"Aku berhasil berada di sampingmu dan menatapmu, tapi tidak dengan memenangkan hatimu."
- Paizal Anwar
Semilir angin yang berhembus di pagi hari, sangat tak sejalan dengan suasana hati yang sepi sendiri, menanti sang pujaan hati yang sudah memiliki kekasih hati. Ungkapan itu sangat cocok dengan keadaan Aldy saat ini, terlalu lama menyimpan rasa membuatnya hidup dalam dilema. Menyebalkan.
Pagi ini seperti biasa Aldy berangkat ke sekolah dengan motor merah kepunyaannya. Biasanya ia berangkat bersama dengan Dira, tetapi untuk kali ini mambuatnya sedikit agak malas melihat orang yang memberi luka. Namun, biar bagaimanapun juga Dira tetaplah gadis yang Aldy sukai, tidak bisa sedikit kekecewaan menghalangi seribu niat kebaikan, apalagi untuk yang namanya persahabatan.
Tunggu, Aldy masih menganggap ini persahabatan? Bukankah status itu sudah harus diubah menjadi friendzone?Tak terasa saking lamanya memikirkan hal indah tentang Dira, membuat panjangnya perjalanan menjadi tak terasa. Namanya juga jomlo, semakin banyak berkhayal semakin banyak pula mendapat kesenangan untuk dirinya.
Kini Aldy telah berada di dekat rumah Dira. Jaraknya memang tidak percis di depan, karena ada hal yang membuat ia kembali merasakan kecewa. Sebuah peristiwa yang tidak mau Aldy rasakan sebenarnya dan sebuah kejadian yang tidak ingin ia lihat.
Mungkin hari ini benar-benar tidak mendukung Aldy untuk berdekatan dengan Dira. Atau mungkin dimulai dari hari ini ia dan gadis itu tak bisa lagi bersama? Karena percis pagi ini, Aldy melihat Faris tengah berada di depan beranda rumah Dira, lengkap dengan mobil hitam yang dibawanya.
Bahkan sekarang untuk cemburu pun Aldy tidak berhak. Dia hanyalah teman bagi Dira sekarang-sudah dari lama sebenarnya-teman yang ia harapkan sampai dia menua, yang entah akan terlaksana atau dipisahkan buana.
Kalo milikin lo cuma mimpi buat gue, gue akan selalu tidur biar bisa milikin lo seutuhnya, batin Aldy dengan menatap dua insan yang tengah bergurau ceria tepat dalam pandangannya.
Aldy menarik motornya mundur. Tidak berhak ia datang dan merusak kebahagian Dira, gadis itu sudah bahagia walau bukan dengan dirinya. Bukankah bahagia Dira juga bahagia buat Aldy? Tapi kenapa rasanya sesakit ini? Sulit memang, berusaha melepaskan dalam situasi kecemburuan. Bahkan hampir tidak bisa.
***
"Amanat pembina upacara, pasukan di istirahatkan," seru seorang pembaca susunan acara dengan mik di tangannya.
"ISTIRAHAT DI TEMPAAT. GRAK!" teriak seorang pemimpin upacara dengan lantang.
Di saat semua siswa menatap Pak Hasan-kepala sekolah di SMA Nusa 2-yang tengah memberikan amanat dan pesan moral bagi siswanya, justru berbeda dengan Dira. Ia malah tengah celingak-celinguk menyapu sekitar, melihat barisan laki-laki yang membuatnya beberapa kali memutar kedua bola mata. Dia mencari sesosok cowok yang membuatnya menanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Departure Feeling [DREAME]
Roman pour Adolescents[BELUM TERBIT] [REVISI BERJALAN] Menurut Aldy, jatuh cinta pada sahabat sendiri adalah hal yang tidak seharusnya terjadi, sebab hanya akan melukai perasaanya. Kalian percaya akan cinta terpendam? Jika iya, maka bukan hanya dia saja. Bayangkan, Aldy...