15 this night

15 4 0
                                    

"Eun ji-aa, kau melamun lagi?" Tanya Jimin menyadarkan Eun ji dari lamunannya yang ke seribu satu kalinya.

Eun ji tersentak dan buru-buru menoleh, di sebelahnya ada Jimin yang menatapnya khawatir, "apa?? Tidak, aku tidak melamun." Sanggah Eun ji sembari tersenyum tipis pada Jimin.

Berdua kini mereka sedang duduk di taman, setelah kejadian dimana ada wanita yang mengaku pacar Taehyung, tentu Eun ji terkejut, namun Taehyung malah pergi membawa gadis itu tanpa memberi penjelasan, hampir saja Eun ji menangis jika Jimin tidak membawanya keluar ke taman. Namun di taman ini Eun ji bukannya tenang malah melamun, Jimin dibuat khawatir dengannya.

"Eun ji-aa tumpahkanlah segala keluh kesahmu padaku bila itu bisa membuatmu tenang," ujar Jimin lembut sambil mengelus kepala Eun ji.

Mungkin awalnya Eun ji ragu namun setelah ditatapnya mata teduh Jimin ia berpikir, memangnya apa yang salah dengan curhat kepada Jimin? pikirnya,
"Jimin-aa apa menurutmu Taehyung benar-benar sayang padaku? Dan jika ia sayang padaku kenapa ia meninggalkanku ketika aku bingung dengan apa yang terjadi? Jujur, tadi aku sempat membencinya. Aku merasa di bodohi, karena waktu itu ia bilang bahwa ia datang ke Seoul mencariku dan kini pacarnya ikut ke Seoul mencarinya? Sebenarnya aku pacarnya atau bukan sih?"

Jimin tersenyum sebelum menjawab, "kurasa Taehyung sangaaaat menyayangimu dan alasan kenapa ia pergi tanpa memberi penjelasan, kupikir mungkin ia tak mau kau terlalu lama salah paham dan ia ingin menyelesaikan sumber kesalahpahaman itu secepat mungkin. Jangan merasa di bodohi, karena dengan datangnya Taehyung ke Seoul saja menunjukan bahwa ia benar-benar berjuang menemukanmu, dan yang perlu kau lakukan adalah menunggu Taehyung datang kembali padamu dan bilang bahwa semua adalah kesalahpahaman," jawab Jimin di sertai senyum yang tak pernah luntur dari wajahnya, kalian boleh bilang jimin munafiklah atau jimin pendustalah namun selagi ia menjawab pertanyaan Eun ji hatinya terasa sakit. Tapi Jimin tak menyesal karena setelah ia menjawab, Eun ji langsung tersenyum cerah.

"Benarkah itu Jimin? Berati aku tinggal menunggu Taehyung dan semuanya akan baik-baik saja?" tanya Eun ji dan di balas senyum dan anggukan dari Jimin "Terima kasih Jimin, kupikir kau cocok menjadi dokter."

"Kenapa? Apakah karena dokter itu ganteng?" Goda Jimin.

"Bukan, karena dokter itu sering memberi kalimat-kalimat yang membuat pasiennya tenang" jawab Eun ji seakan tak mengindahkan godaan Jimin.

"Kalau begitu nanti aku akan menjadi dokter dan membuat rumah sakit sendiri dan pasiennya hanya satu yaitu kau."

"Tidak, aku yang akan menjadi susternya."

"Lalu pasiennya siapa?"

"Mungkin Jaebum dan Hyeri."

"Kau ini ada-ada saja," kata Jimin sambil tertawa.

Dan sore itu di lewati Eun ji dan Jimin dengan bercakap dan bercanda ria, jimin bahagia, ia bisa membuat Eun ji tertawa lagi.

***

Eun ji menatap smartphone-nya berkali-kali dengan harap-harap cemas, hingga kini belum ada satupun pesan masuk dari Taehyung. Taehyung yang tidak ada kabar seperti inilah yang selalu saja membuat Eun ji cemas bukan main, masalah tadi sore? Itu urusan belakangan. Seperti kata Jimin, ia hanya harus menunggu dan ternyata menunggu itu sangat tidak menyenangkan dan siapa yang bilang menunggu itu menyenangkan? Bahkan Eun ji masih terjaga di jam 11 malam hanya untuk menunggu pesan dari Taehyung. Apa Taehyung sudah tidur ya? Atau mungkin handphone Taehyung mati dan ia sedang berada di luar? Tapi pergi kemana pada tengah malam? Astaga! Eun Ji baru saja berpikiran yang tidak-tidak tentang Taehyung. Eun ji pusing sendiri jadinya, namun akhirnya ia ketiduran ketika lewat tengah malam dengan ponsel yang masih setia di tangannya.

Menyedihkan.

***

Pagi harinya Eun ji memutuskan untuk masuk sekolah walau keadaanya belum sembuh total. Eun ji dengan kaki jenjangnya berjalan cepat di lorong sekolah, sesekali ia berlari kecil, ia sangat tidak sabar untuk sampai kelasnya dan bertemu Taehyung lalu meminta penjelasan.

"Pagi Eun ji," sapa Jimin dengan senyum khas miliknya.

"Pagi juga Jimin." Balas Eun ji dengan seulas senyum tipis sambil lalu masuk ke kelas.

Jimin hanya mengerutkan dahinya ketika ia melihat Eun ji membalas salamnya seperti itu, mengapa ia seperti terburu-buru? Pikir Jimin, namun akhirnya ia hanya mengedikan bahu lalu masuk ke kelasnya. Di lain tempat kini Eun ji pun mengerutkan keningnya melihat bahwa Taehyung yang biasanya datang cepat kini malah belum masuk, jadi ia hanya menghela nafas pasrah lalu duduk di bangkunya. Bahkan sampai Jung seonsaengnim datang Taehyung belum masuk.

Kemana perginya Taehyung?

"Anak-anak silahkan buka buku matematika kalian dan tolong jangan berisik saat saya menjelaskan" ucap Jung seongsaenim sambil melirik murid-murid dengan saksama.

Eun ji terlalu pusing untuk belajar tapi apa boleh buat jika guru killer sedang mengajar.

***

Siang pasti bertemu malam bukan? Tapi apakah mungkin rindu mempertemukan seseorang dengan orang yang dia rindu begitu saja. Eun ji rindu kepada Taehyung, tapi apakah mungkin rindu dapat mempertemukannya dengan Taehyung? jika mungkin rindu dapat mempertemukannya dengan Taehyung mungkin dari dulu dia akan merindu. Detik ini Eun ji penasaran mengapa semua tak berjalan sesuai dengan yang diharapkan? Ia berharap Taehyung saat ini akan meneleponnya dan bilang bahwa yang terjadi kemarin sore adalah kesalahpahaman dan mungkin ia akan memaafkannya dengan begitu saja, apa boleh buat? Eun ji terlalu mencintai Taehyung. Tapi apa Eun ji benar-benar cinta kepada Taehyung, atau mungkin apa Taehyung benar-benar mencintai Taehyung? Percaya atau tidak, kini Eun ji benar-benar bingung dan bimbang pada perasaannya sendiri. Kini di temani sinar bulan yang redup tertutup awan dan bintang, eun ji sedang mempertanyakan perasaannya yang sebenarnya kepada hatinya sendiri melewati untaian kata yang ia tulis di atas buku catatan matematikanya. ya, konyol emang, tapi apa pedulinya? Ia hanya mengambil sembarang buku yang ada di sekitarnya kok, dan buku matetikalah yang  beruntung karena berada disisi kirinya. Kebetulan tadi ia sedang belajar matematika.

Hey hatiku
Jangan terlalu cepat layu
Karena aku masih bisa menunggu
Kutunggu sang pujahan hati memberi tahu
Apa dia sudah lelah padaku
Atau mungkin ingin mundur dariku
Hey hatiku
Aku tahu cinta ini semu
Namun aku masih ingin menunggu
Menunggu dewi aphrodite  tersenyum padaku
Siapa tahu
Setelah itu cintaku takkan pergi lagi dariku.
Hey hatiku
Mungkin dirinya perlu waktu
Untuk mengungkap semua yang ada di ulu
Berilah ia sedikit waktu
Untuk bisa katakan cinta padaku
Hey hatiku
Percayalah padaku
Sebentar lagi ia akan kembali ke sisiku.
Dengan seuntai senyum
Dan alasan yang kutunggu
Dan mungkin kata 'i love you'

"Permisi" eun ji tersentak dari lamunannya, lalu ia mencari si empu yang mengganggunya.

"Ada apa ahjumma?" Oh, ternyata asisten rumah tangganya yang tadi bersuara.

"Maaf nona, ada tem nona bertamu"

"Siapa?"

"Katanya namanya Kim Taehyung" mendengar jawaban wanita paruh baya itu Eun ji sontak melompat dari kursi yang selama hampir satu setengah jam ini ia duduki.

"Dimana ia sekarang?"

"Di ruang tamu nona, bersama seorang wanita bernama park Eun ju"

Deg!! and then this night now looks darker than usual.

___________________TBC_______________

Sorry atas keterlambatan updatenya ya 😁 but please vomment  😊😊

Be Mine [Bts ff]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang