Di mana Husna ?

66 3 0
                                    

Di Mana Husna ?

Aliya POV

Aku Aliya Hafeeza. Panggil saja Aliya. Umur 15 tahun bulan depan aku sudah berumur 16 tahun. Saat ini aku sedang bersiap-siap menuju sekolah. Sekolah baru tepatnya. Jangan tanya mengapa. Aku pindahan dari Bandung. Yap, penampilanku sekarang sudah membuatku puas dan saatnya menyapa dunia.

"Pagi Pa. Pagi Ma." Sapaku

"Pagi." Jawab Papa dan Mama bersamaan. Ini Kedua orangtuaku Papaku seorang dokter. Papa dipindah tugaskan ke Jakarta jadi aku dan Mama juga ikut pindah. Mamaku dulunya seorang guru. Berbakat juga dalam bidang tulis-menulis. Namun, sejak beberapa tahun yang lalu ia berhenti dan fokus jadi ibu rumah tangga.

"Paaaggiiii Semuaaaa" Ya ampun ini suara cempreng abiss. jangan kira ini suara aku. Hm,keterlaluan kalau bilang iya. Ini suara seorang Ayra Zahra. Yahh, ini adalah adikku usianya 11 tahun. 2 bulan yang lalu ulangtahunnya.

"Issshhh Ara ribut banget sih. Kayak tinggal di gua aja teriak-teriak." omelku yang kusadari kalau itu adalah hal yang ga jelas.

"Apaan sih ? Ga jelas banget. weee." Heeee dasar nih adik,,, main julurin lidah segala. kalau ngga ada papa huuu dah merah tuh kuping.

"Sudah sudah ngga baik ribut di depan makanan. Cepat sarapan nanti telat !" Untung mama melerai kalau ngga mungkin kami ngga akan ke sekolah cuma karena berdebat.

Aku hanya memilih memakan roti dengan selai kacang. Suasana mendadak hening dan aku rasa ini beneran kayak tinggal di gua. Dan untuk menghidupkan kembali suasana, pertanyaan yang terpendam selama beberapa tahun ini pun akhirnya ingin kutanyakan pada Papa dan juga Mama.

"Pa Ma Aliya mau nanya nih, boleh ?" tanyaku basa-basi

"Tanya aja langsung pake minta izin segala" papaku berujar santai.

"Tapi janji yahh harus dijawab jujur." ucapku yang membuat papa menutup korannya.

" Iya Papa janji." ucap papa dengan senyum tipisnya.

"kenapa Husna ngga tinggal bareng kita ? Ara juga belum pernah liat Husna. Husna juga belum pernah lihat ara. Husna jadi ngga dianggap di keluarga kita. memang sampai kapan sih Pa, Ma, Husna di Singapore ? Kalau alasannya karena sekolah, disini kan juga ada sekolah, sekolah disini juga ngga kalah hebat kok sama sekolah disana."

Bukannya dijawab malah keadaan tambah hening. Ara berhenti mengunyah mendengar ucapanku. Senyum yang tadi Papa tampakkan menjadi kaku setelah mendengar ucapanku. Ini yang membuatku heran. Mengapa jika berbicara tentang Husna semua akan bungkam. Kalau Ayra yah itu karena ia belum kenal Husna. Hanya tau nama saja dan foto Husna sewaktu berumur 5 tahun. Tapi Papa, Mama ? mereka seharusnya beri penjelasan. Seolah-olah Husna diasingkan dari keluarga.

"Aliya kenapa tiba-tiba tanya tentang Husna ?" mamaku bertanya. mungkin mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Masalahnya Ma ini udah lama Aliya pendam. Baru terwujud pas kita disini. Ngga tau kenapa Aliya semangat banget cari tau tentang Husna di kota ini. Padahal kan Husna ngga ada di sini. Pokoknya Aliya udah mau ketemu sama Husna. Bulan depan Ultah kami, dan Aliya pengen banget ketemu sama Husna."

"Aliya." Papa memanggilku

"...." aku menoleh.

"Sabar yah. Papa usahakan kamu bertemu Husna secepatnya."

"Yah tapi kapan ?" Aku sudah mulai jenuh dengan ini semua. Aku cuma mau kalau keluargaku kumpul semua. Apa susahnya sih ?

"Yang pasti dalam waktu dekat. Tapi kalau bulan depan ngga bisa."

La Tahzan ( Husna )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang