Long Story

1.8K 242 12
                                    

Keesokan harinya, Seulgi memasuki kelas dengan malas-malasan. Dia memilih untuk duduk di bangku paling belakang, menyendiri. Sembari menunggu kelas dimulai, dia mendengarkan lagu-lagu Beyonce dengan volume headset yang cukup keras sehingga tidak ada satupun yang bisa mengganggunya. Moodnya sedang tidak baik karena kejadian dengan Wendy kemarin sungguh tidak diharapkan. Wendy yang biasanya setiap hari menghubunginya pun tidak menyapanya sama sekali di chat.

Matanya menatap kosong ke arah pintu kelas. "Hey, hey, hey!" Sehun, teman sekelasnya, mengoyak-ngoyak tubuh Seulgi agar dia mendengar panggilannya. Seulgi pun terkejut dan segera melepas headsetnya. "Kenapa?"

"Kau kemana semalam? Kenapa tidak ikut?" Sehun bertanya dengan wajahnya yang berseri-seri.

Bola mata Seulgi bergerak kesana-kemari. "Semalam? Ada apa semalam?"

"Aduuh, kau sungguh tidak tahu? Kemarin kita semua diundang oleh senior untuk berpesta di klub. Kau tau kan, Suho sunbae-nim, yang terkenal kaya raya itu. Dia bahkan menyewa satu klub hanya untuk merayakan ulang tahunnya. Aku mencarimu semalam, dan bertanya kepada Wendy tetapi dia malah tidak menjawab. Aku pikir kau datang bersamanya. Aku sebenarnya ingin bertanya tentang..."

Seulgi menghentikan omongan Sehun dengan membuka kelima jarinya di depan wajah Sehun. "Tunggu-tunggu. Apa maksudmu Wendy benar-benar datang ke klub dan ikut berpesta?"

Sehun tertawa. "Wah, ada apa sih? Kenapa kau malah bertanya kepadaku? Kau kan sahabatnya, kenapa kau tidak tau? Semalam dia luar biasa. Dia sangat mabuk semalam, dia menari dengan sangat liar. Ugh, sangat cantik. Bahkan ada temanku yang meminta kontaknya kepadaku."

"Liar? Apa yang kau maksud liar hah?" Seulgi agak kesal karena Sehun terkesan sedikit mengejek Wendy di hadapannya.

Sehun hanya tersenyum-senyum. "Kau tahu ini kan.." Sehun memegang punggung lehernya kemudian meraba-raba tubuhnya sendiri mencontohkan gerakan Wendy semalam. "Dia menari dengan pria-pria di lantai dansa. Sungguh, semalam jadi heboh karena Wendy diluar kontrol haha."

Seulgi tidak menjawab. Pikirannya langsung berputar-putar memikirkan banyak hal. Wendy yang bahkan pada hari itu tidak memberinya kabar sama sekali, ternyata datang ke klub dan mabuk. Bahkan dia menari dengan pria yang tidak dikenalnya. Dia tidak mengerti kenapa Wendy yang lebih sering menghabiskan waktunya dengan latihan, bisa-bisanya menyempatkan diri untuk datang ke pesta.

Seulgi mendengar suara tawa Wendy begitu dia masuk ruang kelas dengan Yeri. Seulgi melirik sekilas dan kemudian menundukkan pandangannya lagi. Dosen datang tepat di belakang Wendy. Seluruh kelas kemudian merapikan duduknya dan menghadap ke depan.

"Son-ssi. Bisa tolong bantu saya membagikan hasil ujian ini?" Dosen itu memanggil Wendy yang duduk di barisan depan. Wendy segera menghampirinya. "Baik, Prof."

"Yeri.. Yeri.. Yey.. Wuhuu!" dia memanggil satu per satu nama di kertas ujian dan membagikannya. "Sehun.." Sehun segera berlari ke depan kelas untuk mengambil kertasnya. "Oh, it's mine.." Wendy langsung melipat kertas ujiannya. "Hm.. Kang-ssi.."

Seulgi berjalan lambat ke depan kelas. "Cepatlah sedikit.. Kang Seulgi-ssi" Wendy menunduk dan memberi kertas ujiannya tanpa melihat wajah Seulgi. Seulgi sempat terdiam beberapa saat dan menatap Wendy sedetik dua detik, Wendy tetap berpura-pura tidak melihatnya. Hatinya begitu kesal melihat sikap Wendy. Wendy sendiri tidak pernah memanggil namanya dengan sebutan "Kang-ssi".

Sehun bertepuk tangan kecil saat Seulgi kembali ke tempat duduknya. "Wow.. Aku merinding melihatnya barusan. Apa dua sahabat yang seperti sepasang sepatu ini benar-benar sedang bertengkar?"

"Bisakah kau menutup mulutmu? Kau terlalu berisik." Seulgi menjawabnya dan melemparkan pandangan sinis kepada Sehun.

***

My Private StrangerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang