"Aku tidak pernah memberitahumu siapa nama kakakku, kenapa kau bisa menyebut namanya?" Suzy meninggikan suaranya diujung telepon sana.
"Kau tidak perlu tau kenapa aku bisa tahu." Seulgi menjawabnya dengan berbisik-bisik.
"Kau memata-mataiku?" tanya Suzy.
"Tidak!" Seulgi tidak sengaja berteriak, kemudian dia menutup mulut dengan tangannya, "untuk apa?" jawabnya sambil mengecilkan volume suaranya lagi.
"Lantas? Tolong beritahu aku, kenapa kalian bisa saling kenal?"
"Aku akan menceritakannya kepadamu begitu kau setuju kalau kau tidak akan menggunakan sponsor milik Park Bo Gum lagi."
"Tapi, Seulgi..."
Seulgi menutup teleponnya dan cepat-cepat memasukkan ponselnya ke dalam saku begitu Juhyun keluar dari pintu apartemennya dengan senyuman kecil.
**
"Unnie, aku punya satu permintaan." Seulgi menatap wajah Juhyun dan sesekali melihat lampu lalu lintas yang masih berwarna merah.
"Apa itu?" Juhyun menjawab sambil mengusap lipstick di bibir dengan jarinya.
Seulgi mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di bagian kemudi mobil. "Jika aku memintamu untuk menjadi sponsor untuk kelompok project akhirku, apakah kau bersedia?"
"Berapa banyak?" tanya Juhyun.
Ddrrttt drrrtttt
Ponsel Seulgi bergetar ditengah perbincangan mereka berdua.
Aku setuju untuk membatalkan sponsorship. Jadi sekarang, urusan sponsor aku limpahkan kepadamu.
Nama Bae Suzy dan pesan singkatnya muncul. Seulgi segera menghapus notifikasinya dan langsung percaya diri menjawab pertanyaan Juhyun.
"Tidak banyak, mungkin sekitar 1 juta won." jawab Seulgi yang tidak mengatakan sejujurnya tentang budget untuk sponsor, "jika kau bersedia, nanti malam kita akan bertemu dengan temanku yang bertanggungjawab atas project ini."
"Siapa? Seungwan?"
"Bukan. Kau akan mengetahuinya setelah kau bertemu dengannya nanti. Bagaimana, Unnie?"
"Baiklah, apapun yang kau inginkan aku akan menurutinya. Tapi jangan lama-lama ya? Sehabis itu kita harus langsung kencan berdua? Bagaimana?"
"Setuju." Senyum kecil terlukis di wajah Seulgi. Dia tidak tahu apa reaksi Juhyun ketika dia tahu apa yang sebenarnya direncanakan oleh Seulgi.
"Cium aku?" ujar Juhyun setelah memasukkan peralatan make-upnya ke dalam tas.
Kemudian Seulgi mencium bibirnya dengan lembut dan mereka mencium satu sama lain hingga lupa bahwa lampu sudah berubah menjadi warna hijau dan suara klakson mobil di belakang mereka mulai memekakkan telinga.
**
"Untuk berapa orang?" Pelayan yang bertugas di meja resepsionis bertanya kepada gadis yang mengenakan coat berwarna biru dongker.
"Satu orang." jawab Seungwan singkat.
"Baik, satu orang atas nama siapa?" tanya pelayan itu lagi.
"Shon Seung Wan."
"Ruang 109, silahkan." tangannya mengarahkan Seung Wan agar mengikuti pelayan lain yang akan mengantarnya ke ruang karaoke yang disewanya.
"Terima kasih, bisa tolong bawakan satu botol air mineral? Dan dua kaleng bir." ujar Seungwan.
Pelayan itu mengangguk dan menutup pintu ruang 109.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Private Stranger
FanfictionKisah seorang gadis yang memiliki banyak masalah namun tidak memiliki teman berkeluh kesah, sampai akhirnya dia mencari teman melalui forum di internet dan bertemu satu sama lain tanpa menunjukkan wajah masing-masing.