Penyambung Hati

107 8 0
                                    

Bagian I

Wanita cantik terlihat tergesa-gesa, rambut pendeknya bergerak seiring dengan langkah pendeknya. Terdengar kalimat perintah yang ditujukan kepada beberapa orang berseragam baju operasi.

“Tuan muda gila, entah apa yang dimakannya hingga punya kelakuan seperti ini.” Rutuknya ditengah perjalanan menuju wilayah emergency.

Iya, tiba-tiba saja Kurama Namikaze memberikan perintah langsung. Sebenarnya wanita ini tidak pernah berhubungan dengan Namikaze, dia hanya orang kepercayaan lady Senju. Tapi dengan keadaan yang berhubungan dengan nyawa seseorang mau tidak mau dia yang seorang dokter harus mengikuti perintah pemuda yang tak tahu aturan itu.

“Tuan, anda butuh tidur.”

Kyuubi masih tetap tak bergerak, duduk dengan kepala berada di antara kedua telapak tangannya. Jangan tanya penampilannya saat ini, kemeja putih itu terlihat lusuh hanya sedikit bagian punggung yang masih terlihat bersih.

“Tuan mau saya bawakan pakaian ganti?” Tetap tidak ada sahutan.

Baru setelah seorang dokter memakai pakaian operasi mendekatinya Kyuubi memberikan respon. Ekspresi wajahnya terlihat tegang sesaat lalu berubah lebih lembut. Sesaat setelah percakapan dengan sang dokter selesai Kyuubi berjalan menuju tingkat atas, untuk saat ini berada didekat sang papa menjadi pilihan terbaik.

“Papa.”

Yang menyapanya hanya suara deru mesin penyokong kehidupan. Meskipun begitu berada disini selalu terasa seperti rumah, papanya bukan tipe yang banyak bicara jadi mengetahui sensor yang masih meliuk-liuk sudah cukup membuatnya tenang.

Menggeser kursi kecil agar bisa duduk di dekat sang papa. Wajah Namikaze senior itu terlihat pucat, mungkin karena efek tidak tersentuh sinar matahari terlalu lama.

“Miss you pa.”

Kyuubi menarik tangan papanya pelan, mendekatkan kepalanya didekat tubuh papanya. Mencoba untuk mengembalikan rasa, tangan itu diusapkan ke atas kepalanya. Tidak ada rasa hangat apalagi mengusap rambutnya dengan gemas, hanya usapan kaku. Memang rasanya tak cukup, jika dia cukup gila dia ingin berbaring disamping papanya dan memeluknya erat. Ah saat ini dia butuh boneka manusianya, tapi memanggilnya akan butuh waktu dan dia terlalu nyaman dengan posisinya kini. Mencium tangan papanya lembut mata itu terpejam dengan cepat.

------------------------------------------------------

“Kyuubi” Kyuubi mencari sumber suara seperti kenal tapi asing, suara siapa itu. Dan kabut tebal disekelilingnya sangat tidak membantu.

“Kyuubi no Youko.”

Hanya satu orang yang menjulukinya dengan sebutan itu. Tidak salah lagi ini adalah suara papanya. Kyuubi berlari mencari sumber suara, kabut yang begitu tebal semakin tidak membantu.

“Papa.”

Teriakan seakan tidak bergaung. Bahkan Kyuubi tak mendengar suaranya sendiri. Seberapa kencang dia berteriak sepertinya suaranya tak keluar.

Ketika tubuhnya sudah tak sanggup untuk berlari lagi sesuatu mendekatinya, bayangan serupa sosok yang masih belum nampak jelas. Tapi meskipun begitu semakin bayangan itu mendekatinya, semakin tenang pula perasaan Kyuubi.

" Kyuubi no Youko."

Semakin jelas sosok bayangan itu. Memakai sweater orange aneh yang dibuat langsung dari mendiang sang istri, celana pendek serta kaos kaki kuning. Rambut pirangnya tampak lebih bersinar dari biasanya dan juga senyum itu. Senyum lebar yang bahkan berada di suhu minus pun akan terasa hangat jika memandang senyumnya.

" Kau masih berantakan Kyuu."

Kyuubi teringat apa yang dia kenakan. Sudah lama dia tidak berjumpa dengan papanya, tapi malah penampilannya kumal dan lusuh seperti ini.

“Tadi, aku belum ganti baju pa. Eh ini. Kenapa aku memakai baju jelek ini.”

“Kyuu, meski kau tidak menyukainya. Tapi mama sudah bersusah payah membuatkannya untuk mu. Mama akan sedih jika kau menghinanya.”

Tapi aneh, sweater buatan mama hanya dia pakai ketika kecil dan itu pun tak lama. Sang papa berjalan mendekati Kyuubi, menggandeng tangannya dan mengajaknya berjalan. Ke tempat yang sangat tidak disukai Kyuubi.

Iya mereka ada di depan nisan marga Namikaze. Ini adalah ingatan Kyuubi saat upacara pemakaman mamanya. Papanya tak pernah melepaskan tangannya. Dan ketika mereka hanya tinggal berdua sang papa merendahkan tubuhnya. Membisikkan sesuatu kepada Kyuubi.

“Anak tidak akan pernah bisa menghianati ayahnya.”

“Kenapa bisa begitu pa?”

“Jika papa membesarkanmu dengan keringat dan darah papa, apakah kamu akan menghianati papa.”

“Aku pikir tidak.”

“Kita hanya berdua sekarang anakku, jika kita tidak saling memiliki satu sama lain kita akan hancur. Kau harus ingat hubungan ayah dan anak yang dapat memisahkan hanyalah malaikat pencabut nyawa. Karena hanya pada saat itu papa tak bisa membawamu.”

------------------------------------------------------

Kyuubi membuka matanya. Mencium lembut tangan papa yang masih berada di dekatnya.

“Dan akan kulakukan apapun untuk menjauhkan malaikat penjabut nyawa itu dari papa.”

------------------------------------------------------
Bersambung

Maaf kami agak lama untuk meneruskan cerita ini. Tapi karena berada dalam suasana berkabung, otak kami benar-benar tidak bisa untuk diajak berpikir.

Terima kasih kepada pembaca yang masih mengikuti cerita ini.

Ja matta

Tulip HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang