Final

564 55 9
                                    

Kelumpuhan? Gegar otak? Hah! Bercanda!!!

"Jimin!"mereka berteriak saat aku berlari masuk ke ruang ICU,tiba-tiba petugas medis menahanku,"Biarkan aku masuk!"teriakku.

"Tapi Jimin kau harus bersabar! Jeongyeon belum boleh dijenguk!"Hoseok menahanku.

"Argh! Sial!"umpatku. Tiba-tiba mataku menangkap seseorang yang dari tadi terdiam di pojokan.

Mark!!!

"Kenapa dia ada disini?"tunjukku.

"Karena dia yang bersama Jeongyeon pulang sekolah tadi,"jawab Hoseok.

Entah apa yang kupikirkan aku langsung menghampiri Mark & mendorongnya sampai ke tembok. Dia menatapku tajam.

"Apa yang mau kau salahkan padaku?"tanyanya dingin.

"Kau...!"

"Heh,kau ingin menyalahkanku karena tidak becus menjaganya? Kau ingin menyalahkanku membuat Jeongyeon terbaring koma disana?"

"Yah! Sudah jangan ribut disini,oppa sudah tenanglah...yang harus kita lakukan saat ini berdoa saja,"Sana menarik lenganku agar menjauhi Mark.

Kami akhirnya larut dalam pikiran masing-masing saat ini. Tuhan,kenapa kejadian ini harus menimpa dia. Walau aku sering menyiksanya tapi aku tidak sanggup melihat dia terbaring koma di dalam sana. Tolong buat dia agar cepat sadar,buat dia sembuh dan jangan melupakan sedikit pun tentangku!!

*author pov*

Jimin masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan bau alkohol & obat-obatan. Ini sudah hari ke-3 Jeongyeon tidak sadarkan diri. Dia menatap yeoja itu dengan penuh rasa sedih. Di sekolah & diklub,dia hanya diam & mengabaikan semua orang yang mengajaknya berbicara. Kini dia makin yakin dengan arti kehadiran cewek sporty ini setelah menjalani 1 hari disekolah tanpa bertengkar dengan Jeongyeon. Jimin meremas lengan Jeongyeon & merasakan lembutnya tangan seorang cewek yang kelihatannya begitu kuat ini.

"Jeongyeon babo...monyet kecil...kenapa kau babo sekali? Tidak tau caranya bangun dari tidurmu ya? Apa perlu aku ajarkan? Kenapa kau tidak menjawabku? Kau mau aku hukum membersihkan kebun juga apa? Atau kau mau aku hukum mengecat gudang olahraga? Hah? Tidak mau kan...makanya bangun,buat aku kesal lagi buat aku tertawa lagi...,"ucap Jimin lirih.

Tidak ada respon dari Jeongyeon. Tentu saja,yeoja itu tetap menutup matanya & bernafas dengan bantuan masker oksigen. Wajahnya pucat & beberapa bagian ditubuhnya mengalami luka lecet.

"Padahal hari itu aku ingin mengucapkannya...padahal aku sudah percaya diri & bertekad tapi malah ada kejadian seperti ini...kau itu memang orang yang merepotkan sekali bagiku,tapi aku sama sekali tidak merasa keberatan. Monyet kecil,walau kau bangun & melupakanku aku akan mengubah sifatku. Aku akan lebih lembut & dengan jelas mengatakan kalau aku ini orang yang selama ini menyukaimu...makanya kau bangunlah,"ucap Jimin lagi.

Tidak ada jawaban...

Jimin berjalan keluar dari kamar itu. Saat dia menutup pintunya,dia sadar seseorang berdiri di depannya. Jimin mengangkat wajahnya & mendapati Sana sedang berdiri di depannya.

"Mana Yoongi?"tanya Jimin.

"Dia masih latihan. Ternyata oppa ada disini...sejak kapan?"tanya Sana. Mereka berdua duduk di kursi di depan kamar Jeongyeon.

"Yang pasti sejak sebelum kau kesini,"jawab Jimin.

"Hmm arraso...,"ucap Sana.

"Selama ini aku menutup perasaanku pada adikmu...,"kata Jimin lagi. Sana tidak terkejut mendengarnya karena dia yakin suatu saat dia pasti akan mendengar ini dari mulut Jimin.

Twins (INA-COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang