Bel rumahku berbunyi, sudah pasti itu raffa yang Setiap pagi mampir kerumahku dulu untuk berangkat sekolah bersama.
"Hey, goodmorning my sweety bear"
"Hei, masuk dulu ya raff, aku belum pakai sepatu, sepatuku didalem hehe"
Hari ini sedikit berbeda, karena tidak ada bingkisan itu lagi, tiba-tiba raffa berdehem menyadarkanku dari lamunan yang terus melihat kelantai.
"Hm, Kamu cari ini bear?"
"Lah, kok bingkisannya ada dikamu raf? Biasanya aku nemu disini raf"
"Tadi aku lihat trs aku ambil, pengen tau aja kamu nyariin atau engga"
"Kalo aku cariin emang kenapa?"
"Cemburu"
"Kenapa? Aku beneran gatau siapa pengirimnya raf, masa kamu cemburu sih, jelas-jelas aku gatau siapa yang ngirim"
"Cemburu sama bingkisannya, dia aja dicariin masa aku engga"
Raffa raffa, selalu bisa membuatku panik.
***
Siang ini, aku dipanggil dengan bucitra, guru produktif dikejuruan IPA yang sekaligus pembimbing ekstrakulikuler tari disekolahku.
"Berina, tolong bantu ibu membawa buku tugas ini kekelas XII Ipa 1 ya"
Aku hanya meng-iyakan meskipun aku tau itu adalah ruang kelas yang diduduki oleh Ilham dan Nindi.
Tiba-tiba satu kertas jatuh dari dalam buku seorang siswa, buku itu tertulis nama "Ilham Rasyid"
Dengan sengaja aku membaca tulisan yang ada disepotong kertas itu.
Sontak, aku terkejut dengan rasa tidak percaya, kata dan tulisannya sama persis dengan surat-surat kecil yang terselip dibingkisan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beruang Kecilku
Teen Fiction[Follow dulu kalau mau baca] Cintaku untuk beberapa boneka beruangku, tidak kalah dengan cintaku untukmu. Kamu yang selalu kusebut didalam doa-doa pengantar tidurku. Dan, Beruang Kecilku yang selalu menemaniku menjelajah dunia mimpi.