Bel yang menunjukkan jam istirahat sudah berbunyi, aku cepat-cepat keluar kelas untuk menuju taman karena aku tidak ingin raffa menunggu terlalu lama. Meskipun bel baru saja berbunyi, tapi raffa sering mendahului murid yang lain untuk keluar kelas.
"Maaf ya raf udah nunggu, kamu daritadi?"
"Eh, engga kok, aku juga baru dateng, kamu ga bawa makanan?"
"Kan aku mau ketemu kamu jadi aku langsung kesini gasempet kekantin"
"Kamu tunggu disini dulu, aku mau kekantin beli makan buat kamu, ketemu sama aku bisa kapan aja, tapi kalo sakit gabisa ditunda bear"
"Engga raf, aku pengen ngomongnya sekarang"
"Hm serius?"
"Iya raf aku serius, beberapa hari ini, dua minggu ini aku dapet bingkisan terus raf, tapi aku gatau pengirimnya siapa, itu kamu yang ngirim atau bukan?"
"Isinya apa? Isinya ancaman buat kamu atau apa? Ngeganggu kamu ga? Biar nanti aku cari siapa pengirimnya"
"Bukan raf ih, kalau isinya kaya gitu aku gaakan nanya kekamu, masa iya aku curiganya sama kamu, masa iya kamu bisa jahat sama aku. Isinya boneka beruang sama bunga, makannya aku tanya kamu"
"Boneka beruang? Bunga? Aku gapernah kirim kaya gituan kekamu. Bear, ada yang suka sama kamu lagi?"
"Kalo bukan kamu terus siapa? Gatau raf, aku juga belum tau siapa pengirimnya, setiap hari bingkisan itu terus ada didepan rumahku, kamarku hampir penuh sama boneka beruang dari bingkisan itu"
Maaf raf, aku tau kamu sangat tidak suka dengan pembahasan kita kali ini. Aku terus mendapati mimik wajah yang penuh emosi dari raffa. Aku takut raffa berbuat yang tidak-tidak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beruang Kecilku
Roman pour Adolescents[Follow dulu kalau mau baca] Cintaku untuk beberapa boneka beruangku, tidak kalah dengan cintaku untukmu. Kamu yang selalu kusebut didalam doa-doa pengantar tidurku. Dan, Beruang Kecilku yang selalu menemaniku menjelajah dunia mimpi.