1

5 1 0
                                    

°°°°
Senja mulai menampakan dirinya. Angin berhembus semilir menerpa rambut panjang sebahunya, menikmati angin dan senja di atas balkon kamarnya. Seseorang yang mencoba untuk melepaskan sejenak baban dalam hidupnya, sebelum akan kembali memakai topengnya.

"Huft" hembusan nafasnya mulai terdengar, sebenarnya sudah lelah untuk menjalankan kehidupannya namun ia masih bertahan demi seseorang yang amat berharga untuknya. Saat senja sudah mulai memudar digantikan malam, ia pun mulai kembali masuk kedalam kamarnya.

Kamar yang didominasi warna pastel terlihat lebih natural dengan lampu tumbrl yang menghiasi kamarnya, dia menatap sekeliling kamarnya hingga matanya tertuju pada tumpukan kardus disudut samping lemari pakainnya, matanya yang memandang nanar benda tersebut dia mulai mendekatinya mengambil satu kotak dan membukanya kembali.

Kotak yang bersih tanpa debu walau jarang bahkan tidak dibukanya, ia mulai membuka kardus tersebut menatap nanar isi kardus satu persatu barang ia keluarkan dengan air mata yang mengganjal di pelupuk matanya, ia tak ingin menangis namun tak kuasa menahan air matanya yang lolos begitu saja. Sebuah foto dengan frame berwarna putih bersih yang di samping kanan terdapat bunga kecil berwarna merah, foto yang menyiratkan sebuah kesedihan yang teramat dalam sebuah kenangan yang takkan ia lupakan.

Sebuah anak kecil yang tengah berpose menunjukan deretan giginya, gadis berpita merah kuncir dua yang nampak bahagia dan seorang wanita paruh baya yang mengenakan dress panjang berwarna biru dongker dengan lengan panjang yang terlihat begitu menawan tersenyum bahagia disamping anaknya yang mengemaskan. Derai air mata lolos dari matanya membasahi pipi putih bersih, matanya sudah mulai memerah di pandang terus foto tersebut lalu ia mulai menghapus jejak air matanya dan mengembalikan kembali foto tersebut ke dalam kardus, diletakan kembali ke tempat semula.

Ia pun menuruni tangga menuju dapur. Dilihatnya ada sebuah keluarga kecil yang nampak bahagia tanpa kehadirannya, mama tiri, papa, dan adik tirinya tengah bersenda gurau bagaikan tanpa masalah. Ia tetap melanjutkan langkahnya menuju dapur sampai disana pun ia masih mendengar gelak tawa dari mereka, hatinya merasa teriris merasakan perih yang menyayat ia pun mulai berandai - andai tentang kejadian 2 tahun yang lalu, tak mau terus menangis ia pun mulai beranjak menuju ke kamarnya lagi.

"Hahahaha, ouh astaga lihatlah dia seperti anak ayam yang selalu mengekori induknya" suara papanya.

"Mereka bahkan terlihat sangat bodoh dihadapan sejenisnya" adik tirinya yang kini bersuara.

Sedangkan mama tirinya hanya menanggapinya dengan tawaan. Ia yang berasa diabaikan akhirnya tetap berjalan tiba - tiba terhenti oleh suara mama tirinya yang memanggil dirinya.

"Hey kau! Kemarilah, untuk apa kau hanya diam disitu!" katanya dengan ketus.

Akupun hanya diam memandanginya sesekali melirik papa yang hanya diam dengan muka datarnya. Aku mulai berjalan kesana, hingga suara teriakan mama tiriku mengema di indra pendengaranku.

"Hey kau! Cepatlah, apakah kau lupa cara berjalan dengan baik!"

"Aaada apa ma" tanyaku agak gugup.

"Aku bukan mama mu anak bodoh! Keluarga inipun tidak mengharapkan kehadiranmu" ketusnya.

Aku hanya diam tak kuasa memahan cician makian dari mama tiriku dan sempat aku melirik papa ku dia hanya diam melanjutkan menonton tv dengan adik tiriku. Akupun mulai berbalik dan kembali kekamar walau aku mendengar teriakan mama tiriku. Sampai di kamar aku mulai merebahkan diriku di atas kasur queen size berwarna putih bersih dan selimut berwarna pastel.

Aku menangis meratapi hari - hariku selama 2 tahun belakangan ini. Bunda aku merindukanmu, bunda kenapa kau tinggalkan aku disini, bawa aku bersamamu bunda tanyaku dalam hati. Tak terasa aku pun mulai terlelap dengan nafas yang mulai beraturan.

°°°°°

Penasaran akan kelanjutannya apa yang akan dialami olehnya di hari - hari berikutnya

Jangan lupa votment juga follow author yaaa.
Gimana ceritanya?? Masih gak bagus yaa??
Maklumlah cerita pertama author ini.

SOMETHINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang