Bag. 5

2 1 1
                                    

Flashback onn..

Hari ini adalah hari jadiku dengan Ilham tepat kesatu tahun anniversary.

"Happy anniversary kesatu tahun teddy bear yang paling manissss hehe"

"Asikkk, bonekanya segede ini buat aku ham? Happy anniversary juga paboskuuuuuu"

"Beli eskrim yang banyak kayanya asik nih"

"Asik dong ham, buat aku kan?"

"Bukan sih, buat teddy bearnya aku"

"Teddy bearnya kamu kan aku, kamu lupa ya?"

"Bisaan banget sih kamu tuh ya"

****

Setelah seminggu berlalu dari hari itu, Hatiku mendadak menjadi tak karuan. Aku Yang biasanya selalu ingin buru-buru bertemu dengan Ilham, sekarang, rasanya sangat takut. Bukan takut untuk bertatapan dengan laki-laki yang aku cintai itu, tapi, aku takut kalau sampai Nama baikku rusak karena harus berhadapan dengan Nindi's geng. Nindi yang jatuh hati sama ilham, teman-temannya yang terus berkoar, bahkan bisa jadi mereka akan memalukan aku didepan murid lain kalau aku tidak mengalah.

****

"Ilham, aku mau ngomong sama kamu"

"Loh, kenapa harus izin sayang? Kamu ini lagi ngomong sama laki-laki yang sayang sama kamu, gaperlu pake izin, kecuali kalo kamu mau ngomong sama papaku, calon mertua kamu nanti hehe"

"Udahan aja ya ham, ki-kita cukup sampai sini aja"

Aku tau ini menyakitkan ham, aku minta maaf, sungguh aku akan menyesali kata-kataku ini nanti. Nanti, setelah kamu bahagia dengan Nindi. Ham, rasanya seperti usai tertusuk seribu anak panah, dadaku sesak tapi kutahan, aku tidak ingin kamu menemukan titik ragu dariku meski sebenarnya aku sangat ragu untuk menyampaikannya. Aku mohon ham, sekali ini saja kamu tunjukkan wajah sedihmu didepanku..

"Kamu becanda kan bear?"

"Ada yang lebih baik buat kamu dibanding aku ham"

"Siapa bear siapa?!"

Bahkan aku hampir terloncat karena mendengar ucap gertakannya ilham yang tidak pernah dia lakukan padaku selama ini. Aku tau, kamu kecewa ham.. aku tau, seribu anak panah yang ku rasakan tidak akan sebanding dengan sakit yang kamu rasakan saat ini..

"Nin-nin-nindi ham."

"Kamu gila ya?! Kamu kan udah tau kalau dia udah dari lama suka sama aku bear, dulu itu gak jadi masalah sama sekali buat kamu, kenapa skrg kamu malah mempermasalahkannya?"

"Kamu kenapa sih mau sama aku?! Ham, aku minder sama nindi. Aku gak ada apa-apanya dibanding sama nindi. Dia hits, cantik, pinter, banyak yang suka, sedangkan aku? Aku yang berantakan kaya gini. Kenapa kamu mau sama aku? Kamu itu cakep ham, banyak yang suka sama kamu bahkan lebih cantik dari aku. Kita gacocok ham! Kita gacoc.."

Tubuh hangat membuatku berhenti berkata. Ham, bahkan disaat aku berbohong seperti ini, kamu masih ingin memelukku. Setelah kata-kata itu keluar dari mulutku, kamu masih mau menenangkanku. Jangan lepas tubuh hangatmu ini ham.. jangan pergi, perempuanmu yang sesungguhnya adalah aku bukan nindi ham..
Tapi, rasanya tidak mungkin setelah apa yang aku lakukan tadi pada ilham.

"Bear, aku gak peduli rasa sakit yang aku rasain sekarang. Aku gak peduli sama kata-kata yang kamu keluarin barusan. Bear, setegas apapun kamu mengatakannya, aku tau dan akan tetap tau, mata kamu gak pernah bohong. Kamu harus percaya, cuman aku yang paling ngerti gelisahnya hati kamu. Cuman aku bear. Aku tau, kita lagi sama-sama diuji sama rasa sak-.."

"Udah ham udah. Kamu gak perlu sebegitunya buat ngeyakinin aku kalau kamu itu laki-laki yang paling ngertiin aku. Aku tau ham, kamu gak pengen aku kecewa kan?"

Dengan sengaja aku melepaskan dekapan hangat yang akan aku rindukan nanti. Nanti, saat kita sudah tidak beriringan ham.

"Ck, pertanyaan bodoh apaan sih ini bear. Yajelas enggaklah!"

"Udahin hubungan kita, anggep kita gapernah kenal, jauhin aku mulai sekarang. Cuman itu yang bisa buat aku supaya gak kecewa sama kamu. Aku tau, kamu gak bakal bikin aku kecewa ham."

"Bear kamu tuh kena-.."

"Ham.."

Malam itu, bukan lagi dekapan hangat yang terlepas dariku bahkan detak jantungku berdegup sangat pelan seolah ikut merasakan sakitnya.

"Hatiku masih sepenuhnya yakin kalau kamu tidak akan bisa meninggalkanku ham. Suatu saat nanti, entah kapan, kamu akan sadar, kalau ini sudah jalannya, ikutin saja alurnya, kalau kamu memang punyaku, tuhan punya banyak cara untuk menyatukan kita lagi ham." - batinku mencoba untuk tenang.

Beruang KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang