Husna buka Jilbab ???
Suasana riuh dalam ruangan kelas X IPS 1 benar-benar kayak pasar. Bikin kepala yang sakit serasa mau pecah. Ada sekelompok cowok yang main game yang lagi booming itu *Mobile legend*, Ada sekelompok cewek yang lagi ngerumpi pagi-pagi sebagai bahan sarapan mereka. Ada juga sekelompok cewek yang lagi dandan kayak mau ke kondangan. Entah ini masih dibilang kelas. Suasana yang kayak pasar itu bagaikan kuburan saat salah satu guru killer masuk kelas bersama Aliya. Guru mata pelajaran Matematika.
"Selamat pagi anak-anak." Sapa Guru Killer yang diketahui bernama Bu Nur itu.
"Pagi, Bu."
"Hari ini kita kedatangan teman baru. Pindahan dari Bandung. Aliya silahkan perkenalkan diri."
"Mm, Saya Aliya Hafeeza pindahan dari SMAN 5 Bandung. Salam kenal semua." Perkenalan yang singkat memang. Aliya merasa ada yang beda dari tatapan sekelasnya ini. Tatapan seolah tak menyangka atau apalah. Aliya tak terlalu paham. Yang pasti ia mendengar bisik-bisik dari dua orang siswi.
"Ya Ampun Husna buka jilbab, gw yang malu liatnya."
"Issh, namanya Aliya, ngga denger apa ?"
"Iya gw tau tapi ini mirip banget sama Husna bedanya cuma ini ngga pake jilbab."
"ooh, Husna. Husna yang di-PHP-in sama Bagas kan ? iya iya gw inget. Ya ampun Husna."
"Aliya silahkan duduk dibangku yang kosong di sana." Tunjuk Bu Nur ke bangku sebelah Mufia. Lamunannya terhenti saat mendengar suara Bu Nur.
Aliya duduk di samping Mufia dan tersenyum.
"Untung kita sebangku, Fi." Sekedar Info Mufia ini biasa juga dipanggil Fifi.
"Hm." Mufia hanya membalas dengan senyuman.
Di bangku belakang 2 orang pemuda sibuk dengan dunianya sampai tak sadar kalo Bu Nur melihat ke arah mereka dari tadi.
"Ya ampun, Do. De JaVu, Husna kembali."
"Itu bukan Husna.Itu Aliya. Lo denger kan tadi ?"
"Tapi, itu mirip banget sama Husna."
"Itu kembarnya kali. Secara nama mereka hampir sama."
"Do, bantuin gw deket ama tuh cewek."
"woyy Bagas Pratama. sadar lo. masalah lo sama Husna aja belum kelar. Gw juga ikut-ikutan kena masalah sama Mufia."
"yaelah aldo. panas amat, lagi PMS yah ?" gurau bagas yang tak sadar Bu Nur memicingkan pandangan ke arahnya.
"Kenapa sih Mufia cuek banget. Padahal kalo senyum manis pake banget."
"Trus aja tuh harapin Mufia. Mufia bahkan ngga pernah anggap lo ada." Ejek Bagas pada Aldo sahabatnya.
"Diem lo." Sembur Aldo
"Aldo. Tahan gw, Do. Kalau ngga bakalan gw samperin tuh cewek." ucap Bagas bertopang dagu sambil senyum-senyum gaje.
Tiba-tiba pundak Bagas ditahan seseorang dari belakang.
"Meganginnya ngga usah kenceng gitu, Do. Orang lagi bercanda juga." Ucap Bagas.
"Gas, bukan gw." Ucap Bagas dengan nada agak bergetar.
"Trus kalo bukan elo si...a...pa,,, Ibu,,,hehe ngapain disini Bu ?" Bagas serasa kena prank. Satu kelas menahan tawa melihat ekspresi Bagas.
"Lagi nahan kamu, supaya ngga macam-macam." Jawab Bu Nur dengan senyum manisnya namun terlihat mengerikan dimata Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
La Tahzan ( Husna )
Teen FictionLa Tahzan...... Menceritakan tentang Husna dan Aliya, kakak beradik yang harus terpisah karena sebuah alasan. Namun, disaat mereka kembali dipertemukan. Sang kakak, Husna, telah mengalami trauma yang membuatnya semakin jauh dari keluarga. Dan, B...