari ballroom membuat Alex tidak sempat menghentikannya.
Alex hanya bisa mendengus akan sikap kurang ajar wanita itu. Berpikir, bahwa tidak ada jenis makhluk menyebalkan selain Rose. Dan sialnya status wanita itu adalah istri sahnya. Oh, sangat tidak beruntung sekali hidup seorang Alex.
Melirik ke samping, ia menemukan tubuh basah kuyup wanita yang menjadi korban kebrutalan Rose. Dan Alex mengenal wanita itu. Dia Rachel, Putri dari rekan kerjanya, pemilik dari pesta ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seduce For Love
RomansaRose dijodohkan oleh ayahnya untuk menikah dengan Alex. Sosok lelaki kaku yang tidak pernah menyukainya sedikit pun. Bukan hanya karena Alex sudah punya kekasih, lelaki itu juga tidak suka Rose karena wanita itu terlalu murahan untuk menjadi istrin...