Bukan Orang Asing

65 5 0
                                    


________________________________

Chapter 7

Remaja laki laki sedang asik memperhatikan kakinya yang bergerak bergantian. Tak menghiraukan ucapan seorang wanita cantik di depannya. Bahkan berkali kali panggilan tak dia hiraukan.

"PLETAK"

Sebuah penggaris sukses mengenai dahi si remaja. Sontak mengaduh kesakitan, sedang sang pelaku yang tak bukan wanita di depannya tertawa tertahan.

"Sakit tante Shi"

"Kalau tak mau aku lempar barang lagi. Maka dengar kan tante mu Naru."

Si remaja hanya bisa bersungut sebal. Tantenya ini kalau sudah marah bakal sangat merepotkan.

"Semua makanan dan minuman tidak diijinkan masuk lingkungan ini Naru."

"Tapi tante, apa yang aku bawa tidak akan menyakiti siapapun. Tolonglah." Pintanya sambil menempelkan kedua tangan di depan wajahnya.

"Jika aku mengizinkan, berarti aku menyalahi wewenang."

"Aku janji akan menjadi anak penurut dan akan menuruti semua permintaan tante selama seminggu. Jika tante memberikan izin."

Shizune mengetuk pensil beberapa kali. Tatapan matanya menyusuri setiap jengkal bagian kantor.

"Buat selama sebulan."

"Ta. Tapi tante. Sebulan itu waktu yang lama." Remaja itu menggunakan nada merengek.

"Sebulan atau tidak. Jadi aku bisa memberikan semua makanan ini untuk para penjaga pintu. Hmm, mereka akan sangat senang sekali." Belum juga Shizune mengambil gagang telefon untuk memanggil staff, remaja tadi menyahut.

"Baik."

"Baik apa NaruKun?"

"Aku akan menuruti semua keinginan tante selama sebulan."

"Anak baik."

Shizune tersenyum cukup lebar. Akan sangat menyenangkan jika dia bisa mengendalikan remaja di depannya ini. Meskipun hanya sebulan tapi setidaknya tanggungjawab yang dia bawa agak berkurang.

Remaja 12 tahun. Naruto dengan nama belakang yang masih dalam proses. Memang dalam tanggungjawab penuh Shizune, selama hampir satu tahun ini remaja kuning itu hidup bersamanya. Mantan penghuni rehabilitasi.

Semenjak remaja pirang ini menjadi penghuni tempat ini, Shizune merasakan perasaan aneh. Dia tidak punya saudara atau kerabat dekat, dan pekerjaan merupakan hal yang terpenting bagi dirinya. Tapi saat dia melihat Naruto, ada perasaan kuat untuk melindungi dan membuatnya bahagia.

"Baiklah untuk saat ini. Ini tugasmu." Tangan Shizune menyodorkan sebuah clip board kepada Naruto.

"Tapi Tante... Makanannya." Pinta Naruto dengan suara sesedih mungkin.

"NaruKun. Kau sudah berjanji. Dan ini tugas sekarang" Naruto hanya bisa menghela nafas. Raut wajahnya berubah masam tapi kalau perintah Shizune tidak dilaksanakan ini akan berakhir buruk.

Shizune yang berada di seberang
berusaha terlihat kaku, meskipun pemandangan dihadapannya kini sangat menggelitik.

"Akan ada sukarelawan baru. Jadi tugasmu menemani dan memastikan dia tidak melakukan pelanggaran."

"Apa suaraku jelas NarutoKun."

Naruto hanya bisa menghela nafas, mencoba menerima keadaan. Ditangannya terdapat foto dan nama relawan baru. Hyuuga. Nama yang cukup bagus. Mungkin nanti dia mendapat teman baru selain teman-temannya disini mungkin.

Kakinya melangkah keluar ruangan, para relawan baru berada di aula utama yang jaraknya lumayan jauh dari kantor Shizune. Meskipun makanannya aman, iya dia tau barang yang dia bawa pasti aman dan dalam keadaan baik tantenya itu tidak pernah mengingkari janjinya.

"Hah." Padahal kalau dia berhasil. Dia bisa bersama teman-temannya sekarang.

