Dua

2K 310 78
                                    

Di umur 7 tahun, Taehyung sadar ia berbeda dari anak-anak yang lain. Jika mereka bisa saling bercanda, menjahili satu sama lain, bermain bola, kelereng, ataupun permainan lainnya, Taehyung hanya bisa menatap iri dari jauh. Terlalu takut untuk mendekati mereka. Bahkan di sekolah pun ia tidak mempunyai teman. Saat ditanya oleh Sooji sang pengasuh, jawaban yang sama selalu terlontar.

"Tidak noona, nanti Tae ditinggal."

Sooji mengerutkan kening tidak mengerti dengan maksud dari tuannya tersebut. Terlahir dari keluarga terpandang di mana sang ayah adalah salah satu orang berpengaruh di Korea dengan berpuluh perusahaan berada dalam kuasanya, belum lagi ibu yang seorang pengacara terpandang. Pasti banyak yang akan menerima Taehyung untuk berteman.

Dengan pemikiran seperti itu, Sooji menuntun Taehyung perlahan menghampiri sekelompok anak sebayanya yang asyik bermain di taman, meminta mereka semua untuk mengikut sertakan sang tuan muda. Dan dugaannya benar, beberapa menit berjuang mengenalkan diri masing-masing, ketujuh anak itu akhirnya bermain bersama.

Taehyung terlihat sangat senang, rasa takut hilang saat sapaan ramah dari masing-masing anak dilontarkan padanya, terutama Hoseok yang setahun lebih tua darinya bahkan langsung men-cap Taehyung sebagai adik. Membuat senyum merekah di wajah Sooji, jarang sekali bisa melihat tuan mudanya terlihat bahagia seperti itu.

.

Umur 9 tahun, Taehyung hanya bisa menurut saat kebebasannya direnggut secara paksa.

"Appa! Mengapa melakukan hal seperti ini?! Taehyung tidak gila!" itu Namjoon, kakak yang lebih tua dua tahun dari sang adik, baru pulang ke Korea setelah menetap di Los Angeles selama 4 tahun terakhir.

"Kau dengar perkataan psikiater tadi kan, Namjoon? Anak itu terkena gangguan mental." Dongwook membentak Namjoon yang terus-menerus merecokinya saat sedang mengecek pekerjaan di rumah.

"Tapi itu bukan berarti ia gila, appa. Taehyung normal, jangan dikurung seperti ini." Namjoon tidak ingin menyerah.

"Lalu kau mau membiarkannya berada di luar dan melukai anak lain seperti kemarin itu? Jangan lupa jika ibumu adalah adik sepupu dari orang nomor satu di negara kita, Namjoon-ah. Jangan biarkan kekurangan adikmu membuat kita terlihat gagal mendidiknya, bisa hancur reputasi kami."

Namjoon tidak bisa membalas lagi, baru lima hari kepulangannya, ia harus dikagetkan dengan berita jika Taehyung mendorong salah satu temannya hingga hampir tertabrak mobil jika saja tidak ada Sooji yang sampai terluka demi menyelamatkan anak tersebut.

Bukan disengaja, Taehyung merasa kesal sejak pagi. Ia kesepian karena Namjoon bertemu dengan teman-temannya. Di saat salah satu temannya itu meledek dan berkata akan menjauhi Taehyung, ia langsung meledak marah. Kejadian saling mendorong tidak bisa terelakkan.

Itu bukan sepenuhnya kesalahan Taehyung, bahkan anak itu pun terkena cakaran dari temannya tersebut. Namun sang ayah merasa ada yang aneh dengan anak bungsunya itu segera membawa Taehyung ke psikiater untuk konsultasi.

Benar saja, Taehyung mengalami salah satu mental disorder. Dan membuat Dongwook mengeluarkannya dari sekolah untuk mengambil homeschooling, tidak boleh keluar rumah tanpa seizinnya, dan masih banyak lagi aturan yang lain.

Padahal psikiater yang menangani Taehyung berkata jika anak itu hanya butuh perlakuan khusus dan perhatian lebih, juga beberapa terapi untuk menyembuhkannya, bukan mengisolasi sang adik seperti ini. Namjoon sampai mengira ayahnya yang sudah gila.

Lebih gila lagi ibunya, karena saat mendengar seluruh cerita Sooji, In Na malah memarahi Taehyung dan membenarkan semua keputusan Dongwook untuk mengurung Taehyung, berlagak seperti mereka tidak punya anak kedua. Hanya demi melindungi citra keluarga.

Wild Flower [VMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang