Pagi ini terasa begitu sepi bagi Taehyung yang sedang menunggu kepulangan Jimin. Saat terbangun tadi, Jungkook mengatakan jika sang kakak sedang pergi keluar rumah dan akan kembali pukul delapan. Namun hingga jam dinding menunjukkan angka sepuluh pun, sosok yang ditunggu belum juga pulang.
Taehyung menghela napas pasrah, ia berjalan menuju sebuah ruangan yang selama beberapa hari ini belum pernah ia masuki. Tempat itu lebih kecil dari semua ruangan yang ada di rumah sederhana tersebut.
Penasaran, Taehyung masuk ke dalam sana, dan cukup terkejut melihat ada tiga rak dengan ukuran yang lumayan besar berisi berbagai macam buku, lengkap dengan sebuah meja kecil juga kursi di salah satu sudutnya.
Cukup tidak menyangka jika di rumah sederhana seperti ini terdapat perpustakaan kecil. Lagi pula, siapa di antara Jimin dan Jungkook yang memiliki hobi membaca?
Salah satu buku tebal diraih, menampakkan judul sebuah novel yang belum pernah Taehyung lihat sebelum ini. Baru saja akan membuka halaman pertama, suara teriakan yang sudah dikenalnya terdengar,
"TAETAE!"
Taehyung kembali menghela napas, merasa beruntung tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Bisa mati muda ia jika Jimin selalu memanggil begitu.
Pintu ruangan kecil tersebut kembali dibuka, menampakkan sosok mungil yang tengah melihat ke sana kemari mencari keberadaan dirinya.
"Di sini." ia bisa melihat Jimin menoleh cepat, dan menyunggingkan senyum manisnya.
"Tae~ lihat Jimin bawa apa!" sebuah kantong plastik disodorkan, Taehyung melongok ke dalamnya karena penasaran.
"Ubi?" raut wajah Taehyung berubah menjadi heran saat melihat apa yang ada di dalam kantong tersebut. Hanya ubi, mengapa Jimin terlihat begitu antusias?
"Benar! Tadi Jimin membantu Jung-ahjussi, dan sebagai gantinya diberi ini. Nanti kita rebus, setelah itu dimakan bersama ya?" kantong itu ditaruh ke meja yang ada di ruang tengah.
Taehyung mengikuti Jimin yang kini berjalan ke arah dapur, mengira akan segera merebus ubi, nyatanya pemuda itu hanya meminum segelas air putih.
"Ahh, segar." ucapnya setelah meneguk habis air tersebut, beberapa menit setelahnya ia menepuk kening cukup keras, membuat Taehyung terheran.
"Jimin lupa! Taetae sudah sarapan?" tanyanya dengan raut wajah cemas, baru ingat jika pagi tadi ia memang belum menyiapkan sarapan.
Anggukan pelan diberi sebagai jawaban, sebelum Taehyung duduk di salah satu kursi dekat meja makan, "kita tidak merebus ubinya sekarang?"
"Tunggu Kookie. Dimakan bersama-sama lebih enak. Sambil menonton televisi nanti." mata Jimin berbinar kala mengucapkan keinginannya tersebut. Ia senang karena beberapa hari yang lalu, mereka memutuskan untuk membeli TV atas keinginan Taehyung. Untuk sarana hiburan, katanya. Maka Jungkook memesan satu yang sederhana dengan uang milik pemuda Kim yang masih ia simpan.
Sebenarnya Taehyung heran, mengapa Jimin seringkali terlihat bahagia hanya karena hal-hal sederhana? Seakan pemuda itu memang tidak memiliki beban sedikit pun dalam hidupnya. Ia jadi iri.
"Omong-omong, aku baru tahu di rumah ini ada perpustakaan kecil." sahut Taehyung saat mengingat ruangan yang ia kunjungi tadi.
"Itu punya Yoongi-hyung. Hyung yang mengisi ruangannya dengan buku-buku karena Jimin suka membaca." jawabnya setelah ikut duduk di kursi kosong sebelah Taehyung.
"Ah begitu."
Keheningan melanda keduanya, Jimin terlihat lelah hingga tidak banyak mengoceh seperti biasa. Pemuda yang setiap hari selalu cerewet itu kini bersandar pada punggung kursi sembari memejamkan mata.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wild Flower [VMin]
FanfictionBagi Taehyung, Jimin adalah perlambangan bunga. Sosok yang mengajarkannya arti sebuah kehidupan. --- ⚠Bxb⚠, romance, family, angst, AU, sad story, depression. a kth x pjm fanfiction Slight; Kookga, NamJin. And other pairs. Start : 11/05/2018 End :...