Misi Pencarian Husna
Bagas berjalan di koridor sekolah dengan lesu. Beberapa orang bertanya-tanya, 'Ada apa dengan si biang kerok sekolah ? Mengapa ia seolah kehilangan nyawanya ?'. saat hendak masuk ke dalam kelas ia bertabrakan dengan Aliya yang ingin keluar. Dan, yang membuat Aliya heran adalah Bagas yang benar-benar bagaikan mayat hidup.
"Gas." Panggil Aliya ragu.
"Hm." Gumam Bagas menatap Aliya sendu.
"Kenapa ? Kok, lesu gitu."
"Gak apa-apa kok Al. Cuma ada masalah dikit." Jawab Bagas tersenyum kecil.
"Terkadang yang dikit itu bikin sakit. Contohnya narkoba."
"Hn, bisa aja lo, Al." Bagas tertawa kecil menanggapi ocehan Aliya. Ia berniat masuk ke kelas untuk menyimpan tasnya. Namun, Aliya kembali menahannya.
"Gas." Aliya menahan tangan Bagas. Bagas menatapnya heran.
"Bantu aku." Pinta Aliya.
"Bantu apa ?" Bagas mengernyitkan dahi heran.
"Cari Husna." Permintaan Aliya membuatnya membelalakkan mata.
"Mak...maksud lo ? Apa ?" Bagas tak mengerti apa yang dikatakan Aliya.
"Please, bantu aku cari Husna. Sudah 10 tahun aku gak ketemu sama dia. Kalau bukan karena foto-foto masa kecil kami. Mungkin, aku udah lupa kalau punya saudara." Jelas Aliya.
"Jadi, lo gak tau di mana Husna ?" Tanya Bagas dibalas gelengan oleh Aliya.
"Setahuku Husna ada di Singapura. Itu yang Mama sama Papa bilang."
"Singapura ? Hn, jelas-jelas dia sekolah disini dulunya. Gak ada yang gak tau Husna. Semua orang tau Husna."
"Gas, Please, bantuin aku yah ?"
"Tenang aja. Bentar lagi kita ketemu Husna."
Dan sejak saat itu, misi pencarian Husna dimulai.
Mufia trus berlari, pokoknya berlari menghindari Nadin dan Bagas yang ingin memata-matainya dan Aya. Langkahnya terhenti saat ia sampai di atap sekolah. Ia tersenyum manis, senyum yang sudah lama tak ia tampakkan. Ia tak menyangka ternyata di sini sangat indah dengan udara pagi yang sejuk. Pantasan saja Aldo suka kemari, pikirnya. Sedetik kemudian ia mengenyahkan pikirannya tentang pemuda itu. Mengapa tiba-tiba pemuda itu yang ada di pikirannya.
Mufia memejamkan matanya, merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara pagi.
"Sejak kapan seorang Arsyila Mufia suka kemari." Senyum Mufia perlahan pudar, saat mendengar suara yang terdengar familiar tersebut.
"Sejuk kan, di sini ?" tanya Aldo dengan senyum manisnya.
"Maaf. Aku ganggu." Ucap Mufia dan membalikkan badannya.
"Mufia." Tahan Aldo dengan menarik tangan Mufia.
"Lepas." Mufia melepaskan tangannya dari Aldo dengan sekali hentak.
"Mufia, please, dengerin aku dulu." Pinta Aldo.
"Mau apa ? Mau bohong lagi ? Iya ? Gara-gara taruhan bodoh kalian Husna hilang gak tau ke mana."
"Mufia, kamu salah paham."
"Please, jangan ganggu aku, Do. Aku capek."
"Mufia, gue nyesel." Sesal Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Tahzan ( Husna )
Novela JuvenilLa Tahzan...... Menceritakan tentang Husna dan Aliya, kakak beradik yang harus terpisah karena sebuah alasan. Namun, disaat mereka kembali dipertemukan. Sang kakak, Husna, telah mengalami trauma yang membuatnya semakin jauh dari keluarga. Dan, B...