Jeongyeon mendesah berkali-kali sembari melihat ke layar iPhonenya. Dia berkali-kali membuka kontak dan melihat nama Jimin di sana.
"Tuhan...kenapa aku gelisah begini? Lagian kenapa aku berharap disms atau ditelepon dia?"gerutu Jeongyeon yang kesal sendiri. Dia lalu mengambil satu-satunya boneka yang dia miliki di kamar itu,boneka Chimmy yang besar dan memeluknya. Dia lalu menutup matanya,namun tak lama dia membukanya lagi,"Kenapa setiap aku menutup mata selalu ada wajah dia?! Aish,"Jeongyeon melempar boneka itu. Dia lalu memutuskan untuk keluar walau pun hari itu sudah jam 9 malam dengan melompat dari balkon lantai 2 lagi.
"Halo?"tanya suara di seberang.
"Halo,kau di tempat biasa?"tanya Jeongyeon.
"Ne,Kenapa Jeongyeon-ah?"tanya Mino yang dia telepon.
"Aku tidak bisa tidur. Ingin main,"jawab Jeongyeon.
"Kau serius?! Ini pertama kalinya kau keluar malam,kau dimana?!"Tanya Mino panik.
"Neeee...aku sudah di jalan,kau di sana kan?"
"Ne,kami semua di lapangan basket,"jawab Mino akhirnya. Jeongyeon menutup teleponnya dan berlari ke arah lapangan basket di komplek perumahan itu.
"Apa yang terjadi Jeongyeon-ah?"tanya Ren saat Jeongyeon sudah sampai ke tempat Mino cs biasa berkumpul.
"Entahlah aku lagi memikirkan seorang lelaki,"jawab Jeongyeon lemas.
"Mwo?! Lelaki?! Sejak kapan seorang Yoo Jeongyeon memikirkan seorang lelaki?!"tanya mereka serempak.
"Sejak kemarin...,"jawab Jeongyeon.
"Benarkah?! Selamat Selamat!"seru Seongwu dan Ren berbarengan,sementara Mino terlihat agak tidak senang.
"Siapa orang itu?"tanya Mino mencoba tetap tenang.
"Kau ingat orang yang dibawa Sana tempo hari? Dia itu bagaikan hantu...aku sekarang memikirkan dia terus,"jawab Jeongyeon lugu.
"Ohh...,"Mino hanya menggumam kecil.
"Kau jatuh cinta Jeongyeon-ah!"seru Ren senang.
"Benarkah?! Ah andwae Ren,semoga aku salah!"kata Jeongyeon tak percaya dengan apa yang dikatakan Ren.
"Aku yakin itu. Coba saja kau bertemu dia besok,kalau kau merasa malu & merasa tubuhmu mendadak panas-dingin,artinya benar kau menyukainya,"tantang Seongwu.
"Seongwu,jangan doakan aku menyukainya ya...sepertinya ini mimpi buruk,"keluh Jeongyeon.
"Ne,akan kudoakan,"sahut Mino. Seongwu & Ren hanya memandangi temannya itu dengan prihatin.
***
"Sana,kau sudah siap?"tanya Yoongi. Sana sibuk memasukkan anak panah ke dalam tempatnya. Sebentar lagi mereka akan berangkat ke turnamen panahan nasional.
"Sana,aku datang!!!"Jeongyeon sengaja bolos dengan alasan dispen klub untuk menemani saudaranya itu.
"Kau pelajaran apa hari ini?"tanya Sana.
"Cuma Seni Musik & Bahasa Korea kok setelah ini, tenang saja...,"jawab Jeongyeon sembari menepuk-nepuk punggung Sana.
"Hmm...kalau begitu kau berangkat dengan Yoongi saja,aku bersama pelatih,"ucap Sana. Dia melirik ke arah Yoongi,Yoongi sepertinya senang mendengar ucapan Sana,hati Sana berdenyut sakit.
"Tidak,dia sama aku saja. Yoongi kan peserta juga,biar cepat kalian bersama-sama saja,"tiba-tiba Jimin datang. Jeongyeon mendesah panjang,dia sangat malas ketemu Jimin karena hatinya belum siap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twins (INA-COMPLETED)
FanfictionCinta tidak akan salah. Cinta tidak akan hilang begitu saja. Cinta...tidak akan tertukar kan?