MENGAGUMIMU dari jauh adalah isyarat termudah yang dapat kusampaikan bahwa aku telah ... tertarik.
Menyimpan memori tentang senyumanmu kala itu rapat-rapat, seakan tak ada hari esok 'tuk ku dapatkan itu lagi.
Dengan segenggam keberanian, kubulatkan tekad untuk bersuara, karena kutahu, kesempatan takkan datang hingga kedua kalinya.
Sampai akhirnya, aku mampu menyerukan namamu di antara desau angin sore itu.
Diam-diam, rasa hangat mulai menjalar semacam euforia merah jambu yang mengudara--tanpa ku sadari.
Secepat rasa ini hadir, secepat itu pula berusaha kupadamkan. Karena aku sadar, aku bukanlah apa-apa.
Aku si gadis penimang ragu--ini, memang tak mampu melantangkan asa melalui suara. Aku hanya mampu mewakilnya dalam aksara dan dalam doa. Lalu, wahai, kau, si tuan penyimpan tanda tanya, tolong tegaskan aku untuk berhenti atau tetap melanjutkan cerita ini.
1 Oktober 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Dhita's Real Life Diary
Poetry[Rekam Jejak Tulisan Sederhanaku] Hanya puisi. Kurang lebih refleksi diri. Selamat menikmati :) P.S. Tanggalnya tidak urut~it means kejadiannya juga bisa tidak urut.