Sesampainya di aula utama suasana begitu riuh. Naruto melihat sekeliling mencari sosok yang sama seperti foto. Dan tidak lama sosok yang sama melihat kearahnya, tersenyum sangat manis sambil melambaikan tangan.

"Cantiknya." Gumamnya lirih.

Memiliki rambut lurus yang panjang. Memakai dress selutut dengan warna violet yang senada dengan iris mata lavendernya. Mata yang besar serta senyum yang manis. Jika harus menjaga gadis cantik seperti ini, berbulan-bulan pun Naruto siap.

"HyuugaSan."

"Iya." Dan suaranya juga enak didengar untuk waktu yang lama.

Dalam hati Naruto sudah berteriak keras. Berlari tanpa tujuan ataupun melompat kegirangan. Senyumnya benar-benar terlihat lebar saat ini.

"Tapi aku bukan Hyuuga yang kau maksud."

"Heh."

"Kakakku yang menjadi relawan. Dia meminta agar kau menunggu di lorong, dia agak sedikit terlambat. Maaf nama mu siapa?"

"Aku. Aku Naruto."

"Baik NarutoKun, senang berkenalan dengan mu. Maaf tapi aku harus pergi."

'Yah, padahal dia cantik banget.' Naruto menyesali tapi kalau adiknya seperti itu pasti kakaknya tidak jauh beda.

Selang setengah jam kemudian wajah yang sama berjalan mendekatinya. Hanya saja yang ini lebih tinggi, jauh melampaui Naruto pastinya. Memakai celana hitam baju biru lengan panjang. Dia juga pakai dasi yang bergerak kesana-kemari karena pergerakannya.

"HyuugaSan."

Tidak ada senyuman manis. Hanya melihat kearah Naruto dan mengangguk sekali. Setelah itu merapikan pakaiannya. Sungguh sangat berbeda dengan Hyuuga si adik. Dan karena sibuk membandingkan  kedua  saudara  ini, Naruto mendapat tatapan yang tidak mengenakkan.

"Hehehe. Hmm. Sebelah sini HyuugaSan. Mulai hari ini aku yang akan menemanimu. Jadi kalau ada pertanyaan tanya padaku ya." Tidak ada respon.

"Mungkin aku belum terlalu lama menjadi relawan tapi kau bisa mengandalkan ku." Tetap tidak ada respon. Sepertinya Hyuuga satu ini pendiam atau bisa jadi dia grogi. Iya itu pasti sebab kenapa dia diam. Yup Naruto akan membantu agar gadis disebelahnya ini merasa diterima. Yosh, semangat.

"Hmm, HyuugaSan rambutmu bagus ya. Pasti pernah dapat tawaran iklan shampoo ya..." Iya Naruto begitu. Gadis paling suka kalau dikasih pujian. Lanjutkan.

"Dan juga kau pasti suka olahraga. Tinggi badanmu jauh melebihi aku." Tapi Hyuuga langsung berhenti.

'Gadis paling suka dibilang imut atau cantik. Bukan tinggi.' Rutuk Naruto dalam hati.

"NarutoKun, benarkan itu namamu?"

"Iya." Jawab Naruto, terdengar agak tersedak seperti ketakutan.

"Panggil aku Neji." Dan lalu melanjutkan perjalanan mereka.

"Oh iya satu lagi. Aku laki-laki."

Seketika itu juga Naruto diam mematung. Tidak percaya kalau sosok disampingnya ini bukan seorang gadis. Padahal dilihat dari sisi manapun orang juga akan berkata kalau Neji Hyuuga sosok yang cantik. Sirna sudah harapan Naruto untuk bertemu peri cantik yang akan dia kenalkan pada ayahnya.

________________________________

Banyak terimakasih. Yang ngasih tau letak kesalahan kita.
Yang klo dibaca ulang ternyata banyak kesalahan.

Kita masih butuh banyak masukan dan kritik. So feel free to write anything...

Bahkan beberapa kata pun udah bikin kita tersenyum memalukan, yeah that us...

Have a nice day everyone

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tulip HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang